Di Balik Sebuah Topi, Kamu Mengambil Semua Udara

21 5 0
                                    

***

"Jadi.. gue tad.."

"Good morning"

Sapa seorang guru wanita yang kini melenggangkan kakinya di depan kelas, hendak menuju kursi guru yang terletak dipojok, tanpa seutas senyum pun.
Tentu saja hal ini membuat Vicki mendengus sebal. Ia gagal mendengar penuturan Zee yang akan mengobati penyakit keponya yang telah memuncak.
Kenapa guru itu buru-buru sekali sih? sebal Vicki. Sedangkan Zee akhirnya bisa bernafas legah dan dengan seenaknya menampakkan senyum manis yang dia buat-buat ke arah Vicki, membuat Vicki ingin sekali menelan gadis itu.
  Semua posisi duduk para siswa yang tadinya tak beraturan, dalam hitungan detik kini telah tersusun rapi sesuai yang seharusnya. Mereka berusaha bersikap setenang mungkin sambil memperhatikan guru yang berada di depan sana. Semua aktivitas yang terjadi sebelumnya enyah tak tersisa sedikitpun.
   Guru Biologi yang bername tag 'Alivia Quinista' itu kini mengedarkan pandangannya keseluruh sudut kelas. Melihat dengan teliti isi kelas. Bahkan saking telitinya, guru itu pernah meminta seorang penghuni kelas untuk membuang sehelai ijuk yang tergeletak di pojok kelas. Bukannya itu sangat mengagumkan?
    Dan tiba-tiba saja edaran matanya terhenti, terfokus menatap seseorang yang duduk di barisan ketiga pojok ruangan yang bersandar pada tembok. Seketika sikapnya yang demikian membuat seluruh penghuni kelas mengikuti pandangannya. Menatap orang yang diyakini sebagai korban dari sang guru pagi ini.
   "Ekhmm... Stevanno Alleyan Nerren, tolong segera buka topi kamu itu, atau kamu saya minta untuk keluar dari kelas saya sekarang juga." tegas guru itu segera.
Vanno yang sudah menyadari hal ini akan terjadi berusaha bersikap setenang mungkin. Ia sudah mempersiapkan jawaban untuk menanggapi ucapan guru itu jauh sebelum ia membeli topi ini(?)
"Ekhm ..saya ngga mau untuk keluar kelas dan saya ngga bisa untuk buka topi saya, sebenarnya saya punya alasan" ucap Vanno dengan sikap tenang. Ia tidak mau dianggap takut terhadap guru, karena guru itu bukanlah hal yang harus ditakuti. Kali ini dia tau kalau dia salah, tapi dia punya alasan.
   "Kamu sudah tau kan kalau itu salah, dan masih beralasan? berarti kamu siap untuk keluar kelas ?" balas guru itu nyaris tanpa ekspresi.
Tatapannya menjurus ke Vanno seakan memojokkan siswanya yang ia tahu sebagai idola di sekolah tempat ia mengajar ini. Kondisi kelas yang sudah hening semakin hening saja. Yang ada hanya degupan jatung masing-masing siswa yang ada di kelas itu seakan tak mau menerima kenyataan yang akan segera terjadi. Suara hati pada siswa perempuan di kelas itu bahkan telah berkecamuk seakan tak mau jika seorang Stevanno menjadi santapan pagi Bu Aliv pagi ini. Sebagian yang lain hanya bersikap biasa saja, dan sisanya bertanya-tanya tenang alasan Vanno yang sebenarnya.
"Saya cuma ngga mau kondisi di kelas biologi jadi ngga kondusif kalau saya buka topi." jawab Vanno kemudian.
Itukah alasannya? Sulit sekali difahami. Sepertinya catatan sikap buruk akan segera tercetak jelas di raport milik Vanno nanti.
   "Alasan macam apa itu Stevanno? Sekarang saya kasih kamu pilihan sekali lagi. Mau buka topi atau keluar kelas saya."
Guru itu mempertegas volume suaranya yang semakin membuat para gadis di kelas itu semakin khawatir dengan Vanno. Kenapa Vanno tidak segera saja membuka topinya?

apa susahnya?

  Vanno masih bertahan dengan sikap tenangnya. Tidak ada sama sekali ketegangan yang merayap ke rongga dadanya.Semua baik-baik saja. Guru itu hanya berani mengusirnya dari kelas, mereka tidak akan menghukum untuk marathon, ataupun hal-hal berat lainnya. Uang bermain di atas segalanya.

   Vanno menghela nafasnya.
" Hmmm, yaudah deh kalau ibu maksa."
  Vanno menyerah, tapi ia tidak tampak kalah dengan seutas senyum buatan yang sempat samar terlihat di wajahnya. Ia kemudian menepaskan topinya dan sedikit merapihkan tatanan rambutnya yang ia rasa sedikit berantakan.

