13. Bertemu Kembali

9.7K 1K 116
                                    

Yasmin masuk ke kamar di ikuti tatapan bingung dari para pembantunya, ini pertama kali mereka melihat Yasmin dengan sebuah gamis, bahkan lebaran saja dia tidak pernah mengenakan pakaian seperti ini.

Yasmin berdiri menatap cermin besar di kamar itu, "Aneh banget gue." Keluh Yasmin melihat dirinya sendiri.

"Bisa-bisanya tuh si Nizam bikin gue make baju ginian! Gue heran setiap gue ketemu dia selalu aja maksa gue ini dan itu." Yasmin kembali menggerutu, dia ingat tadi Nizam sudah memaksa akan bertemu papanya, padahal Yasmin sendiri enggan bertemu dengan lelaki itu. Dengan sekuat tenaga serta bantuan Bu Rahma lah Nizam menunda niatnya. Jujur saja Yasmin belum memiliki perasaan apapun pada Nizam, bagaimana lelaki itu berfikir akan menikahinya? Padahal dia sendiri belum memikirkan hal itu sama sekali, rasa trauma terhadap kisah cintanya pada Danar saja belum hilang, hubungan yang begitu rumit 'Cinta pertamaku adalah suami dari sahabatku sendiri dan ternyata dia adalah anak dari istri pertama ayah kandungku' panjang, seperti judul FTV yang sering di jadikan bahan nonton bareng oleh para pembantu Yasmin.

"Nizam itu good looking, punya keluarga yang sempurna, cukup religius, dan hangat. Dia emang sering maksa gue sih, tapi semuanya demi kebaikan gue juga, emm tapi apa dia bisa terima ya kalau tau gue lagi hamil sekarang? Argggghhh enggak enggak ngapain gue mikirin dia, dih!"

Tidak ingin larut dengan pikiran tentang Nizam, Yasmin memutuskan untuk berendam di air hangat mungkin itu dapat membuatnya sedikit rilex.

Bayangan kejadian semalam mengusiknya, Yasmin dengan sengaja meminum alkohol dengan harapan dia akan melupakan beban hidupnya barang sebentar saja, terakhir yang bisa dia ingat ketika dia menegak minuman itu tenggorokannya panas kemudian ditegaknya juga minuman milik pria yang duduk dengannya dan setelah itu kepalanya sangat sakit kemudian terbangun di rumah Nizam, entah bagaimana bisa, pikir Yasmin.

"Ya Tuhan! Kenapa gue bisa minum alkohol!" Yasmin terperanjat mengingat bayi dalam kandungannya, dia pernah membaca artikel tentang bahaya mengkonsumsi alkohol pada ibu hamil, ada rasa takut yang sangat besar menyelimuti Yasmin saat ini, dia tidak ingin terjadi apapun pada bayinya.

Yasmin menimang-nimang ponselnya, dia tidak tau harus menghubungi siapa selain Mentari, dia benar-benar tidak berani jika harus pergi ke rumah sakit sendirian. Demi anaknya, Yasmin rela melupakan kekesalan pada sahabatnya itu, lagi pula Mentari sudah tidak mungkin memaksanya menikah dengan Danar.

"Assalamu'alaikum," sapa wanita di sebrang telfon setelah dering ke tiga.

"Wa wa'alaikumsalam, Mentari gue takut, gue butuh lo sekarang. Maafin gue, please Dateng ke rumah gue sekarang."

"Sebentar, Yas, lo kenapa? Ada apa?"

"Nanti gue ceritain semuanya di sini, Lo buruan ke sini, gue mohon." Pinta Yasmin memelas.

Mendengar itu dari sahabatnya membuat Mentari khawatir, dia beruntung karna suaminya tidak bekerja hari ini.

"Siapa yang telfon? Ada apa wajahmu tegang banget? " Tanya sang suami heran.

"Mas, kamu sayang aku kan?" Danar menyerah sebelum dapat serangan ketika mendengar pertanyaan semacam itu. Jurus andalan istrinya yang berarti sang istri ada kemauan yang tidak bisa ia tolak, saat ditolak akan Mentari artikan bahwa dirinya tidak menyayangi Mentari. Mentari yang sangat dewasa itu berubah kekanakan dan suka merajuk saat hamil.

"Iya, sayang sayang sayaaang bangeettt," ucap Danar di bawah tekanan. Sebenarnya Danar memang sangat menyayangi Mentari dan akan berusaha menuruti keinginan istrinya selama baik dan dirinya mampu. Namun, pertanyaan semacam itu justru membuat Danar merasa sedikit tertekan.

Yasmin [SELESAI]Where stories live. Discover now