💨 9. Persidangan 💨

19.5K 1.8K 89
                                    

"Kebenaran (haq) harus diperjuangkan dengan gigih. Kalau tidak maka kebenaran pasti dikalahkan oleh kebatilan."

☁☁☁

Arfan tidak suka dengan sikap kakeknya yang ingin menjadikan seorang mahasiswi tak bersalah sebagai kambing hitam, dia memikirkan cara untuk mengungkapkan kebenarannya, jauh sebelum Zaphika meminta bantuan padanya.

Arfan memang tidak suka terlihat baik, karena itu dia berpura-pura tidak peduli. Ketika Zaphika bertanya padanya, sebenarnya Arfan sudah melakukan sesuatu, dia sudah mengambil rekaman cctv keluar masuknya Renita dan Silvana dari asrama, jauh hari sebelum rekaman itu dihilangkan oleh pihak kampus, untuk menghilangkan bukti keberadaan Renita.

Arfan bersyukur Zaphika mau membantu Renita, sehingga ia tak perlu menjadi saksi sendiri dan berdebat dengan kakeknya di persidangan. Sedikit demi sedikit penilaian Arfan tentang Zaphika telah berubah. Penilaian yang awalnya sedikit buruk, sekarang perlahan-lahan berubah.

Arfan memberikan rekaman itu kepada Zaphika, kemudian Zaphika merundingkannya kembali dengan Renita dan Sherin sang penasihat hukum Renita. Mereka mengumpulkan bukti bersama dan siap mengungkapkannya di persidangan nanti.

☁☁☁

Sidang pertama Renita tengah digelar, Renita mengubah tampilannya menjadi lebih anggun, dia kembali mengubah warna rambutnya menjadi hitam, tidak lagi brown.

Sidang pertama Renita tengah digelar, Renita mengubah tampilannya menjadi lebih anggun, dia kembali mengubah warna rambutnya menjadi hitam, tidak lagi brown

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wijaya dan beberapa staf universitas Harmand lainnya tengah hadir di sana, sementara orang tua Renita tengah berada di luar negeri. Wijaya sangat ingin Renita dipenjara untuk membersihkan nama baik universitas Harmand, dia membawa banyak bukti dan dia yakin dia akan memenangkan sidang kali ini.

Arfan ikut menyaksikan sidang Renita, dia duduk di kursi paling belakang, sementara kakeknya dan pihak kampus lainnya berada di kursi paling depan, namun Zaphika sama sekali belum terlihat batang hidungnya.

Ruang sidang sudah terisi penuh, Renita dan kuasa hukumnya sudah duduk di kursinya. Renita masih terlihat begitu gugup, sesekali dia melihat satu persatu orang-orang yang datang di sidang ini, sementara itu Janet sudah berdiri tegak di depan area persidangan, dengan mengenakan jubah seorang jaksa penuntut dan tumpukan map sudah tersusun rapih ditangannya.

Suasana ruang sidang ini mendadak hening, ketika dewan hakim dengan jubah hitam seorang hakim masuk ke ruang sidang dan duduk di kursinya. Hakim ketua mengamati dulu ruang sidang, apakah formasi sudah lengkap? Kemudian ia mengkonfirmasi orang yang akan menentukan jalan persidangan dan menyebutkan satu persatu nama yang ada dalam daftar. Setelah dirasa semua sudah siap, hakim memulai sidangnya dan mempersilahkan jaksa penuntut umum menyampaikan tuntunannya.

"Hakim yang mulia, berdasarkan keterangan dari pihak kampus Harmand dan banyak mahasiswa di sana, terdakwa Renita Yuwana sering sekali bertengkar hebat dengan korban. Setiap kali perkelahian, terdakwa selalu menjadi orang pertama yang memulai perkelahian, seperti perkelahian sebelum-sebelumnya ketika terdakwa kalah saing dengan Silvana dalam kontes kecantikan, terdakwa tidak tanggung-tanggung melempari wajah Silvana dengan kotoran, dan yang terjadi pada tanggal 24 Desember tepat pukul sepuluh pagi, Silvana mendatangi kelas terdakwa untuk biacara secara baik-baik mengenai sang kekasihnya, karena ternyata terdakwa memiliki perasaan suka pada kekasih korban namun tak terbalas, dari situ terdakwa justru menampar Silvana, dan akhirnya mereka kembali bertengkar hebat, saling menjambak dan saling mencakar.

Go!Go!!!Muslimah!!! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang