#30~rumah

3.1K 151 4
                                    

Di depan pagar besar kini motor Arga terparkir.Key menuruni motor itu dan berdiri disamping Arga setelahnya.Dengan senyum manis yang tergambar kini Key menatap Arga lekat.

"Makasih kak."Ucap key.

"Masuk jangan lupa makan,tadi di sekolah lo gak makan terus di cafe juga lo gak makan."

"Iya kakak Arga yang bawel."Key tertawa kecil setelahnya dan berjalan mendekati pagar besar dan berbalik lagi menatap lelaki yang kini duduk di motor nya.

Arga ikut tertawa namun tawanya terdengar lebih pelan dari Key.Matanya ikut menatap gadis itu lekat dan tak lama dari itu pandangannya beralih melirik seseorang yang tiba-tiba berdiri di belakang gadis itu.

Tawanya terhenti,Arga mengenal jelas lelaki yang kini tersenyum pahit kepadanya.Ekspresi nya terlihat menjadi lebih menyeramkan jika sedang begitu membuat Arga merasa tekut.Melihat Arga seperti orang yang sedang kesetanan Key ikut memalingkan pandangannya kebelakang.Dan benar saja Rey sedang menatap Arga tajam.

"Ngapain lo di sini?"tanya gadis itu pada Rey.

"Lo maunya gue ngapain di sini?"

"Mau gue gangguin atau mau gue bilangin bunda?"lanjutnya.

Mata Key menegang,dan tersenyum pasrah pad Rey.Pandanganya beralih lagi menatap Arga yang tersenyum kecil dan berharap lelaki itu mengerti akan keadaan.

"Aku harus masuk kak,kakak hati-hati di jalan ya."Ucap Key dan tangan nya terangkat memberi lambaian.

Gadis itu berjalan memasuki rumah tapi sebelumnya Key menginjak kaki Rey dengan penuh penekanan dan kembali berjalan memasuki rumah nya.

"Aww,eh durhaka lo sama kakak sendiri."ringis Rey merasakan sakit.

"Bodo amat."terik Key dari jauh.

Arga hanya melihat pertengkaran kecil di depannya tanpa ada niat untuk memisahkannya.Setelah Key benar benar pergi suasana berubah menjadi mencekam dan angin terasa sangat menusuk. 'Lebih baik berada di rumah hantu dari pada harus dinginan gini sama Rey' pikir Arga.

"Ngapain lo liatin gue?" tanya Rey melihat Arga ketakutan menatap nya.

"Ehh enggak kak."

"Em kalo gitu gue pamit pulang dulu." lanjut Arga dan kembali menyalakan mesin motornya.

"Ati-ati kalo lo kenapa-kenapa tar adek gue nangis bombai." pesan Rey.

"Hehe iya kak, gue duluan." ucap Arga sambil menekan klakson motornya dan mulai melaju menjauhi rumah Key.

Rey terus memperhatikan kepergian Arga sampai lelaki itu tak terlihat di belokan kompleks.

****

Malam telah tiba, hawa dingin masih terasa di kamar gadis itu. Di sana ia  kini asik membolak balik buku novel kesukaan nya, dengan duduk di kursi meja belajar yang di simpan tepat depan jendela. Lampu nya di biarkan mati dan hanya bantuan cahaya kecil dari meja belajar yang ia gunakan.

Sudah hampir tiga jam Key duduk di kursi itu, sudah beribu kali bunda nya berteriak memanggil nya untuk makan tapi gadis itu tak menggubris. Key beralasan sedang diet padahal sebenarnya dia sedang asik senyum senyum tak jelas.

Dari saat Arga pulang Key belum juga turun dari kamar,tidak hanya bolak balik buka tutup buku saja terkadang gadis itu beralih pada handphone nya untuk melihat notifikasi, siapa tahu Arga mengirim nya pesan. Namun sepertinya tidak, Arga tidak sama sekali mengirimkan pesan.

Saat sedang asik melihat layar handphone nya tiba-tiba lampu kamar menyala. Key memutar kepalanya melihat siapa yang sudah berani menekan saklar lampu di kamarnya.

Tak sulit untuk di tebak, itu pasti Rey dan memang benar kini lelaki itu sedang tersenyum kencang kepada Key sambil membawa nampan kecil yang di atasnya terdapat satu piring nasi ayam dan air putih.

