13. sorry

717 35 5
                                    

Merelakan bukan berarti menyerah,tapi menyadari bahwa ada hal yang tidak bisa dipaksakan.

-Daraldi

***

Dara membanting tubuhnya di ranjang. Rasa penat,sedih,sesak,kecewa sudah bercampur menjadi satu. Membuat air mata dara meluncur dengan derasnya membuat bendungan sungai kecil di pipinya.

Dara menatap langit langit kamar dengan tatapan sendu

"Apa iya gue sayang sama lo? Secepat ini kah?" lirih dara

"Emang bener ya nyaman itu lebih bahaya dari jatuh cinta."

"Gue gak tau,apa gue harus milih sahabat gue atau gue egois lebih milih lo?"

Hening. Hanya suara jam dinding yang terdengar, dara memejamkan matanya sambil mengatur nafasnya

"Sakit ya kalo harus pergi dari orang yang kita sayang"

"Plis dara. Jangan kaya gini. Ini bukan lo banget." isak dara.

Dara mendudukan tubuhnya. Dia menatap ke arah balkon langit sudah mendung. Menandakan akan segera turun hujan.

Dara beranjak menuju kamar mandi untuk segera membersihkan diri.

***

Aldi membuka satu persatu kancing seragamnya,lalu berbaring diatas tempat tidur menatap langit langit kamar. Pikirannya melayang tak tentu arah. Mengingat seorang dara yang mampu menbuatnya jatuh cinta dalam sehari bertemu.

Aldi yang notabene seorang badboy sejati bisa mencintai seorang gadis aneh tapi spesial macam dara.

Aldi mendesah pelan saat ia mengingat kejadian tadi disekolah. Rasanya kepalanya sudah ingin meledak saat ini juga.

"Banyak cewe diluar sana yang lebih dari lo. Tapi tetep aja cuma lo yang gue sayang"

"Kepala batu,gadis aneh,ngeselin, dan bisa buat gue kepikiran terus"

"Kenapa lo gak mau denger penjelasan gue Dara?"

"Gue beneran sayang sama lo."

"Harusnya lo percaya sama gue"

Aldi memejamkan matanya sebentar lalu melangkah ke kamar mandi untuk menghilangkan penat dikepalanya.

***

Dara keluar dari kamar mandi dengan piama yang sudah terpakai ditubuhnya.

Dara berjalan ke arah balkon, dia menatap kosong kedepan. Hujan sangat deras,membuat dara sedikit kedinginan.

Dara mendudukan diri di kursi yang tersedia di balkon. Dia memangku gitar yang sedari tadi bertengker didekat pintu.

Dara mulai memetik senar gitarnya sambil memejam matanya membiarkan sang angin memainkan rambutnya yang terurai.

Tak ku mengerti mengapa begini
Waktu dulu ku tak pernah merindu
Tapi saat semuanya berubah
Kau jauh dari ku pergi tinggalkanku

Rasa TerdalamWhere stories live. Discover now