Tidak ada apa-apa.

Semua biasa saja.

Kepala Vanno masih utuh, tidak cacat seperti yang dibayangkan sebagian siswa. Dia juga tidak botak seperti yang siswa lain fikirkan. Hanya saja... gaya rambut Vanno terlihat baru . Membuat seluruh pasang mata kini berfokus padanya. Menatap Vanno yang benar-benar terlihat lebih maskulin dan berkarismatik.

Tak ayal, gadis-gadis di kelas itu pun mulai menganga, memandangi Vanno tanpa berkedip, dan tak lupa juga flash kamera yang mulai menyambar-nyambar ke arah Vanno

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak ayal, gadis-gadis di kelas itu pun mulai menganga, memandangi Vanno tanpa berkedip, dan tak lupa juga flash kamera yang mulai menyambar-nyambar ke arah Vanno. Vanno seperti mengambil seluruh oksigen yang ada sehingga semua kehilangan udara untuk dihirup. Semua merasa sesak nafas.
Karena Vanno, dan sebuah gaya rambut baru.

'Gua bilang juga apa'

  Semua siswa perempuan di kelas itu benar-benar sudah lupa diri. Siapakah yang tersisa dalam kondisi sadar? Zee merasa sangat prihatin dengan keadaan semua teman-teman gadisnya. Termasuk Vicki, dan dirinya sendiri.

***

Bel tanda istirahat sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu, tetapi sepanjang koridor yang Vanno tapaki, ia masih saja disuguhi dengan jejalan siswa yang entah tengah melakukan apa. Padahalkan Vanno sudah sengaja mengorbankan 5 menit waktu istirahatnya untuk menunggu koridor sepi. Tapi tiap kali Vanno melintas, rasanya koridor tidak pernah sepi sekalipun.
Memikirkan ini semua membuat Vanno kesal, pikiran untuk membawa bekal makanan sendiri dari rumah sering sekali terlintas di kepalanya, walaupun itu tidak pernah Vanno lakukan. Dan kali ini tatapan-tatapan dari penghuni koridor yang ditunjukkan padanya, membuat Vanno semakin tak nyaman untuk melangkah lebih lama lagi, rasanya lokasi kantin begitu jauh dari posisinya saat ini. Tapi Vanno berusaha untuk tetap tenang, melangkah mantap dengan pandangan yang terfokus ke depan. Enggan rasanya ia memperhatikan hal-hal yang terjadi disekitarnya. Kesan angkuh begitu ketara dari gerak-gerik tubuhnya.
Tapi tiba-tiba saja Vanno merasakan pupil matanya beralih fokus, tatkala menangkap seseorang, tepatnya seorang gadis yang duduk dibangku taman yang letaknya tepat dihadapannya. Entah kenapa, sebuah pemikiran untuk menghampiri orang itu seketika terbesit di otak Vanno. Dan kakinya pun reflek meng-iyakan saja apa yang menjadi permintaan otaknya itu. Nampakknya kali ini otaknya menyuplai sebuah ide menarik.
Di sela langkah kakinya, Vanno baru menyadari jika gadis itu tak sendirian. Ia tengah bersama seorang laki-laki yang Vanno tidak  ketahui siapa. Vanno benar-benar yakin jika ia tak kenal dengan orang yang bersama gadis itu. Tapi yasudahlah. Vanno tidak perduli siapa laki-laki itu. Yang ada di fikirannya adalah ia menghampiri si gadis itu.
  Vanno lalu memulai kembali langkahnya dengan ritme yang lebih cepat. Sesekali ia menampakkan senyum miring ketika memikirkan ide pintarnya ini. Lihat saja, gadis itu pasti akan sangat terkejut. Vanno benar-benar tak sadar ternyata ia akan melakukan sebuah perbuatan yang cukup tidak penting akibat dari menuruti otaknya.

****

AdorableHaii Gaesss

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Adorable
Haii Gaesss...
Sorry banget nih baru lanjut lagi. Lagi sibuk menghapus kemalasan Nih.

Wah kira-kira, apa ya rencana si #Vanno aka #VBTS aka  #Taehyung ini?? Tunggu kelanjutannya yeay Happy Funny Readers. Btw Kehebatan anak ini apasih, kok satu sekolahan suka sama dia, kan dia anaknya cuek sekali....
Jawabannya mungkin akan muncul sesaat lagi 😁😂
#happyfunnyreaders
Let's Support #Zee #Vanno #VannoZee yea #MyPonytailGirl
Like, vomment.
Luvy Luvy
_zonaj

My Ponytail GirlWhere stories live. Discover now