5. Teror

4K 481 27
                                    

Bagian kanan rumah sakit besar itu sengaja dikosongkan untuk dua keluarga yang kini tengah menunggu dengan harap-harap cemas ke ruang operasi yang lampunya masih menyala tanda dokter belum selesai menyelamatkan nyawa seseorang didalam sana. Itu bukan bagian terburuknya, masih ada satu bagian yang membuat mereka lebih sedih terhadap musibah ini.

Al menangis keras dalam dekapan kedua kakaknya, terus menyalahkan dirinya sendiri karena mengijinkan Steve pulang sebelumnya.

Orang tua Al, Gena dan Ryan tidak dapat ikut ke rumah sakit karena Gena yang masih sakit dan Ryan yang mati-matian menahan sang istri agar tetap berbaring di kasurnya. Mereka berdua menatap nanar Al yang menangis shock mendengar kabar dari rumah sakit tempat Steve menjalani operasi, memaksa ingin segera kesana sehingga seluruh keluarga, yang mana memang tengah berada dalam satu kota karena urusan mereka yang belum selesai, segera datang menjemput Al dan melaju menuju rumah sakit yang dimaksud. Tubuh Al bergetar hebat saat memasuki lobby rumah sakit yang selalu ramai, sehingga keluarga Tritas meminta pengosongan bagian kanan rumah sakit yang memang merupakan salah satu properti dari aset keluarga Tritas.

Dan disinilah Al berada, menangis keras sampai tenggorokannya sakit sambil terus berusaha ditenangkan oleh kakak-kakaknya. Istri dan anak Lussac dan Lylo tidak ikut kali ini. Mereka khawatir Al akan hilang kendali ditengah situasi yang kacau seperti ini.

Nave datang tidak lama kemudian, terkejut menerima fakta yang baru saja dia dengar dari panggilan tadi.

"Ka-hiks kak, S-steve hiks aku-"

"Ssst.... Steve akan baik-baik saja. Dia seorang Alpha dominan, tubuhnya lebih kuat dari tank baja sekalipun. Kau harus percaya padanya Al" Lussac terus berusaha untuk menghibur Al, walaupun nampaknya kurang berhasil karena Al masih saja terus menangis sedih.

"Papa"

Nave bergerak untuk memeluk papanya, memberi Al kekuatan untuk tetap menjaga kewarasannya.

Brit dan suaminya duduk di kursi rumah sakit, memandang sendu Al yang nampak hancur sekarang ini.

Lampu operasi padam tidak lama kemudian, menampakan kumpulan dokter yang baru saja keluar dari ruangan tersebut. Mereka semua tahu siapa itu keluarga Tritas dan Lebora, jadi tidak ingin membuang waktu mereka untuk mengatakan kabar yang mereka bawa setelah keluar.

"Tuan Steve dalam keadaan kritis saat ini. Kami sudah mencoba untuk menyelamatkannya, namun untuk sekarang, kami hanya bisa menyatakan dengan berat hati bahwa Tuan Steve dalam keadaaan koma"

Brak

Lussac memukul bangku rumah sakit untuk melampiaskan kekesalannya. Matanya memandang kumpulan dokter itu tajam, berkilat berusaha menahan amarah yang tiba-tiba memenuhi diri sendiri.

"TIDAK, TIDAK, TIDAK!"

Semua perhatian teralih pada Al yang mendadak merosot jatuh ke lantai sambil menutup kupingnya erat. Matanya terus-menerus mengeluarkan air mata, tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan dokter tersebut.

Semua orang segera beraksi, ingin memeluk Al jika saja anak itu tidak menepis tangan mereka semua.

"DIA HIKS, DIA AKAN DATANG! A-aku, tolong...... Hiks, aku takut"

Teriakan Al diakhiri dengan tangisan lemah. Matanya terpejam dengan rapat, kakinya tertekuk ke dada berusaha untuk melindungi dirinya sendiri.

Nave tidak mengerti siapa 'dia' yang dibicarakan papanya selama ini. Apa itu 'dia' yang selalu membuat Papanya ketakutan?

"Al-"

"JANGAN SENTUH AKU! HIKS, STEVE! TOLONG AKU STEVE! AKU BENCI! JANGAN LAGI!" uluran tangan Brit dihempas kasar oleh Al yang mulai menjerit-jerit. Lylo segera tanggap dan meminta obat penenang untuk adiknya, sehingga setelah beberapa pemberontakan, Al akhirnya melemah dan tidur akibat efek suntikan obat penenang. Mirisnya, anak itu masih saja gelisah dan mengigau bahkan dalam tidurnya sekalipun.

[END] My Mate 2 (boyxboy)Where stories live. Discover now