1. nostalgia mantan

3K 113 39
                                    

Karena tuhan akan memberikan apa yang kita butuhkankan,bukan apa yang kita inginkan. Untuk mengingat apa yang memang pantas untuk kita dapatkan.

-dara.

...

Pagi yang cerah,bunyi yang sangat nyaring yang dihasilkan jam weker membuat gadis itu terbangun dari tidur lelapnya. Hari ini awal kembali kesekolah,menginjakan kaki di kelas 12 IPA-2. Dia tengah bersiap siap untuk kembali bertemu dengan teman temannya disekolah. Termasuk masalalu nya itu yang berhasil membuatnya menangis semalaman.

Berjalan diiringi kicauan burung,sinar mentari yang hangat,membuat pagi itu menjadi lebih cerah.

"Daraaaaaaa!" suara teriakan dari belakang. Dara yang merasa namanya dipanggil pun langsung menengok ke belakang.
"Ditaaaaaa" ternyata itu adalah Anindita,sahabat Dara. Dia dan Dita sudah berteman sejak kelas 10.
"Kangen ihhh Daraa!" ucap Anindita lagi,mereka pun berpelukan,lalu mereka menuju kelas bersama.
"Dit,lo duduk sama gua lagi?" tanya Dara saat mereka sudah sampai di kelas 12 IPA-2 tepatnya di lantai dua. Kelas mereka berada di ujung koridor. Sayangnya,kelas mereka jauh dari toilet dan kantin. Toilet dan kantin terlekat di lantai satu tepatnya di samping lapangan dan perpustakaan.

"Ya,pasti lah,mana mau gue duduk sama yang lain" jawab Anindita dengan riangnya.
"Lah kenapa emang? Perasaan sama aja,ohhh bilang aja lo gak mau jauh jauh dari gue,ya kan?" Dara menaik-turunkan kedua alisnya.
"Aihhh ga gitu Dara,kalo gue duduk sama yang lain,ga akan ada lagi yang ngasih gua contekan pas ulangan" Anindita tertawa lalu masuk terlebih dahulu untuk memilih bangku untuknya dan Dara. Dara hanya mengeleng gelengkan kepala sambil beristighfar dalam hati.

'Nasib gua punya temen bego kaya gini' katanya sambil cekikikan tanpa suara.

"Dara cepetan sini bego! Lo mau sampai kapan nongkrong depan pintu?" teriakan Dita pun disambut dengan tatapan tajam dari siswa siswi yang sudah datang. Yang di tatap nya pun malah tersenyum kikuk sambil mengaruk garukan tengkuknya yang tidak gatal.
"Maaf maaf hehe" Anindita langsung tersenyum malu.
"Dara aihhh lu bego atau gimana sihh? Sini dara!" Anindita menatap dara tajam

"Iyaa bentar begoo" Dara pun melangkah masuk menuju bangku yang sudah di tempati Anindita,bangku ke dua dari ujung dekat dengan jendela.

Tok tok tok

Baru saja dara duduk dan meletakkan tas nya di kursi,tiba tiba ada yang mengetuk pintu dan membuat semua makhluk yang ada di kelas itu pun menoleh ke arah pintu.

"Maaf,ada Dara?" tanya siswa yang tadi mengetuk pintu.
"Gue?" tanya Dara sambil menunjuk dirinya sendiri
"Iyaa,ra sini dehhhh" ucap siswa itu terburu buru.
"Ehh iya sebentar,dita gue keluar dulu"
"Jangan lama lama ya babe,aku takut diculik nihhh" katanya dengan muka so imut nya.
"Geli gue dengernya" jawab Dara dan di sambut tawa keduanya.

"Ehh iya ada apa?" tanya Dara to the point kepada siswa itu.
"hari ini Nabila gabisa masuk ya? Dia kemana ra? Soalnya gue mau ngasih ini buat dia" katanya sambil menunjukan paper bag yang di pegangnya.

"Ohh itu,iya sih bila hari ini ijin ga akan sekolah. Karena liburannya belum selesai" Dara menjelaskan tentang nabila kepada siswa itu.

"Kalo gitu,gue boleh titip paper bag nya ke lo aja ya? Kan lo temen sekelasnya" siswa Itu pun memberikan paper bag nya ke tangan Dara,tanpa persetujuan Dara.

"Yaudahh gue pergi dulu ya,dah" siswa itu pun meninggalkan Dara dengan melambaikan tangannya dan segera pergi dari tempat itu. Dara hanya menatap heran ke arah siswa itu.

'Anehh banget' katanya dalam hati.

Dara pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke bangkunya,namun saat ia membalikan badan,dia bertubrukan dengan dada bidang lelaki yang kini sedang berdiri dihadapannya dengan gaya yang cool,kedua tangannya ia masukan kedalam saku celana.

Dara hanya menatap ke lantai saat ia tahu bahwa yang ada dihadapannya adalah Reno. Lelaki yang selalu menjadi alasan dara menangis dan bahagia.

"Kayaknya lantai lebih menarik ya dari gue?" Tiba tiba Reno menengadahkan kepala Dara,agar dara melihat ke arahnya,dan saat Dara melihat ke arahnya,dia pun langsung tersenyum ketus kepada Dara,dan langsung pergi meninggalkan Dara di tempat itu.

Reno berjalan keluar melewati Dara yang kini sedang berdiri di ambang pintu sambil meremas ujung roknya menahan bulir air mata yang akan terjatuh.

Dara kembali mendongkakan wajahnya dan tersenyum tipis,dia segera berjalan ke bangkunya dengan perasaan yang bercampur aduk.

Rasa TerdalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang