Kim Tae Hyung terbangun dari tidur dengan rasa pening yang merambat di kepala. Ia mendesis, berusaha membuka mata ketika cahaya matahari mulai menyusup melalui jendela. Tae Hyung tidak tahu bagaimana ia bisa terbangun di kamarnya. Ia cuma ingat Nam Joon memanggil namanya berulang kali dan berusaha membawanya masuk ke dalam mobil semalam.
Tae Hyung membaringkan badan ke samping, mencoba mengingat-ingat lagi. Ia ingat menenggak beberapa gelas alkohol di House of Cards. Ia juga ingat membaca komentar menjijikan yang ditinggalkan orang-orang di video Yo Ra dan Jung Kook. Dan ia ingat mencium Yo Ra lagi tadi malam. Tae Hyung menggelengkan kepala. Tidak. Orang itu bukan Yo Ra. Orang yang ia cium semalam di House of Cards bukan Yo Ra. Lagi pula Yo Ra tidak mungkin tahu House of Cards, kan?
Tae Hyung mendesah, menyadari bahwa ia pasti mencumbu orang asing lagi. Dulu, ia suka mencumbu sembarang orang yang ada di club, atau sekadar menari bersama di lantai dansa. Sekarang, entah mengapa, mencium orang lain selain Yo Ra membuatnya merasa berdosa.
"Oppa!"
Tae Hyung mendengakkan kepala ketika Tae Ri memanggil namanya. Di depan pintu, Tae Ri datang dengan nampan berisi makanan.
"Selamat pagi, adikku sayang," balas Tae Hyung, tersenyum.
Tae Ri mendekati Tae Hyung dengan langkah gusar. "Jangan panggil aku sayang kalau kau masih pulang dalam keadaan mabuk!" Tae Ri meletakkan nampan berisi sup penghilang mabuk di nakas sebelah kasur. "Nih! Makan!"
"Yah, galak sekali, sih."
"Bangun! Sekolah! Kau mau terlambat?"
Tae Hyung beranjak dari posisinya, meletakkan kepala di sandaran kasur. "Aku tidak mabuk."
"Tidak mabuk, pantatmu!" Tae Ri menyibak selimut Tae Hyung kasar, membuat cowok itu melongo. "Nam Joon Oppa membawamu dengan keadaan teler, kau tahu? Lagi pula kau mengigau semalaman. Kau terus-terusan mencari Yo Ra Eonnie. Itu yang kau bilang tidak mabuk, hah?"
"Aku mencari Yo Ra?" Tae Hyung menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aku... tidak ingat."
"Baguslah! Karena kau kedengaran menyedihkan." Tae Ri melipat tangan di depan dada.
"Untung Appa belum ada di rumah. Kalau ada Appa, kau pasti babak belur. Kau ini benar-benar ya. Masih belum kapok, hah? Berapa kali harus kukatakan padamu kalau aku benci melihatmu mabuk? Aku kecewa padamu."
Tae Hyung mengerucutkan bibir, meraih tangan Tae Ri lembut. "Ri-yah, jangan marah-marah. Aku tidak akan melakukannya lagi. Maafkan Oppa, ya?"
"Molla!" sergah Tae Ri. "Makan supnya. Setelah itu mandi dan siap-siap. Haiz, kau bau alkohol!"
Tae Hyung tersenyum, mengambil sup dari atas nakas. "Gomawo."
Tae Ri mendengus sebal. "Awas ya kalau tidak dihabiskan."
"Iya," kata Tae Hyung sambil mengangguk. "Saranghae. Jinjja."
Tae Ri memutar bola mata ketika Tae Hyung tersenyum jahil, berharap ia akan luluh karena bersikap lucu. Tapi itu tidak akan berhasil. Untuk alasan apa pun, Tae Ri tidak bisa toleransi kalau Tae Hyung berurusan lagi dengan alkohol.
"Kalau kau pulang mabuk lagi, aku tidak akan segan membiarkanmu tidur di luar!" kata Tae Ri, lantas berjalan meninggalkan kamar Tae Hyung kesal.
*
Jeon Jung Kook mengamati layar komputer dengan serius, berusaha memahami kode-kode algoritma yang sama sekali tidak ia pahami. Di sampingnya, seorang hacker kepercayaan ayahnya sedang menggerakan mouse dengan cepat, lalu beberapa kali mengetikkan sesuatu di keyboard komputer.

KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA - When A Bad Boy Breaks My (Heart) Camera (DAILY UPDATE)
FanfictionMin Yo Ra mencari uang dengan menjadi fotografer rahasia yang mengumpulkan foto-foto skandal selebriti maupun orang-orang penting di Seoul. Valentine Day yang seharusnya menjadi hari spesial malah menjadi hari tersialnya ketika tanpa sengaja, ia mem...