(10) One Fine Day

12.4K 1.4K 32
                                    

"Kena kamu!" Seru Taeyong sambil memeluk Hyun Rim dari belakang.
"Lepasin gak?" Perintah Hyun Rim sambil memukuli tangan Taeyong yang melingkar di perutnya. Bukannya melepaskan, Taeyong justru mengeratkan pelukannya.
"Aku berhasil nangkap kamu nih, gimana? Udah siap kan?" goda Taeyong sambil mencium pipi Hyun Rim dari belakang. "Siap ngapain, ih!"

Taeyong memajukan bibirnya, kemudian melepaskan pelukannya. "Kamu gak kasian sama aku? Aku sudah tidak melakukannya selama setahun lebih, dan sekarang kamu masih mau membiarkan ku menahannya?" rengek Taeyong.
"Melakukan apa? Menahan apa?" tanya Hyun Rim dengan wajah polosnya.
Rahang Taeyong sukses jatuh kebawah. "Kamu gak paham?" Tanya Taeyong. Hyun Rim menggeleng pelan. "Astaga Hyun Rim, berapa sih umurmu? Kode begini saja kamu gak paham!" rajuk Taeyong.
"terserah, aku marah!" Kesal Taeyong, lalu berjalan meminggalkan Hyun Rim yang masih berdiri di taman belakang.

Hyun Rim sendiri hanya tertawa kecil di sana. "Bohong kalau aku sampai tidak paham, Lee Taeyong." Gumamnya.

Hyun Rim pun berjalan masuk, menghampiri Taeyong yang sedang menonton TV. Lalu, Hyun Rim memeluknya dari belakang. "Ibu tadi sudah masak, kamu gak sarapan dulu?" Tanya Hyun Rim. Taeyong menggeleng. "Tidak lapar" jawabnya singkat. "Sarapanlah dulu, hitung-hitung isi tenaga sebelum kamu bermain," ucap Hyun Rim lalu mengecup pelan pipi Taeyong dan pergi ke kamar meninggalkan Taeyong yang masih terdiam di sofa.

Senyum Taeyong tiba-tiba merekah.
"YESS!!" Taeyong meloncat dari sofa dengan wajah bahagianya. Lalu, Taeyong segera berlari ke arah meja makan.
Ia menatap berbagai makanan yang ada di meja makan. Makanan buatan ibunya yang sangat ia rindukan.

Taeyong duduk dimeja makan dan memakan sarapan nya dengan lahap. Setelah selesai makan, ia segera pergi ke kamar mandi untuk menyikat giginya.
Hyun Rim yang dari tadi bersembunyi di balik pintu terkekeh kecil melihat kelakuan Taeyong.

Hyun Rim pun keluar kamar, dan duduk di sofa ruang tengah. Ia mengganti saluran TV yang awalnya acara olah raga menjadi drama.
"Park Hyun Rim, tidak maksudku Lee Hyun Rim, kamu beneran udah siap kan?" Goda Taeyong yang kini sudah duduk disebelah Hyun Rim. Tangannya melingkar di pinggang Hyun Rim sambil menaruh dagunya di pundak Hyun Rim.

Hyun Rim tidak menjawab pertanyaan Taeyong. Ia masih fokus dengan drama yang ada didepannya.
"Jangan mengabaikanku!" bisik Taeyong.
Hyun Rim menolehkan kepalanya ke arah Taeyong.

Cup!

Hyun Rim mengecup singkat bibir Taeyong, lalu matanya kembali melihat TV. "nanti saja ya, sekarang drama lebih penting." Ucap Hyun Rim.

Taeyong sontak melepas pelukannya dan menjauhkan dirinya dari Hyun Rim "kamu mempermainkanku?!"

Mata Hyun Rim masih tetap terfokus pada TV. "Ah, terserah lah! Aku mau tidur lagi saja!" Rajuk Taeyong.
Baru saja ia berdiri dan hendak meninggalkan Hyun Rim, tapi Hyun Rim terlebih dahulu menarik tangan Taeyong yang membuat Taeyong terjatuh di tempatnya semula. Buru-buru Hyun Rim memeluk Taeyong dari samping.

"disini saja, temani aku." Rengek Hyun Rim. Sedangkan Taeyong hanya menjawabnya dengan dengusan pelan. "Kamu jangan marah," ucapnya dengan nada manja. Lagi-lagi Taeyong memajukan bibirnya.
"Taeyong, lihat aku sebentar." pinta Hyun Rim. Taeyong masih ditempatnya, enggan menuruti permintaan Hyun Rim. "Ih, Taeyong. Sebentar saja!" lanjutnya dengan nada yang sedikit ditinggikan. Akhirnya, mau tidak mau Taeyong memalingkan wajahnya menghadap Hyun Rim.

Chup!

Hyun Rim tiba-tiba saja mencium bibir tipis milik Taeyong. Kali ini bukan ciuman singkat, Hyun Rim menempelkan bibirnya sedikit lama pada bibir Taeyong.
Taeyong yang awalnya terlihat kaget, langsung menarik tengkuk Hyun Rim.
Ciuman yang awalnya hanya sekedar ciuman biasa menjadi panas saat Taeyong tiba-tiba menarik Hyun Rim agar duduk dipangkuan nya. Decakan-decakan terdengar jelas disana. Ruangan yang awalanya dingin karena AC mendadak panas.

HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang