18.. D.E.N.N.I.S II

39.3K 1.5K 4
                                    

Joe's POV

Pagi ini aku dan yang lainnya sudah berada di ruang ganti untuk persiapan semi final. Sebenarnya aku masih khawatir Abby akan bertemu lagi dengan Dennis itu. Tentu saja aku percaya dengan Abby, tapi ego ku yang tidak suka ada cowok lain didekatnya.

Tapi hanya demi Abby, aku akan menahan sedikit egoku. Setidaknya Abby sudah berjanji hanya Dennis saja yang akan mendapatkan gelar sebagai teman Abby, dan tidak akan ada lagi teman-teman lainnya. Bisa stres aku, kalau terlalu banyak cowok disekitarnya.

---
Pertandingan semi final sudah berakhir dan kami masuk ke babak final. Permainan kami cukup bagus, aku rasa tidak mustahil untuk maju sebagai pemenang.

Saat break kami kembali ke ruang ganti, dan disana ternyata sudah ada Abby dan Laura menunggu.

"Hai, capek?" tanya Abby sambil memberikan botol minum padaku.

Aku hanya menggeleng, bukannya mengambil botol minum dari tangannya, aku malah meraih dan memeluknya erat. Huh... Begini saja capeknya sudah hilang.

"Joe,, kamu keringetan!" pekiknya kesal.

Aku terkekeh sambil melepaskan pelukanku dan mengambil botol dari tangannya.

Tanpa Abby sadari, banyak anak basket lainnya yang memperhatikan kedekatan kami. Biar saja mereka tahu kalau Abby hanya milikku. Mungkin besok gosip tentang kami sudah menyebar di sekolah.

Sebenarnya aku dan Abby tidak mau menutupi hubungan kami, tapi juga tidak mempublishnya demi kenyamanan Abby. Jadi biar saja mereka mengetahui dengan sendirinya.

Aku menarik tangan Abby agar duduk disebelahku.

"Final nanti, mungkin kita akan melawan tim Dennis" kataku memancing, aku ingin tau reaksinya.

"Kamu harus menang kalau lawan dia. Bisa-bisa dia mentertawaiku, kalau tau pacarku kalah darinya." jawabnya sambil menyenderkan kepalanya di lenganku.

Hmm.. Sepertinya dulu mereka benar-benar dekat.
Arghhh.. Aku ngga suka!!

"Aku dikasih hadiah apa kalau menang?"

"Hmmm.. Oh.. Aku tau, kencan sehari bersama Abbyyyy..." jawabnya senang

Aku terkekeh melihat tingkah manisnya.

"Kita kan sering kencan"

"Aku pengen kencan yang biasa Joe. Main ke mall, nonton film, makan di cafe. Pokoknya yang kayak anak biasa. Selama ini kalau sama kamu kencannya high class terus" keluhnya

Ini anak emang aneh, kalau cewek lain bakal seneng diajak kencan yang mahal, dia malah pengen kencan yang biasa aja. Tapi karena keanehannya ini juga sih yang bikin aku jatuh cinta.

"Deal??" tanyanya membuyarkan pemikiranku

"ngga deal!"

"Kok gitu??"

"Hadiahnya kurang, aku mau ditambah kiss juga" bisikku

"Perv!!"

"Pokoknya kamu harus menang" perintahnya sambil mengecup pipiku, lalu mengajak Laura keluar dari ruang ganti.

Yuhu.. Makin semangat deh. Sebenernya ngga perlu hadiahpun, aku juga harus menang. Mana mau aku kalah dari si Dennis itu. Sudah cukup aku membiarkan Abby berteman dengannya.

-----
Pertandingan final benar-benar intens, bahkan kami masih seri hingga di quarter terakhir. Untung saja aku masih sempat memasukkan point di menit terakhir perpanjangan waktu.

Aku melihat Abby dan Laura sudah menunggu dipinggir lapangan, saat kami berniat kembali keruang ganti. Baru akan menghampiri Abby, si Dennis itu sudah lebih dulu berada disana. Damn!! kenapa Abby harus tersenyum semanis itu sih didepannya.

THE ACE of SPADE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang