Memory 30

658 109 16
                                    


Jihoon masih merenung di kamarnya ia masih memikirkan apa yang harus ia lakukan dengan syutingnya kali ini. Guanlin pergi, woojin tak mengangkat telponya.


"Jinyoung.. aku bisa meminta bantuan jinyoung" ucap jihoon mencoba menelpon jinyoung.

.

.

"jinyoung~aa"

"nde hyung.. ? ada apa?"

" hmm apa kau sibuk?kumohon bantu aku.. guanlin pergi .. aku sendiri..."

Kata-kata jihoon terputus karna jinyoung langsung menyela pembicaraan jihoon.

"Hyung mian.. Daehwi membutuhkanku. Jinjja mian. Aku ingin menemaninya.. ahh pesananku sudah datang. Maaf hyung aku tutup dulu" ucap jinyoung mematikan dan mengambil bubur abalon pesanannya.

Jinyoung bukanya ingin bersikap kejam pada jihoon . Bukannya ia tak ingin membantu daehwi, Jinyoung hanya tak ingin merasa menyesal untuk yang kesekian kalinya. Ia ingin berada di samping daehwi apapun keadaanya. Daehwi adalah prioritasnya saat ini.

"ia pasti akan menyukai ini" ucap jinyoung melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

/

/

Setelah mendengar perkataan daehwi. Guanlin tak bisa menahan emosinya. Jihoon tau jika daehwi sedang sakit tapi ia tak memberitahu guanlin. Guanlin merasa dikhinanti.

'Pantas saja jihoon tak merasa terkejut saat ku katakan daehwi masuk rumah sakit' pikir Guanlin.

Guanlin mengubungi jihoon tapi nomor jihoon sedang sibuk.

"Dengan siapa ia bicara" ucap gaunlin semakin emosi.

Setelah terus menurus mencoba menghubungi jihoon akhirnya telponnya tersambung.

"lini~aa ? kenapa? Kau sudah berubah pikiran? Kembalilah kumohon.. aku sudah menghubungi semua orang tapi tak ada yang bisa datang .. aku"

"diamlah hyung. Kau keterlaluan ku kira kau sudah berubah. Tapi nyatanya kau masih saja tak berubah kau masih egois. Teganya kau melakukannya. Kau tau daehwi sakit dan menelponku tapi tak mengatakan apapun."

"aku sunggu tak tau lini~aa. Sungguh aku tak tau. Siapa yang mengatakannya? Aku benar-benar tak menyentuh handphonemu.

"Bagaimana bisa aku percaya padamu? Kau selalu berbohong demi kepuasaanmu sendiri, kau selalu seperti ini. Lalu tak menutup kemungkina kau melakukannya lagi. Aku kecewa padamu hyung." Guanlin langsung menutup telponya tanpa mendengar penjelasan Jihoon lagi. Dan kebetulan ia juga harus segera berangkat.

Sebelumnya ia sudah mengirim pesan ke daehwi bahwa ia akan segera tiba di korea. Karna sejak tadi Daehwi masih tak mau menjawab telponnya.

/

/

Jinyoung dan sihoon saling bertatap intents.

"kalian bisa saling jatuh cinta jika saling menatap seperti itu. Cepat habiskan makanan kalian" ucap daehwi memakan bubur yang dibawa jinyoung dengan kimchi yang di bawa sihoon agar keduanya merasa adil.

"arashooo" ucap jinyoung dan sihoon bersamaan dan lanjut memakan makanannya.


Daehwi tersenyum melihat 2 orang hyungnya ini patuh.

.

.

"Apa ada lagi yang kau butuhkan?.. Aku akan menginap disini?" ucap jinyoung.

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang