PERPISAHAN SEKOLAH.

2.1K 202 7
                                    

Tiga tahun saya bersekolah di sana,tetapi tetap saja terasa sama. Tak memiliki teman spesial. Seorang introvert bahkan bisa dibilang anti sosial sepertiku tak akan bisa memiliki seorang teman yang benar-benar teman. Tapi yaa...sudahlah...semoga saja saya bisa memiliki teman nantinya setelah keluar dari sekolah itu.

Ketika perpisahan pun sama,tak ada yang spesial. Tapi saya hanya ingin sedikit menceritakannya. Saya pergi ke suatu villa melalui bus. Saya duduk diantara guru-guru. Semua orang duduk di dekat teman-temannya sedangkan saya tak memiliki teman dekat,dengan terpaksa saya nyempil di barisan guru-guru.

Sesampainya di sana kami melakuksn aktivitas membosankan. Tidak,kurasa hanya saya yang merasakan itu karena yang lain terlihat happy-happy aja. Di sana saya juga melihat 'teman-teman baru'. Mereka ramah dan menyambut kami dengan baik bahkan merasa senang karena ada banyak orang (anak remaja) yang bermain di tempat itu.

Dia (sejenis kunti) setelah saya wawancarai kenapa mereka bisa sesenang itu (?). Jawabannya adalah karena banyak orang yang berkunjung dan bermain disini terutama di ayunan dekat pohon ini(dia tinggal di pohon). 'Lucu aja rasanya liat temen-temen kamu ketawa dan senang bemain bersamaku'(walaupun temanku gak tahu kalau ada mba kunti).

Di siang hari sih mereka biasa saja hidup berdampingan dengan manusia. Tapi di malam hari mereka lebih aktif. Tidak juga sih,tapi situasi saat itu adalah ketika tidur lampunya di matikan,jadi lebih sedikit aktif karena gelap. Saya melihat bayangan hitam dan beberapa yang memakai jubah aneh sepintas. Itu belum mengerikan setelah saya memejamkan mata,saya mendengar suara tangisan meminta tolong dengan isakan yang begitu pilu. Saya terus mencoba untuk tidur tapi tidak bisa. Akhirnya saya pura-pura tidur sampai subuh. Setelah azan berkumandang,saya nyalakan lampu dan semua itu hilang.

Setelah itu,saya ke aula untuk solat berjamaah tetapi tidak ada satupun orang di dalam aula,di luar aula ada beberapa guru dan sebagiannya lagi membangunkan anak-anak murid yang sedang tidur dengan nyinyaknya. Dalam keadaan ngantuk saya melihat sesosok hitam loncat keluar jendela tapi saya hiraukan.

Sayangnya seseorang juga melihat hal itu dan mengatakannya sambil menunjuk-nunjuk ke arah jendela bergoyang. Jendela lain di buka sama tapi yang bergoyang hanya jendela itu,padahal tidak ada sesuatu yang menggerakannya. Saya penasaran lalu melihat lebih jelas lagi ke arah itu dan ternyata si baju hitam itu sedang menggerakannya membuat saya kaget. Astagfirullah. Sudahlah lupakan. Saya langsung solat berjamaah dan lupakan sampai pulang. Tetapi masih saja ada guru yang mengingatkan saya tentang hal itu dan bahkan menanyakannya karena ia curiga dan membuatnya tidak khusyuk ketika solat tadi.

Setelah selesai pulang,ada guru-guru yang mulai dekat dengan saya dan ada guru yang saya jauhi. Tidak,tidak menjauh tapi hanya menjaga jarak. Kalian tahu kenapa ? Karena itu guru menganggap saya hanya halusinasi dan meninggalkan saya ketika saya 'di serang musuh tak terlihat'. Mereka bebas mengatakannya tapi jangan tinggalkan saya ketika dalam keadaan darurat waktu itu. Saya tak ingin menjelaskannya lebih jelas tentang itu. Kalian hanya cukup tahu saja.

Kesokan harinya(hari munggu pagi ini) kakak saya diikuti oleh 'temannya' yang meninggal karena santet bahkan sampai kesurupan. Dia minta untuk di bebaskan.

Lalu nenek saya mengusirnya,mengeluarkan,dan menjauhkan dia dengan kakak saya. Tapi tetap saya dia masih mengintai dari jauh. Keluarga saya tidak bisa membebaskannya dan memberi jalan dia pulang karena itu suatu hal yang susah.

Pagi ini saja saya merasa ketindihan dan seperti paranormal experience,melihat makhluk menyeramkan di sekitarku. Ingin masuk kembali,tetapi susah. Hingga akhirnya bisa walaupun harus mengeluarkan banyak tenaga.

Lalu ibuku secara cepat melakukan kegiatan akhir tahun(bisa di bilang ritual tahunan,sebenarnya emang udah di rencanain tapi berhubung kakakku di tempelin jadi langsung saat itu juga) dan semua keluarga 'di pagar-in'. Setiap anggota di kasih penjaga. Tetapi tetap saja perasaan cemas dan was-was hati ini. Bahkan nenekku terus menanyakan keganjalan yang ada di rumah kami saat ini(sampai detik ini).

Bisakah aku melakukan aktivitas seperti orang normal sehari saja ? Aku rasa tidak akan mungkin. Tapi untungnya saat saya membuat cerita ini kakakku sedang pergi dan tak ada keganjilan lagi. Tapi itu hanya sesaat (kurasa),kapankah ini berakhir ? Entahlah....

Jangan ada sepintas di benak kalian pengen jadi Indigo karena Jadi Indigo itu gak enak. Kita juga gak mau dan terpaksa menjadi aneh seperti ini. Ini menyakitkan,percayalah........

AKU INDIGO ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang