Kopi

1.2K 95 10
                                    

Genre: Angst


Taehyung memindahkan satu cangkir kopi ke tangan kirinya. Tangan kanannya merogoh saku coat tebal yang memeluk tubuhnya dengan tepat. Dia meringis saat tangannya berhasil meraih kunci apartemen yang terasa membeku. Ia bergegas memasukkan kunci, kemudian membuka pintu dengan terburu-buru.

Taehyung merasa lebih baik saat masuk ke dalam apartemen. Kehangatan segera membuatnya nyaman, pun dengan temaram suasana apartemen yang sudah ia tinggali sejak dua tahun ini. Ia berjalan ke arah dapur, meletakkan kopi yang tadi dibelinya di Starbucks, lalu menyalakan lampu apartemen.

Laki-laki berambut coklat itu melirik jam dinding. Pukul 8 malam. Dia mendesah.

Taehyung mengambil ponsel dari tas kerjanya, lalu mengetik pesan kepada pacarnya.

Sayang, dimana kamu?

Beberapa menit kemudian, ponselnya berbunyi pendek.

Maaf, Sayang. Aku akan pulang telat. Jangan tunggu aku ya. Masak sesuatu buat dimakan ya. I love you

Taehyung bergerak ke kamarnya, melepaskan pakaian kerjanya, lalu menghabiskan waktu 30 menit di kamar mandi. Masih dengan memakai bathrobe, ia kemudian menuju dapur, membuka kulkas untuk menemukan sesuatu untuk dimasak.

Matanya tak sengaja tertuju pada kopi yang tadi dibelinya. Tanpa ragu, dia mengambilnya, lalu membuangnya ke tempat sampah. Dia tidak pernah suka kopi, sedangkan pacarnya tidak suka kopi yang sudah dingin.

Taehyung berpikir sejenak. Mungkin, dia bisa memasak telur dadar?

Sebelum mulai memasak, ia mengambil ponselnya, menyetel lagu, lalu memasak sambil bersenandung. Saat akhirnya masakannya selesai, Taehyung makan dengan tenang di meja makan. Pacarnya tidak suka ia makan di depan televisi, akan membuat berantakan, katanya.

Sesuai membersihkan dapur, Taehyung sudah mulai mengantuk meskipun saat ini baru pukul 10 malam. Tanpa pikir panjang, ia naik ke tempat tidur setelah gosok gigi dan mencuci mukanya.

Ia hampir langsung terlelap. Entah berapa lama ia tertidur, namun saat Taehyung merasakan seseorang memeluknya dari belakang, ia segera terjaga.

"Seokjin hyung?" Taehyung berbalik demi menghadap Seokjin.

"Iya, sayang."

Seokjin sudah tampak segar sekaligus mengantuk dalam piyamanya. Rambutnya masih basah dan berbau shampoo strawberry miliknya.

"Kamu pakai shampooku, Hyung?" gumam Taehyung sambil menguap.

Seokjin mengisyaratkan Taehyung agar berbalik lagi sehingga dia bisa memeluknya dari belakang, sesuatu yang Taehyung tahu sangat disukai Seokjin. Taehyung menurut, meskipun dia masih ingin melihat wajah Seokjin yang bahkan di tengah lelahnya tetap tampak luar biasa. Seokjin mencium tengkuk Taehyung yang juga berbau strawberry.

"Aku suka baumu," jawab Seokjin sambil menyalakan AC.

"Ini kan musim dingin, Jinnie. Kamu benci dingin. Matikan aja."

Taehyung dapat merasakan senyuman Seokjin yang menyungging di atas tengkuknya.

Seokjin menyelimuti mereka, masih sambil memeluk Taehyung. "Tapi kamu suka tidur dengan AC nyala. Nggak apa-apa, Tae."

PulangWhere stories live. Discover now