1. Dewasa

12.1K 718 52
                                    

"Nave! Kerjakan semua tugas ini mulai sekarang! Kau telah dewasa, telah memasuki fase dimana pekerjaan juga akan menjadi tanggung jawabmu mulai sekarang!"

Bruk

Tubuh Nave terasa sesak tertumpuk kertas-kertas yang dilemparkan ayahnya. Tidak ada sang ibu yang biasanya menolong, yang tersisa hanya ada rasa sesak dan stress yang tidak berujung.

Ugh, tapi kenapa perutnya seakan tertindih?

Ini berat, dan....... Bergerak?

"Nave! Dadmu akan marah lagi jika kamu telat bangun Sayang!"

Mata Nave terbuka perlahan menghadapi teriakan melengking tersebut. Diatasnya, baiklah biar sedikit drama, DIATASNYA duduk sang ibu manis dengan gaya mengangkangnya yang tengah menindih perut abs Nave sambil bergerak kesana-kemari.

Shit, Nave bisa dibunuh dadnya jika sampai melihat istri tersayangnya lagi-lagi melakukan hal ambigu dengan anaknya.

Percayalah, Al tidak pernah sedikitpun memiliki niat lain selain membangunkan putranya. Dia hanya melakukan hal yang sama seperti apa yang ia lakukan pada Steve setiap hari.

Perut Nave semakin mual saat ibunya bergerak semakin aktif. Nave segera melonjak bangun, masih sayang nyawa sebelum ayahnya datang dan-

"CEPAT MANDI DAN JAUHI ISTRIKU NAVE TRITAS LEBORA!"

Ya, superhero yang selalu datang terlambat muncul.

Nave memandang keduanya datar, sementara Al memandang keduanya bergantian lalu memasang wajah merajuk pada Steve.

"Steve jahat! Nave kan anakku! Aku berhak dekat dengannya!" protes Al tidak terima. Kakinya menghentak kasar di lantai, sementara pipinya yang putih lucu menggembung layaknya kelinci kecil yang lucu.

Siapa bilang umur merubah segalanya? Lihatlah Al, diumurnya yang menginjak kepala tiga, tingkahnya masih saja polos seperti anak-anak. Entah perawatan apa yang digunakannya, wajah Al bahkan jauh lebih segar dari Nave anaknya sendiri, yang sudah mampu bersikap dewasa di umurnya yang baru menginjak 16 tahun.

Steve memeluk istrinya lembut, mengecupi wajah mulus itu sambil memainkan rambut Al yang halus.

"Sayang, jika kau selalu memasang wajah merajuk begitu keimutanmu bisa hilang loh. Kita kebawah saja ya? Keva telah membuatkanmu susu coklat yang kau pesan waktu itu"

Merasa sudah hafal akan tabiat istrinya, Steve membujuk yang segera dibalas dengan rengekan manja oleh Al.

"Gendong....."

Hup

Tubuhnya yang tidak berkembang lagi menempel pas digendongan Steve. Dengan hati-hati Steve menuntun istrinya turun ke lantai satu, tempat dimana Keva sudah menyiapkan menu sarapan sehat untuk mereka semua.

"Uhh..... Aku ingin makan cherry Steve" rengek Al tiba-tiba. Steve menaikan alisnya, sedikit kaget dengan permintaan mendadak sang istri di pagi hari begini.

"Al, kenapa kau tiba-tiba ingin makan cherry? Kau hamil lagi ya?" tanya Steve bercanda, tidak sadar diri sama sekali. Garpu makan Al tiba-tiba jatuh, sementara matanya menatap horror Steve seakan sadar akan sesuatu.

Steve yang telah sadar dengan apa yang dia katakana segera berdiri dan bergegas untuk memeluk Al, yang mulai gemetaran sebelum anaknya turun dan melihat segalanya.

"Tidak mau....... Hiks, takut..." lirih Al pelan. Kepalanya bersembunyi dalam bahu kokoh Steve, menangis gemetar seraya meremas jas mahal Steve yang kini sedikit berantakan akibat gerakan rusuh si empunya.

[END] My Mate 2 (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang