memory 6

722 144 11
                                    

Daehwi masih setia mengenggam tangan orang yang bahkan tak ia ingat itu. Karna entah mengapa hatinya menyuruhnya untuk tetap tinggal di sisi orang itu dan tanpa ia sadari ia pun tertidur menyenderkan kepalanya di tepi ranjang jinyoung membuat woojin yang kembali keruangan itu kaget akibat keberadaan daehwi di kamar itu.

"lihatlah.. hatinya masih tetap ingin berada di dekat jinyoung bahakan saat pikiranya ingin melupakan

Daehwi masih setia mengenggam tangan orang yang bahkan tak ia ingat itu. Karna entah mengapa hatinya menyuruhnya untuk tetap tinggal di sisi orang itu dan tanpa ia sadari ia pun tertidur menyenderkan kepalanya di tepi ranjang jinyoung membuat woojin yang kembali keruangan itu kaget akibat keberadaan daehwi di kamar itu.

"lihatlah.. hatinya masih tetap ingin berada di dekat jinyoung bahakan saat pikiranya ingin melupakan jinyoung" ucap woojin menyelimuti tubuh daehwi dan meredupkan lampu kamar jinyoung.

"Mungkin ini lebih baik" ucap woojin pergi meninggalkan mereka.

.

.

Keesokan harinya

Mata jinyoung perlahan terbuka, ia merasakan tanganya hangat di genggam oleh seseorang.

"aroma ini sepertinya aku mengenalnya" ucap jinyoung dalam hati.

"daehwi" teriaknya dalam hati dan membuka matanya lebar-lebar. Ia tak menyangka daehwi ada disampingnya.

"Bagaimana ia bisa ada disini" ucap jinyoung tak menggerakkan tubuhnya agar tak mengganggu tidur daehwi jadi ia hanya menatap daehwi dengan seksama.

" aku begitu merindukanmu" ucap jinyoung yang hampir mengusap kepala daehwi tapi ia urungkan.

Jinyoung tak ingin menganggu daehwi, ia tak ingin membuat daehwi tak nyaman.

"kau masih sangat cantik dan mempesona daehwi~ku" ucapnya pelan saat menatap daehwi yang tertidur.

Dan tiba-tiba daehwi bergerak membuat jinyoung panik, ia tak tau apa yang harus ia lakukan. Daehwi mengucek matanya yang masih mengantuk dan jinyoung memutuskan pura-pura masih tertidur.

"Kenapa aku tidur disini?" ucap daehwi yang baru saja sadar dari tidurnya.

"aku pasti sudah gila tidur di tempat orang asing" ucap daehwi melepaskan tangan jinyoung. Mendengar kata orang asing membuat hati jinyoung nyeri perih seperti sedang di sayat sembilu. Bagaimana bisa ia menjadi orang saat ia dan daehwi bahkan pernah saling menyatu dan berbagi 'kehangatan' pikir Jinyoung

"untung ia masih tertidur, aku harus kembali kekamarku" ucap daehwi bangkit dari duduknya dan pergi menjauh, tapi langkahnya terhenti dan kembali menengok ke arah jinyoung yang selimutnya tersingkap.

Daehwi menghela nafas panjang dan kembali mendekat ketempat tidur jinyoung. Ia membenarkan selimut jinyoung dan menatap jinyoung lekat merasa aneh dengan dirinya. Daehwi merasa tidurnya sangat nyenyak dan tidak mimpi buruk sama sekali tadi malam padahal sejak pagi ia berkali-kali tertidur dan berkali-kali juga ia mimpi buruk. Tapi saat bersama jinyoung ia tak mimpi buruk sama sekali dan merasa tenang.

"cepatlah sembuh" ucap daehwi pelan dan pergi dari kamar itu.

Jinyoung membuka matanya saat mendengar suara pintu kamarnya kembali tertutup.

"Aku harus apa sekarang.. " ucap jinyoung tanpa sadar airmata kembali menetes di sudut matanya.

.

.

Sementara itu daehwi kembali kekamarnya dan melihat woojin yang tidur tempat tidurnya.

