Chapter 3 - Kembali ke rumah

3.4K 253 10
                                    

Chapter 3
Kembali ke rumah

Selama perjalanan menuju rumahnya, Nirva hanya terdiam sambil memandang keluar jendela dari mobil polisi yang tengah ia tumpangi. Sedangkan Sangguni masih mengagumi besi berjalan bernama mobil yang baru kali ini ia naiki. Selama ini gadis cantik itu hanya memandang mobil dari kejauhan, siapa sangka kali ini ia berkesempatan menaiki salah satunya.

Kemarin saat polisi mendapat laporan telah terjadi kecelakaan mobil di jalan sekitar area pinggiran hutan, mereka langsung menuju TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan menemukan seorang korban jiwa. Daripada itu, mereka melihat jejak darah menuju hutan. Setelah dilakukan pemeriksaan atas kepemilikan mobil yang mengalami kecelakaan, diketahui bahwa mobil tersebut adalah mobil milik Nirva Arjun Alifiano.  kemudian polisi segera memberitahu kepada pihak keluarga Nirva.

Setelah polisi menghubungi pihak keluarga Nirva, Yama Yanuar memberikan keterangan bahwa beberapa hari lalu bosnya bilang bahwa dia akan pergi ke villa di Bandung bersama anak dan istrinya. Yama adalah asisten sekaligus tangan kanan kepercayaan Nirva. Mengetahui hal itu, pihak keluarga Nirva segera meminta polisi mencari Nirva dan anaknya. Setelahnya tim SAR (Search and rescue) segera menyisir hutan.

Polisi merasakan kejanggalan dalam kecelakaan yang menimpa Nirva dan keluarganya. Kenapa Nirva dan bayinya hilang? Kenapa ada bercak darah menuju ke dalam hutan? Kalau itu adalah darah Nirva, kenapa dalam keadaan terluka dia malah pergi ke dalam hutan dan bukannya meminta pertolongan? Atas semua pertanyaan itu, Nirva harus menjalani pemeriksaan sebagai saksi. Akan tetapi, polisi memberikan waktu kepada Nirva untuk melewati masa berkabung atas kematian istrinya dan juga memulihkan diri dari kondisinya yang terluka.

Nirva turun dari mobil berjalan memasuki rumahnya dengan langkah gontai. Di depan rumahnya sudah terpasang bendera kuning, itu artinya jenazah Maura sudah disemayamkan di rumah.

Ada beberapa orang pelayat yang memandang Nirva dengan curiga begitu melihatnya datang dengan seorang gadis cantik. Mereka langsung berspekulasi bahwa Nirva melakukan rekayasa kecelakaan untuk membunuh istrinya sendiri demi bisa bersama wanita lain yang kini dibawanya pulang.

Sangguni melihat mata orang-orang itu dan tahu apa yang mereka pikirkan. Gadis cantik itu berpikir bahwa manusia benar-benar mengerikan, di saat seseorang tengah terluka dan berduka atas kematian istrinya, mereka dengan seenaknya memfitnahnya dengan tuduhan yang sangat kejam. Sangguni menghela nafas, ia tidak mau membuang-buang energinya hanya untuk memanipulasi pikiran busuk orang-orang itu dan hanya terus mengikuti Nirva masuk ke dalam rumah besarnya.

Tatapan orang-orang di dalam rumah langsung tertuju pada Nirva begitu ia memasuki kediamanya. Jenis tatapan orang-orang itu bermacam-macam, ada yang merasa lega karena Nirva dan anaknya sudah ditemukan, dan ada sebagian lainnya yang memiliki pemikiran dengan sebagian orang-orang yang menuduh Nirva. Mengabaikan tatapan-tatapan itu, Nirva langsung menghambur memeluk jenazah istrinya yang sudah terbujur kaku. Nirva meraung dan menangis pilu, tidak lagi memedulikan yang namanya harga diri seorang pria, yang ia tahu kini dirinya tengah hancur dalam duka.

Orang-orang yang peduli segera berusaha menenangkan Nirva. Ibu dari Maura --nenek Damian-- segera mengambil cucunya yang sedang di gendong oleh Sangguni lalu memeluknya sambil menangis.

Sangguni menyaksikan semua itu dalam diam. Apakah manusia selemah ini? Dia juga pernah ditinggal ayah dan ibunya tapi dia hanya diam, tidak menangis atau meratap dan tetap melanjutkan hidupnya walaupun hanya sendiri. Ya. Dulu sekali ia juga pernah mempunyai orang tua. Yang tidak gadis cantik itu ketahui, sebenarnya saat itu ia hanya tidak tahu harus mengekspesikan seperti apa kesedihan dan kesepian di dalam hatinya.

Ketika semua orang tengah sibuk menyaksikan duka Nirva. Sangguni melihat roh seorang wanita berdiri di atas tangga menuju lantai dua. Ruh wanita itu menatap Nirva dan Dami dengan wajah yang sangat sedih.

SangguniWhere stories live. Discover now