Part 11

2.8K 88 23
                                    

"Kaya ada yang ilang" lirih Alifia yang melihat di sekitar sekolahnya. Yah! Hari ini adalah hari dimana Alvaro tertunduk lemas di rumah sakit dan izin untuk tidak sekolah selama beberapa hari. Alifia juga merasa ada yang hilang dari dirinya. Semangat,keceriaan,moodbooster,moodmaker semuanya. Tapi jika ingin memberontak pun untuk apa? Alvaro juga bukan siapa siapanya. Rumit sekali.

"Ya ampun belum juga di tinggal selamanya sama Alvaro udah gini aja" jawaban Rina membuat Alifia sedikit cengoh. Apa maksudnya? Kenapa dia berkata seperti itu? Alvaro tidak akan meninggalkan nya walaupun statusnya sampai saat ini belum pasti tapi Alifia yakin akan hal itu.

"Lo tuh kalo ngomong dijaga kek sekali lagi lo ngomong gitu ga ada permintaan maaf sekalipun lo tidur di kaki gue" ucapan Alifia yang sangat menusuk,panas serta tak enak di dengar akhirnya keluar. Ia memang tidak bisa mengendalikan emosinya saat mood nya turun apalagi badmood. Ya semacam itulah marah nya tak terkendali dan sebagai sahabat Rina juga merasa bersalah atas apa yang telah ia lakukan. Sesaat setelah mengatakan itu Alifia meninggalkan Rina dan Rani.

"Lo ngapain si rin ga ada kerjaan jadi marah kan" Ucap sakras Rani yang sudah sangat kesal dengan sahabat nya yang satu ini. Omongan nya tidak sesuai dengan keadaan dan waktu yang sedang terjadi.

"Ya gue gatau kalo Alifia jadi marah kaya gini ran" Tukas Rina merasa bersalah kepada Alifia dan ucapan nya tadi.

"Yaudah yuk ke kelas biarin aja Alifia sendirian dulu" Ajakan Rani di terima baik oleh Rina kemudian mereka berjalan menuju kelas dengan beriringan.

Di kamar mandi

"Gue kangen lo Al kenapa lo ga masuk? Hiks apa iya lo ninggalin gue sendiri? Gue tau gue berlebihan banget. Tapi gue juga ga bisa boongin perasaan gue kalo gue udah jatuh cinta sama lo pangeran es..." Lirih Alifia yang sedang terduduk di kamar mandi perempuan itu tanpa sadar ia pun menangis dan tanpa sadar pula ada yang merekam semua pernyataan Alifia dan mengirimkan nya pada Alvaro. Yah sahabat Alvaro,Aldi yang sedari tadi mengikuti Alifia karena Alvaro menyuruhnya untuk selalu menjadi mata mata selama ia berada di rumah sakit.

"Segini rindunya lo sama Alvaro coba aja lo tau keadaan dia sekarang gimana fi" Gumam Aldi yang sebenarnya tidak tega melihat Alifia seperti orang sekarat saat ini dan memendam rindu sendiri tanpa Alvaro ketahui.Dengan segera pula Aldi meninggalkan kamar mandi perempuan itu agar Alifia tidak menyadari keberadaan nya.

"Udah pelajaran kali ya?" Gumam Alifia sambil melihat jam yang berada di tangan cantiknya itu.

"Ngapain lo disini?" Tanya Alena menatap Alifia dari atas hingga bawah.

"Ngg.. Ngga ada cuma tadi sakit perut lo ngapain disini?" Alifia berbalik tanya kepada Alena yang sudah menatap nya aneh dan segera menghapus air matanya.

"Lo nangisin Alvaro gara gara ga masuk? Lo jadi cewe tuh jangan baperan juga kali baru di gituin doang udah baper" Sindir Alena apa maksudnya? Ada hubungan apa dia dengan Alvaro? Seperti sudah tau semua tentang Alvaro pertanyaan itu perlahan mengelilingi kepala Alifia.

"Gue ga ngerti lo ngomong apa" Jujur saja Alifia penasaran siapa sebenarnya Alena murid baru yang tiba tiba datang.

"Oh! Lo ketinggalan berita ya? Haha kenalin gue pacarnya Alvaro dia udah 2 tahun sama gue orang tua gue sama dia mau jodoin gue jodoh ga kemana juga dapet pacar sendiri haha" Deg! Seketika Alifia cengoh mendengar perkataan Alena yang seperti menusuk jantung nya kali ini. Dan membuat Alifia tak bisa bernafas. Membuat Alifia hampir tertunduk lemas kembali. Apa Alvaro sejahat itu? Harapan? Tumpukan Harapan kah yang selama ini Alvaro tanam di hati Alifia?

"Longlast sama Alvaro gue ikutan seneng tapi jangan geer dulu gue lagi ga nangisin pacar lo itu sorry sorry aja air mata gue mahal buat nangisin cowo orang" Jelas Alifia yang sedang berusaha menahan air matanya yang sudah tak terbendung ini.

Cinta Pangeran Es ( End) MASA EDIT Where stories live. Discover now