"Nih makan, lo emang kurang kerjaan banget dari tadi sampe lupa nyalain lampu." ucap Rey sambil berjalan menuju meja belajar untuk menyimpan nampan yang ia bawa.

"Iya makasih, bukannya kurang kerjaan tapi emang sengaja gue gak nyalain lampu biar kesannya lebih dramatis kalo baca bukunya." bela Key.

"Dramatis pala lo, idup lo tuh yang penuh drama."

"Bodo amat, idup gue emang penuh drama dan jadi gue mohon lo pergi dari kamar ini dan jangan balik lagi." ucap Key sambil menirukan maksud drama di hidupnya.

"Dan jangan lupa, jangan pernah kau menginjakkan kaki di kamar ini lagi sebelum kau benar-benar menemukan pujaan hati lo." lanjut Key kini tangan nya mulai bermain.

"Ngapain lo bawa-bawa status gue hah? Pantes aja lo gak di tunjuk jadi peran utama, rupanya ternyata lo gak lebih bagus dari anak bayi yang baru belajar ngomong." sindir Rey.

Key tak mendengarnya ia sengaja menutup kuping nya dengan  kedua tangan dan setelah Rey berhenti bicara gadis itu berdiri dari duduk nya dan menyeret Rey keluar dari kamarnya.

"Ampun tuan putri hamba tidak salah apa-apa maafkan hamba. "ucap Rey saat adiknya itu menyeretnya keluar.

Saat Key berhasil membawa Rey keluar dari kamarnya ia sengaja membiarkan kakak nya itu berdiri dulu di luar pintu.

"Jangan ganggu." ucap Key sebelum menutup pintu.

"Gue gak ganggu, gue cu-"

Brag,,

Pintu tertutup cukup keras sebelum Rey menyelesaikan perkataan nya. Dari luar terdengar lelaki itu berteriak tak jelas tapi Key menghiraukaknnya dan kembali duduk di kursi yang masih terasa hangat akibat terlalu lama di duduki.

Matanya melirik nasi ayam yang tersimpan dekat lampu meja yang masih menyala, baru saja Key mau menyuapkan nasi nya handphone gadis itu berdering. Cepat Key menyambar handphone nya itu dan menunda kerja makannya karena merasa laparnya seketika menghilang.

Saat handphone itu sudah di dalam pegangannya, sedikit kekecewaan yang ia dapatkan. Rupanya bukan Arga yang menelepon nya melainkan Bayu.

Key memutar bola matanya malas melihat profil kontak yang kini berada di layar handphone nya. Key menggeser tombol hijau dan mengangkat tangannya lalu mendekatkannya pada telinga. Gadis itu masih dibilang baik karena  mau mengangkat telepon dari Bayu.

"Halo" ucap Key dulu.

"Hai, kamu lagi apa?" ucap Bayu lambat.

"Udah deh Bay gak usah basa basi, aku lagi sibuk." Key mencoba mempersingkat waktu telfon nya.

"Yah jangan gitu dong, biasanya juga kamu yang suka mau terus telfonan."

"Gak ada yang penting? Yaudah aku matiin."

"Ehh jangan, aku mau ngomong bentar aja."

"Ya udah cepet, aku itung sampe tiga."

"Ngomong apa kalo cuma tiga detik?"

"Satu,"

"Ehh iya iya  jangan di tutup dulu."

"Dua,,"

"Ti,,"

"Aku ada di depan rumah kamu."

Dan setelahnya Key mematikan telfon yang tersambung dan melanjutkan makan nya sempat terganggu. Tapi tak lama ketukan pintu terdengar di kamarnya. Mata gadis itu terpejam dan membuang nafas keras merasa terganggu.

Key berjalan malas mendekati pintu, lalu memegang engsel nya ketika sudah sampai dan menariknya ke dalam. Saat pintu terbuka bukan Rey yang berdiri di balik pintu itu melainkan Bayu yang tersenyum dengan satu kantong keresek yang terangkat menutupi wajah nya.

~Juniors~

TO BE CONTINUED,,, malem malem update tapi gak papa ya dari pada enggak.

Juniors [Completed] Where stories live. Discover now