"hyung " teriak daehwi mengguncang-guncangkan tubuh woojin.

"aahhh" woojin tak bergeming dan menutup tubuhnya dengan selimut daehwi.

"hyung minggir ini tempatku" ucap daehwi setengah berteriak dan mendorong woojin hingga terjatuh.

"yakkkkkk sakit" ucap woojin mengusap tubuhnya.

"salah sendiri" ucap daehwi asal dan langsung menggantikan woojin tidur.

"kau ..... haissssss.. andai kau tak sakit sudah ku banting kau kelantai" ucap woojin kesal.

"Kepalaku sakit" ucap daehwi sambil menuntup matanya.

"ada apa kenapa? tidurmu tak nyenyak semalam?" tanya woojin.

"apa hyung tau semalam aku tidur dimana ?"

"iya.. aku tau .. dan aku sengaja tak membangunkanmu  karna ku lihat kau tertidur pulas.. "

"ya.. tidurku memang sangat nyenyak.. aneh bukan hyung?  aku bahkan tak bisa tidur kemarin tapi disampingnya aku bisa tidur dengan nyenyak.


"siapa yang tidur nyenyak disamping siapa ?" tanya guanlin yang tiba-tiba berada di depan pintu kamar daehwi.

"lini~aa.. sejak kapan kau datang"

"baru saja.. ini aku bawakan bubur. kau pasti belum sarapan kan" ucap guanlin menaruh tas buburnya di samping daehwi.

"terima kasih lini~aa"

"sama-sama. jadi siapa yang kau kalian bicarakan tadi"

"hah apa?" tanya daehwi bingung.

"Jinyoung.." jawab woojin cepat

"jiyoung hyung?"

"ya.. daehwi menemaninya semalam dan daehwi berkata ia merasa nyaman disamping jinyoung" ucap woojin.Sejujurnya ia tak menyukai jika guanlin berada di sekitar daehwi. Semua demi daehwi. Jihoon bisa semakin menjadi jika daehwi selalu berada di sekitar seseorang yang diinginkan oleh jihoon.

"ohhh" ucap Guanlin yang mendengar itu menundukkan kepalanya.

" Yaderaaa aku pergi dulu aku ada janji." ucap woojin yang sibuk dengan handphonenya.

Setelah woojin pergi suasana kamar daehwi menjadi sangat canggung

"kau datang pagi sekali lini~aa " ucap daehwi memecah keheningan.


"aku merindukanmu.. aku sakit dan aku tak bisa tidur" ucap guanlin sedih..

"boleh aku tidur disini?" ucap guanlin menunjuk celah kosong di tempat tidur daehwi"

"tentu saja ini masih jam 6 pagi ..kemarilah" ucap daehwi menarik guanlin. Guanlin menidurkan dirinya di ranjang rumah sakit daehwi yang cukup besar.

"dadamu masih sakit?" tanya daehwi mengusap dada guanlin.

"semalam sangat sakit" jawab guanlin menyusupkan wajahnya di sela leher daehwi dan memeluk tubuh mungil itu.

"Jika begini takkan sakit lagi " ucap guanlin lagi sambil menutup matanya.

"tidurlah" ucap daehwi mengusap punggung rambut guanlin.

"terima kasih dae~aa"

.

.

.

.

Tidur daehwi terganggu karna bias cahaya dari mata hari yang bersinar terang menusuk matanya. Daehwis sangat ingat jika ia tak membuka gorden kamarnya sama sekali lalu kenapa begitu terang.

Daehwi mengucak matanya, menyingkirkan tangan guanlin dari pinggangnya agar ia bisa duduk meski mata daehwi masih setengah tertutup karna belum terbiasa dengan cahaya terang.


"kau bangun? Apa tidurmu kalian nyenyak " tanya sosok yang duduk  menyilangkan kakinya di sopa sudut tepat di samping daehwi.

mata daehwi membesar mendengar suara familiar itu dan menatap ke arah sumber suara

"ji.. jihoon hyung" 





tbc


MemoryWhere stories live. Discover now