Tetangga Baru

1K 22 0
                                    

[REVISI: 21.08.2019]

     Seorang lelaki duduk diambang jendela, tingkat dua dari rumahnya. Pandangnya lepas, menerawang, menyapa deretan awan diatas sana.

Eru nama lelaki tampan itu. Saat ini dirinya sedang dipuncak rasa bosan pada...segalanya. Ya, segalanya! Atas alasan itu pula lah dirinya memutuskan untuk rehat. Rehat dari gemerlap dunianya.

Ditengoknya gitar yang teronggok disatu sudut kamarnya, lalu kembali memandang lepas keluar jendela sembari menghela nafas. Bahkan gitar itu tak mampu menerbitkan kembali gairah bermusiknya.

Hampa. Itulah yang Eru rasakan. Lubang dihatinya.

     Seberang rumah Eru tampak riuh. Bukan, bukan pesta. Beberapa orang tampak menurunkan barang-barang dari kontainer sebuah truk.

     "Rupanya penghuni rumah diseberang sudah datang.." gumam Eru.

     Rumah bercat putih yang terletak diseberang rumah Eru itu selama ini memang selalu tampak sepi, seakan tak ada kehidupan jika saja tak ada ajumma* yang rajin menyirami bunga di halaman rumah itu. (*bibi/wanita yang sudah menikah)

     Kegiatan itu sepertinya sudah berlangsung cukup lama. Hanya saja, Eru baru menyadarinya. Itu juga gara-gara seorang pekerja menjatuhkan cermin besar hingga pecah dan bersuara menyakitkan telinga.

Seorang wanita paruh baya tergopoh keluar rumah. Melihat apa yang terjadi, wanita itu tampak kesal dan tak henti-henti mengomeli pekerja yang hanya bisa tertunduk dan minta maaf.

     Sudut bibir Eru terangkat sebelah, tersenyum mengejek. Menertawakan kesialan si pekerja itu.

     "Ajumma, dwaeseoyo*..". (*sudahlah/tak apa)

     Suara seseorang membuat wanita paruh baya itu menengok keatas, lantai dua. Mata Eru ikut bergerak, mencari sumber suara.

     Dari ambang jendela dilantai dua, tampak seorang gadis menjulurkan kepalanya keluar.

     "Ajumma, dwaeseoyo. Cepat bereskan belingnya sebelum seseorang terluka."

     Lagi, suara renyah gadis itu mengudara.

     Suara itu bak sihir. Menyelusup, menelisir relung hati dingin milik Eru. Resah, mata Eru rekat pada sang gadis. Sekali kedip. Dua kali kedip.

     "Ige mwoya*? Dan..siapa dia?" (*-perasaan- apa ini?)

     Eru berusaha mengenali sang gadis. Nihil.

     Pandangan menyelidik Eru terputus karena sang gadis tiba-tiba menengok ke belakang, sepertinya ada yang memanggilnya. Lalu, gadis itu beranjak, lenyap dari ambang jendela.

Tinggal lah Eru, dengan tatapan terpatri pada jendela seberang, dengan hati kacau balau tanpa alasan.
###

ELLENAWhere stories live. Discover now