PART. 4

872 120 48
                                    

"Lalu apa Tuan yakin bisa menjauhi Irene-ssi? Maksudku apa Tuan bisa hidup tanpa Irene-ssi?"

Pertanyaan sang supir itu sukses membuat Mino terdiam seribu bahasa dan tak bisa berakata apapun.

"Lalu apa jika Irene bersamaku dia bisa bahagia?" ucap Mino

Supir sekaligus orang kepercayaan Mino pun terdiam dan Mino masih tetap fokus menatap Irene dari dalam mobilnya dengan kaca mobil yang tertutup.

"Kita pulang saja, fikiranku sedang kacau" ucap Mino

"Baiklah tuan" kata supir itu dan menyalakan mesin mobilnya.

"Ne baiklah Presdir" jawab supir pribadi Mino

****

Irene yang sudah terlalu lama berada di luar rumah dan merasakan bahwa angin malam sudah menusuk ke dalam tubuhnya lalu masuk ke dalam rumah.

Irene kembali duduk di atas sofanya yang empuk dan menaikan kedua kakinya ke atas sofa dan menekuknya lalu memeluk kedua kakinya meletakan dagunya di atas lututnya.

"Cita-citaku adalah bisa menikah dengan pria kaya" ucap Irene

"bagaimana standarmu bisa serendah itu Bae Irene dengan menyukai seorang Song Mino yang tidak kaya sama sekali" kata Irene bicara sendiri

"Aku bahkan tidak bisa mengendalikan perasaanku, aku terus saja memikirkan Mino yang sama sekali tidak kaya"

Irene menghela nafasnya panjang "aku rasa kau sudah benar-benar sudah tidak waras Bae Irene" sambung Irene

****

-SKIP-

.

.

.

.

Mino yang baru saja sampai di rumahnya dan melangkahkan kakinya dengan langkah yang sangat lemas.

Wajah Mino pun terlihat kacau, ayahnya yang kebetulan keluar dari kamar melihat Mino yang baru saja pulang.

"Kau baru pulang?" tanya ayah Mino

Mino menghentikan langkah kakinya "Ne appa" jawab Mino singkat

"Kenapa? Apa kau sakit?" tanya ayahnya lagi

"Tidak appa" jawab Mino
"kepalaku sedikit sakit" sambung Mino

"Jika kepalamu sedikit sakit, ahjumma biasanya memberikan minuman tradisional dengan sedikit campuran ginseng"

Ayah Mino lalu menyuruh Ahjumma membuat minuman andalan nya jika kepalanya sedang sakit.

Ayah Mino menuntun Mino untuk mengajaknya duduk di ruang keluarga.

"Kau pasti mengalami banyak kesulitan sejak appamu ini menjadi seorang gubernur?"

"Ini sudah menjadi tugasku appa sebagai seorang putra" jawab Mino

"Apa pekerjaan di kantor sulit? Sampai appa lihat kau terlihat sibuk sekali?"

"Tidak appa"

"Lalu?" tanya ayah Mino lagi

"Kapan Hyung akan pulang ke korea appa?" tanya Mino balik yang terdengar seperti mengalihkan pembicaraan itu

"Bertahanlah sebentar lagi, Hyungmu akan pulang, kau juga akan sibuk dengan rencana pernikahanmu dengan Jennie"

"Ne appa"

Saat ayah dan putra itu sedang mengobrol seorang Ahjumma lalu membawa minuman tradisional yang terbuat dari ginseng itu.

F O O L [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang