(25) Goodbye

7.5K 1K 23
                                    

"kang Seulgi!!"

Taeyong sudah berusaha melepasakan diri dari dua lelaki besar itu, tapi tetap saja ia berhasil diseret keluar.

"Lepaskan dia!!"

Semua sontak menoleh ke arah suara "Siapa anda?!" tanya Seulgi ketus.

"Aku? Kamu gak perlu tau aku siapa. Tapi kuminta lepaskan Taeyong."

"Aku tidak akan melepaskannya. Lawan dulu pengawalku kalau anda bisa"

"Oke, bawa kesini pengawalmu itu. Aku yakin kalian pasti kalah"

Dan dengan bodohnya kedua pengawal itu melepaskan Taeyong dan memilih untuk melawan Mingyu yang kini sedang melepas jasnya.

Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Taeyong untuk segera berlari dan masuk ke dalam rumah yang sudah mulai dibakar oleh pengawal Seulgi. Ia nekat masuk demi menolong kedua gadisnya itu.

"TAEYONG!!" teriak Seulgi yang berusaha mencegah Taeyong agar tidak masuk.
Tapi terlambat, Taeyong tetap saja nekat masuk.

"Tae, Hati-hati!!" Kini ganti Mingyu yang berteriak. Tak lupa, ia masih berusaha melawan 2 laki-laki yang lebih besar itu darinya.

Tak lama, suara sirine terdengar. Beberapa mobil polisi masuk ke pekarangan rumah kosong itu yang membuat Seulgi dan Para pengawalnya terkejut.

"Sudah Kubilang kan? Kalian pasti Kalah"

Mingyu segera berlari menghampiri salah satu polisi untuk memberi tahu agar polisi segera memanggil pemadam kebakaran.

Sedangkan polisi lainnya berusaha mengepung Seulgi dan antek-anteknya.

Mark yang datang bersama polisi itu pun langsung keluar dari mobil dan menghampiri Mingyu.

"Kak, dimana Kak Taeyong?!"

"Dia nekat masuk, " jawab Mingyu ambil mengusap wajahnya kasar.

"Ah, dia selalu saja nekat. Sudah panggil pemadam?"

Mingyu mengangguk dan sekarang mereka hanya pasrah dengan keadaan yang ada dia dalam.

sementara di dalam, Taeyong seperti orang kesetanan yang mencari Istri dan Anaknya. Ia sudah mencari kesana kemari, tapi ia masih belum menemukannya.

Keadaan rumah yang hampir setengah terbakar membuat Taeyong sedikit kesulitan untuk mencari jalan.

"HYUN RIM!!"

"MINYOUNG!!!"

Taeyong sudah berteriak berkali-kali tapi tetap tidak ada jawaban.
Rumah kosong ini cukup luas, bahkan memiliki tingkat.

Taeyong dengan nyali besarnya memberanikan diri untuk mencari anak dan istrinya ke lantai atas, tanpa peduli kalau bangunan lantai 2 bisa roboh suatu saat dan juga dengan beraninya melewati kobaran api yang kini makin membesar.

Ia membuka satu persatu ruangan disana, dan lagi-lagi hasilnya nihil.

Terakhir, ia membuka salah satu ruangan yang ia yakini ruangan itu adalah gudang dan ia yakin Hyun Rim dan Minyoung berada disana

BRAK!!

Dan benar saja, disana ada Hyun Rim dan Minyoung dengan keadaan tubuh mereka ditali menjadi satu disebuah tiang dengan mulut yang ditutup lakban.

Kedua gadis itu tampak menangis. Apalagi Minyoung. Dia masih kecil dan diperlakukan seperti ini.
"Hyun Rim! Minyoung!"

Taeyong langsung berlari menghampiri mereka lalu membuka Lakban pada mulut mereka.

"AYAHH!!!" Teriak Minyoung saat lakbannya dibuka.

"Taeyong cepat, kita bisa terbakar nanti!!"

Setelah itu Taeyong membuka tali mereka dengan tergesa-gesa. Tak butuh waktu lama, tali itu sudah terbuka. Taeyong langsung mengangkat Minyoung ke gendongannya, setelah itu membantu Hyun Rim untuk berdiri.

Mereka kemudian berjalan cepat keluar, mengingat Hyun Rim tidak bisa lari karena dalam keadaan hamil.

Keluarga kecil itu turun melewati Tangga dangan hati - hati karena gagang tangga dan beberapa anak tangga terbakar api.

Mereka berjalan ke pintu belakang dekat dapur, karena pintu belakang lebih dekat dari tangga.

"Dikunci!" pekik Hyun Rim.

Taeyong pun menurunkan Minyoung lalu berusaha membuka pintu itu.
Berhubung itu adalah pintu kaca, Taeyong mengambil sebuah pisau yang ada didapur.

"Taeyong, hati-hati."

Taeyong melempar pisau itu kebawah, karena pisau itu tidak bisa untuk memecah kaca. Ia melihat sebuah palu pemecah kaca tergantung di atas pintu.

Taeyong memukulkannya beberapa kali sampai akhirnya kaca itu pun pecah.

"CEPAT KELUAR!" suruh Taeyong.

Hyun Rim pun menerobos pintu yang sudah pecah itu, Disusul Minyoung dan Taeyong.

Mereka bertiga langsung berjalan keluardan menemui Mingyu dan Mark yang sedang cemas disana.

"Kak!!" panggil Hyun Rim.

Wanita yang sedang hamil itu segera memeluk kakaknya. "kamu gak papa kan?!" tanya Mingyu.

Hyun Rim mengangguk. Ia kemudian melepas pelukannya.

"Mana Seulgi?" Taeyong bersuara.

"Dia sudah dibawa polisi, kak. Kak, Kak Taeyong gak papa kan? Wajah kakak pucat banget" seru Mark, saat melihat wajah kakaknya yang memucat.

Hyun Rim sontak menoleh ke arah Taeyong. "Taeyong, kamu gak papa?" tanya Hyun Rim.

Bukannya menjawab, Taeyong justru menarik Hyun Rim ke pelukannya.

"Aku gak papa. Yang penting kita selamat" ucap Taeyong sambil mengelus rambut Hyun Rim. "Dan kita sudah bebas, Hyun Rim. Kamu bisa katakan selamat tinggal pada Seulgi" lanjutnya.

BRUK!!

belum sempat Hyun Rim menjawab, Taeyong sudah ambruk terlebih dahulu.

"Taeyong!!"

"Ayah!!"

Dan tangis kedua gadis itu pecah lagi.

"Kak, cepat bawa dia ke mobil!!" Suruh Hyun Rim panik.

Tidak hanya Hyun Rim, semua ikut panik karena Taeyong yang tiba-tiba saja pingsan.

Mingyu pun dengan sigap mengangat Taeyong dan membawa Taeyong masuk ke mobilnya.

Dan saat Hyun Rim hendak mengikut, tiba-tiba tangannya ditarik oleh Mark.










"Kak, jangan panik. Kak Taeyong sangat takut dengan kebakaran. Dan dia selalu seperti ini saat melihat kebakaran"







end.









Gak ding,

Tbc~

HAPPY BIRTHDAY PAKDHE KU SAYANG

HAPPY BIRTHDAY PAKDHE KU SAYANG

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


HusbandOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz