Memory 34

434 105 28
                                    


"mianhee" ucap sang penelpon.

"lini~aa, kau sudah tak marah lagi padaku?"

"aniya hyung aku minta maaf. Aku harusnya tak marah padamu, kau tak apa kudengar kau di rumah sakit?"

"aniya gwencana aku sudah senang jika kau tak marah padaku. Aku tak apa tanganku hanya terkilir saat syuting kemarin ..... jadi bagaimana dengan daehwi ? bagaimana keadaannnya ?"

"ia tak apa. Lalu syuting bagaimana dengan syutingnya? Aku merasa sangat bersalah karna sudah meninggalkan tangung jawabku disana"

"tak perlu di pikirkan kita bisa melanjutkan syuting di korea, untuk urusan disini biar aku yang lanjutkan ada juga woojin. Ia baru datang tadi"

"woojin hyung?"

"nde woojin hyung"

"syukurlah jika bergitu, aku akan merasa tenang jika woojin berada disampingmu. Kau sudah makan hyung?"

"woojin sedang mencarikan makan untukku, tak usah khawatir"

"woojin hyung melakukan tugas yang harusnya ku lakukan sebagai kekasihmu, aku merasa tak berguna"

"aniya lini~aa jangan bicara seperti itu, kau berada di sisiku sudah cukup untukku aku tak memerlukan yang lain, aku hanya memerlukan hatimu itu saja."

"kau sudah memilikinya sejak dulu kau tau itu kan"

"na ara" ucap jihoon tersenyum suasananya membaik mendengar guanlin yang sudah meredakan kemarahannya.

"aku berjanji saat pulang nanti aku kan memperlakukan dengan baik, aku akan syuting dengan sungguh-sungguh, maaf tak bisa kembali kesana karna daehwi sedang sakit, aku harus tetap disini agar ia tak curiga dengan hubungan kita" ucap guanlin.

"haha baiklah... gumowo lini~aa tak usah khawatirkan aku baik-baik saja woojin akan menjaga dengan baik disini. Urus saja daehwi disana."

"arashooo.. baiklah hyung aku tutup dulu aku sangat lelah dan ingin tidur, nanti ku telpon lagi"

"nde.. sebentar lagi woojin datang ia tak boleh tau jika aku memacari kekasih adik kesayangannya, bye sarangheee"

"nado saranghee jihoon hyung"

Jihoon menutup telponya dan meletakkan handphonenya di bawa bantal.

"jihoon~aa ini ayamnya" ucap woojin di depan pintu.

"sejak kapan kau disana?"

"ahh aku? baru saja"

"ahhh cepat kemarikan ayamnya"

"ini makanlah yang banyak agar kau cepat sembuh" ucap woojin mengusap rambut jihoon yang sedang menyantap ayamnya.

"woojinya.. berapa lama kau disini?"

"aku? sampai kau sembuh tentu saja. "

"seobi bagaimana? Ia pasti akan marah"

"ahhh seobi aku lupa menelponya" ucap woojin membongkar tasnya dan menelpon hyeonseob di luar kamar.

Jihoon masih bisa mendenger suara woojin bicara

"umm arashooo sarangheee" ucap woojin mengakhiri telponya dengan hyeonseon setidaknya hanya itu yang bisa jihoon dengarkan dari pembicaraan mereka.

"sudah?"

"sudah... see hyeonseob sangat pengertian, ia takkan marah. Ia mengerti dimana posisinya, tenang saja aku akan menemanimu selama disini aku sudah mengatakannya pada seobi dan ia bilang tak apa"

MemoryWhere stories live. Discover now