Vol.2 Silent School - Part 5END

118 32 46
                                    

"Jadi maksudmu dengan berkata seperti itu maka kita akan kembali," Jun menyimpulkan setelah mendengar penjelasan Seungcheol tentang perkataan terakhir yang diucapkan Wonwoo.

"Terus kenapa kau belum menghilang juga?" heran Joshua.

"Karena aku belum benar-benar mengatakannya, aku berniat memberitahu kalian sebelum menghilang, tentu saja." sahut Seungcheol.

~ ~ ~ Happy reading ~ ~ ~

~ ~ ~ Happy reading ~ ~ ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SILENT SCHOOL

Part 5 END

'Sisi sunyi sekolah'

"Apa yang kau lihat?" tanya Hoshi setelah memastikan sosok itu sudah tidak ada.

"Dia seperti seorang guru yang membawa penggaris untuk memukul murid-muridnya." sengal Jeonghan menghapus keringat di dahinya.

"Menurutku dia seorang wanita..." tambah Jun yang sempat melihatnya.

Mendengar kata wanita disebut Joshua teringat Saeron yang tidak ada di antara mereka, "Gadis itu tertinggal!"

Mereka merasa bingung antara kembali atau tidak, Saeron bisa saja dalam bahaya dan butuh bantuan.

"Kita harus kembali mungkin dia terluka." kata Jun.

"Aku tidak mau!" tolak Hoshi.

"Kalau begitu kau akan tetap di sini," Jeonghan berjalan lebih dulu diikuti Joshua lalu Jun.

Hoshi meringis dan akhirnya menyusul mereka, "Jangan tinggalkan aku..." ia merangkul tangan Jun waspada.

***

Di salah satu kelas Saeron sedang berdiri mengulurkan kedua tangannya, dan penggaris panjang itu menghantamnya beberapa kali. Ia merintih menahan sakit pada tangannya yang kini sudah memerah akibat pukulan tersebut, mulutnya meracau tak jelas. Wanita yang memegang penggaris itu tersenyum sinis dalam kegelapan, semakin keras melayangkan pukulan.

"Kau dihukum karena telah melanggar peraturan sekolah, ah... kekasihmu itu sudah meninggalkanmu jadi jangan harap mendapat bantuan darinya..."

Saeron mengangkat kepalanya mencoba menatap pada wanita dewasa yang berbicara padanya, sepertinya ia mengenalinya.

"Turunkan matamu, beraninya kau menatap gurumu seperti itu!" bentaknya.

Tetapi Saeron tidak menurutinya, ia tahu siapa wanita yang mengaku sebagai gurunya. "Guru Oh," ia berkata dengan heran, Oh Seung Hee wali kelasnya yang juga berbicara lewat microfon. "Kenapa guru melakukannya?"

"Hanya memberi pelajaran agar kalian tidak melanggar peraturan sekolah lagi," ucap Guru Oh tenang.

"Memangnya peraturan apa yang sudah aku langgar?"

Guru Oh mendesah dan kembali memukul tangan Saeron dengan penggarisnya, "Aku harus memukulmu agar kau menyadari kesalahanmu..." katanya dengan kejam.

Penta FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang