54

2.8K 99 1
                                    

"Gimana Res, Queena udah tidur?" tanya Niko saat melihat Ares mendekat, lalu duduk di samping Niko.

"Udah, dia udah tidur." Jawab Ares dingin.

"Sorry Res, tapi kayaknya kita harus mengakhiri perang dingin kita deh, gue harap kita bisa baik-baik aja, apalagi diantara kita ada Queena, yang udah gue anggep adek gue sendiri."

"Gue gak peduli lo masih benci gue atau gak nganggep gue, tapi please buat Queena, bisa kan kita kayak biasa aja, gak perlu jadi temen lagi gak papa, tapi bisa kan kita 'baik-baik aja', karena asli lo masih gak tau apa yang sebenarnya terjadi." Lanjut Niko.

"Oke buat Queena, kita baik-baik aja." Ares melunak.

"Res, soal Queena. Jujur gue sendiri belum tau Queena kenapa, tapi gue yakin bokap gue tau sesuatu, karena gak biasanya dia kayak gini, sampe gue diminta tinggal di sini untuk sementara waktu, sampai pesen bener-bener buat jagain Queena di rumah." Niko mulai bercerita apa yang ia resahkan.

"Lo mikir, Queena mengidap penyakit sesuatu, atau lebih ke arah masalah keluarga Queena.?" Tanya Ares.

"Lo udah tau masalah keluarga Queena, maksud gue soal orang tuanya?"

"Ya bisa dibilang gitu, gue gak sengaja denger sih Nik, waktu om Restu cerita semua ke Queena soal orang tuanya yang kenapa sampai saat ini gak ada di sini buat sekedar jenguk Queena." Jelas Ares.

"Heum, bisa jadi..mungkin bokap takut Queena nekat melakukan hal yang berbahaya setelah tau semuanya."

"Ya semoga karena itu, bukan karena yang lain, tapi gue juga mulai ngerasa khawatir dan aneh sama keadaan Queena sekarang Nik."

"Maksud lo Res..?"

"Sadar gak, Queena makin kurus, pucet, terus tadi di meja makan, gue udah 2x ngeliat Queena tiba-tiba mimisan gitu, jujur gue takut ada apa-apa sama dia, gue sayang banget sama dia Ko..."

Niko hanya terdiam, ia senang Ares udah bisa sayang lagi sama cewek, dan dia adalah Queena. Niko tau siapa Ares, dan ia tau Ares gak akan main-main sama Queena, tapi...

"Res, sorry gue nanya gini, lo gak ada maksud apa-apa kan pacaran sama Queena, maksud gue, berniat balas dendam gitu ke gue...?" tanya Niko mengungkapkan apa yang ia takutkan.

"Enggaklah nyet, gue beneran sayang sama Queena. Gue aja kaget ternyata dia sepupu lo."

"Thanks Res,,," Niko tersenyum.

"Buat.....?" tanya Ares bingung.

"Buat lo yang sekarang jadi pacarnya Queena, gue tau lo gimana, jadi gue seneng dan gue percaya sama lo, gue percaya lo bisa jagain Queena, dia adik kesayangan gue Res."

"Pasti, gue pasti jagain Queena Nik."

Dan hal aneh terjadi, mereka berpelukan.

"Kita harus berterima kasih ni sama Queena, jujur gue kangen sama lo Res, hehehe." Ucap Niko.

"Iya Nik,,, oh iya btw Nik, Sarah...."

"Kenapa Sarah Res,,, dia bilang masih sayang sama lo..?" tembak Niko.

Ares kaget.

"Yaelah santai kali Res, gue tau kok. Lagian dia emang gak pantes sama lo, bukan karena lo gak baik, tapi karena Sarah bukan cewek baik Res, gue seneng kalian putus, walaupun ternyata gue penyebab putusnya kalian, tapi gue gak nyesel bikin kalian putus, sorry Res."

Ares kaget, mendengar penjelasan Niko.

"Bentar, maksud lo apaan sih Nik..." Ares meminta penjelasan.

"Gimana yah gue ngomongnya..."

"Ko jelasin please..."

"Gini Res, sebenarnya gue yang niatan bikin lo putus sama Sarah, supaya lo lepas dari cewek uler kayak dia."

"Kok gue tambah bingung ya Niko, jangan bilang lo malah jadi pahlawan di sini...?" Ares mulai bisa membaca situasinya.

"Bukan pahlawan juga lah Res, kalau gue malah ngancurin lo juga dengan pengkhianatan." Niko memberi tanda kutip dengan jarinya pada saat mengucapkan kata pengkhianatan.

"Oke lo lanjutin Ko..."


Aku PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang