1. Kejadian Na'as

32.5K 1.9K 101
                                    

Dentuman musik memekakkan telinga, ratusan pasang anak manusia asik meliukkan tubuh dalam ketidaksadaran.
Gadis dengan pakaian super mini, memandang kosong kehadapan para pemuja kenikmatan dunia, dia tak menemukan apapun di tempat ini. Tak ada kasih sayang ayahnya, tidak juga mengembalikan kehadiran ibunya. Dia sendirian dengan hanya menggenggam segelas jus jeruk, air mata menetes pasrah satu persatu mengalir di pipi mulus Yasmin, namun dia sendiri tak tau apa yang membuatnya harus begitu.

Dia meletakkan gelas yang isinya telah ludes dalam sekali teguk itu dengan kasar, dihapusnya sisa air mata lalu berjalan dengan wajah dibuat super bahagia kearah kumpulan orang yang sedang berusaha membohongi diri. Sama seperti Yasmin.

Laki-laki jangkung dengan mata hitam pekat yang duduk di meja sebelah Yasmin hanya menarik napas, lalu menggeleng pelan.
Bagaimana bisa air mata yang sedetik lalu masih mengalir bisa dihapus dan berganti dengan tawa bahagia?

.............


Klakson mobil di depan rumahnya membuat Yasmin berlari ke luar menyerobot buah apel merah di meja makan rumah besar yang dingin dan kesepian, entah kapan terakhir ada yang duduk bercengkrama melingkari meja besar itu, Yasmin sendiri sudah lupa.

"Hey!"
Sapa lelaki tampan yang menyambut Yasmin dengan senyum kebahagiaan. Di tatap nya Yasmin dari ujung kaki hingga kepala. Rok mini, dengan kaos menempel erat di tubuh langsingnya, dengan kerah yang terlampau rendah. apa benar Yasmin akan berangkat ke kampus?

Lelaki itu mengecup pipi kiri dan kanan Yasmin dengan mesra, tak lupa juga di bukakan pintu mobil sport berwarna merah miliknya itu, mempersilakan Yasmin untuk masuk.

"Thanks"
Senyum manis terkembang di bibir mungil Yasmin.

Alfan, laki-laki yang seminggu lalu menyapa Yasmin di lantai dansa. Pertemuan awal mereka yang berhasil membuat Alfan kini masuk ke dalam hari-hari Yasmin.
Ini bukan yang pertama, Untuk wanita baru dewasa hal ini menjadi suatu yang biasa bagi Yasmin, bergonta-ganti pasangan semaunya. wajah yang cantik dengan postur bak miss Indonesia, juga harta melimpah milik orangtua, maka mudah saja mendapatkan laki-laki yang dia inginkan.
Yasmin. Dia seperti dititipi seisi dunia. apapun yang dia ingin pasti akan didapatkannya.

"Sama-sama"
jawab Alfan dengan manis lalu melajukan mobilnya menuju ke kampus tempat dimana Yasmin mengemban pendidikan. Kampus swasta ternama di ibu kota.

"Lo yakin mau ke kampus?" tanya Alfan dengan ekspresi wajah tak tertebak.

"Maksud lo?" Yasmin terlihat bingung dengan pertanyaan Alfan barusan.

"Gak mau jalan aja sama gue?"

"Gak deh, gue harus ketemu dosen today. Hehe"

"Ok deh"

Dengan terpaksa, Alfan terus melajukan mobilnya menuju kampus.

Yasmin memang tidak bisa dikatakan baik, namun baginya pendidikan itu hal yang sangat penting. Bagaimanapun masa depannya nanti, yang dia tau dia harus tetap belajar. Wajah cantik saja tak akan cukup untuk masadepan, dia tak ingin berakhir dengan menjual kecantikannya. Yasmin mempunyai mimpi yang besar, kelak dia ingin menjadi wanita yang cerdas dan tak membutuhkan lelaki kaya untuk hidupnya. lelaki kaya yang bisa sesuka hati mengganti dia dengan wanita cantik lainnya.

Atau menjadi wanita yang hanya sekedar cantik namun kurang mempergunakan otaknya, lagi-lagi hanya bisa menjual kecantikan pada lelaki kaya satu ke yang lainnya.

"Come on, Yasmin. Lo lagi sama gue sekarang, jangan ngelamun aja dong. Gue bukan sopir taxi online loh."

"Eeeee anu hehe iya Fan, sorry deh"
Yasmin merasa tidak enak dengan Alfan.

"Nanti lo mau gue jemput jam berapa?" Tanya Alfan lagi.

"Belum tau nih, semoga dosennya bisa cepet ditemuin, sekarang aja doi belum keliatan di kampus."

Jawab Yasmin sembari mengikat rambut panjangnya asal. Alfan melirik Yasmin dengan mata tajam bak elang yang siap memangsa, tatapan yang masih tak bisa dimengerti dan Yasmin tak juga menyadari bahaya yang ada di dekatnya.

Gerbang kampus Yasmin terlewat begitu saja, mobil melaju lebih kencang.
"Lo mau bawa gue ke mana? Udah lewat tuh kampus gue!"

"Ikut gue sebentar, nanti gue anter ke kampus lagi," ucap Alfan dengan tenang membuat Yasmin menurut saja toh dia sudah mendapat kabar di grup kelas bahwa dosen pembimbingnya belum nampak di kampus.

Mobil terparkir di lobi sebuah hotel bintang lima, Yasmin mencium ada yang tidak beres sekarang.
"Lo ngapain bawa gue ke sini? Anter gue pulang!" Bentak Yasmin namun tidak mendapat respon dari Alfan.

Alfan mencium Yasmin secara paksa, Yasmin yang baru sadar bahwa dirinya dalam bahaya kini memberontak hebat namun hal itu justru membuat Alfan memeluknya semakin erat.

"Lepasin gue, brengs*k!"

plaakkkkkk

Tangan lembut Yasmin mendarat dengan sangat mulus di pipi kiri Alfan. Alfan yang kaget dengan perlakuan Yasmin secara refleks melepaskan pelukannya.

"Ciiihhh. berani-beraninya ya lo nampar gue! perempuan kayak lo bisa seratus gue dapetin! Sok suci lo, perempuan murahan!"

Alfan menatap Yasmin dengan remeh, tatapan yang begitu melukai hati Yasmin.

"Baj*ngan lo!"

"Apa? kenapa? gue belum ngasih lo uang? butuh berapa lo biar gue bisa nikmatin semua hidangan yang lo sajiin ini? Haaa??!"

"Alfan! Jaga mulut kurang ngajar lo itu!"

Keadaan semakin memanas, Yasmin sudah menahan air mata nya agar tidak jatuh di hadapan lelaki seperti Alfan. dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan siapapun, terlebih lagi orang yg sudah menghinanya.
Ingin sekali Yasmin meninggalkan mobil terkutuk ini, namun usaha nya gagal. Alfan mengunci pintunya.

"Buka!!" bentak Yasmin.

Alfan tertawa mengejek kearah Yasmin lagi.

"See, Buka pintu mobil gue aja butuh usaha, butuh keluar urat buat teriak. Sementara lo? ngaca! hampir semuanya kebuka! bukan salah gue kan?"

Deg!

Yasmin begitu terpukul mendengar perkataan Alfan.

"Gue bilang buka, Baj*ngan!!!"
Bukan nya membuka pintu Alfan malah mengeluarkan sapu tangan dan membungkam Yasmin, gadis itu masih berusaha memberontak kemudian hilang kesadaran.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Yasmin [SELESAI]Where stories live. Discover now