Trending Tophic

27 4 0
                                    


***

Zee menapaki trotoar dengan langkah yang stabil. Asap kendaraan yang mengepul juga orang- orang yang sibuk berlalu lalang memenuhi trotoar, nampaknya tak mengganggu Zee untuk terus berjalan sembari menunggu angkutan umum apa saja yang nantinya dapat mengantarkannya ke sekolah. Keputusannya pagi ini untuk memilih ikut angkutan umum bukan tanpa alasan, kejailan Vanno kemarinlah yang membuatnya malas untuk membawa kendaraan jenis apapun ke sekolah.
  Ditengah ramainya kendaraan yang berlalu-lalang, tiba-tiba saja sebuah taksi biru berhenti tepat disamping Zee dan reflek membuat Zee melirik sekilas. Awalnya zee tak terlalu perduli, tapi taksi yang terus mengikuti langkahnya secara perlahan itu membuat Zee berhenti sejenak dan menatap dengan penuh tanda tanya.
  "Mbk mau naik taksi nggak?" Tanya seorang laki-laki paruh baya setelah cendela taksi terbuka. Dia driver.
Zee melihat alrojinya sejenak, masih ada waktu sekitar 20 menit sih untuk sampai kesekolah, Tapi kendaraan umum layaknya bis ataupun angkot yang sedari tadi Zee bayangkan tidak juga muncul. Daripada telat tiba ke sekolah karena menunggu hal yang tak pasti(?) lebih baik Zee iyakan saja tawaran bapak itu, pikir Zee dalam hati. Zee kemudian menangguk dan segera masuk taksi. Baru sepuluh detik berjalan, Zee bahkan belum mengucapkan sepatah kata pun untuk memberi instruksi pada sopir taksi ke tempat tujuannya, tapi tiba-tiba saja,

"aaaaaaaaaa....."

Teriak Zee reflek dibarengi dengan tubuhnya yang terlonjak, menepi ke sisi taksi seolah menjauh tatkala menyadari ada seorang yang duduk disampingnya dengan penutup kepala jaket yang terpasang.

"Ini gue. Gausah lebay" Ucap orang itu sambil membuka penutup kepalanya tanpa menoleh sedikitpun dan tetap terfokus dengan layar monitor laptop yang dipangkunya. 

Vanno? untuk apa dia disini? ditaksi ini? dan secara tak langsung mengajk Zee untuk ikut serta bersamanya? Kan pasti dia yang meminta sopir taksi untuk memberhentikan taksi dan mengajak Zee ikut serta. Tidak mungkin seorang supir taksi berlaku demikian atas kemauan sendiri. Pertanyaan-pertanyaan rumit itupun kini mulai berjejal di kepala Zee. Hingga membuat Zee bingung akan mengucapkan terlebih dahulu kata apa. Hufffttt Zee menghela napasnya legah, ketinya memnyadari hanya Vanno yang duduk di sampingnya. Tapi, kenapa bisa? Bukankah ini sangat aneh?

"Lo ngapain disni?"
Hanya pertanyaan itu yang bisa keluar dari mulut Zee untuk detik ini.

"Naik taksi lah, yakali gue maen bisbol" jawab Vanno ringan dan lagi-lagi masih fokus menatap monitor.

''Tau geblek"

"Ngapain nanya?"

"Ya gue nanya."

"Ya itu jawaban gue"

"Dasar. Lo gabisa apa ngasih jawaban yang bermutu? Gue nggak sepayah yang lo pikir kali"

"Terserah gue dong, kalau lo gasuka gausah nanya lah"

Zee diam, malas lebih tepatnya. Menatap Vanno dengan mulutnya yang sedikit terbuka. Savage. Menyebalkan. Ini dia lagi ngomong sama manusia apa sambel ayam geprek sih, pedes amat.

Ia hanya mampu menghela nafasnya sejenak. Mengalihkan pandangannya dari Vanno dengan topi merahnya yang menyala.

 Mengalihkan pandangannya dari Vanno dengan topi merahnya yang menyala

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Ponytail GirlWhere stories live. Discover now