0.6

2.8K 469 90
                                    

—Pos Kamling, 21.00


Dua keamanan Desa, panggil saja Mas Kadir dan Mbah Kabul alias Tessi—Iya, Tessi yang sukanya pake macem-macem akik dari yang gede sampai yang kecil itu.

Keduanya lagi asik jaga sambil membuat api, berniat untuk membakar singkong yang kebetulan mereka dapat dari kebon Hj.Malih, pemilik kontrakan terbanyak di Desa Bangtan.

"Lir ilir~Lir ilir~... Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo... Tak senggo temanten anyar."

Mbah Tessi mendendangkan lagu favoritnya dari jaman bocah, menemani keduanya yang masih asik menunggu singkong matang.

"Duh, ini malam dingin sekali ta'ye." Mas Kadir menggosok-gosok telapak tangannya,mencari kehangatan.

"Iya ya Dir, tumbenan ini sepi. Biasanya motor sliweran sana sini." Sahut Tessi, Kadir mengangguk setuju.

"Biasanya cah bocah pada balapan, saya jadi gak ada hiburan ta'ye."

Baru keduanya terdiam, Jongin dan Hj.Bolot datang dari arah kanan mereka.

"Assalamualaikum." Sapa Babeh Bolot dan Jongin bersamaan.

"Wa'alaikumsalam bang Haji, mas Jongin." Sahut keduanya serempak.

"Dari mana ini, kok tumbenan malem-malem gini keluar??" Tanya Tessi yang bingung melihat kedatangan keduanya.

"Begini―" Belum sempat Jongin menjelaskan, Babeh Bolot sudah lebih dulu menyahut.

"Eh Kabul, yahahha siape yang mau nemenin situ jaga keamanan?? Orang kite mah mau beli nasi goreng di depan sono noh."

"Yang minta di temenin juga siapa bang Haji??"

"Udah kalian mah di sini aja, gak usah ikut-ikutan." Jongin menepuk jidatnya frustasi, sepertinya penyakit Babeh ini makin parah.

"Ini bang Haji bolotnya makin parah ta'ye." Bisik Kadir, Tessi mengangguk setuju.

"Eh, jangan sembarangan ya ngatain saya bolot." Seru Babeh Bolot.

"Lah giliran di katain bolot, dia nyaut." Tessi tertawa ngakak, begitu juga dengan Kadir dan Jongin.

Sementara di tempat lain, lebih tepatnya di GOR terbuka luar Desa, Yoongi sedang asik bermain basket dengan sang suami tercinta.

Permainan favorit mereka saat kuliah dulu, juga basket lah yang mempertemukan keduanya hingga sekarang jadi suami-istri.

Dukk..

Dukk...

Shoot...

Slep... Bola masuk tepat ke dalam ring.

Yoongi mendengus, semakin kesini permainan dirinya semakin buruk saja. Perasaan dulu yang lebih jago dia dari pada sang suami.

Melihat sang istri yang cemberut lalu terduduk lemas di tengah lapangan, si suami langsung menghampiri dan duduk di samping Yoongi.

"Mau pulang sekarang??"

Yoongi menggeleng,"Nanti aja, sebentar lagi. Aku masih lelah tauk."

Sang suami terkekeh lalu mengajak Yoongi rebahan, dengan tangan kirinya sebagai bantalan.

"Aku males kerja besok."

Alis si suami terangkat,"Wah tumben? Kenapa??"

"Males aja, Lurah nya genit. Gak suka."

"Namanya juga laki-laki,sayang."Goda si suami, Yoongi mendengus.

"Ewh, aku juga laki-laki lho. Tapi gak gitu."

"Oh, jadi kamu di kantor juga mau genit-genitan?? Gitu??"

Yoongi mencubit pinggang si suami, membuat si suami meringis sakit. Yoongi bangun lalu berdiri, menjulurkan tangannya dan di sambut oleh sang suami.

"Ayo pulang, besok ngantor."

"Katanya males kerja??"

"Gak jadi, Lurahnya galak. Nanti gajiku di potong lagi."

Si Suami terkekeh geli lalu merangkul pundak Yoongi. "Yang semangat kerjanya ya, sayang." Lalu mengecup pelipis Yoongi lembut.

"Kamu juga ya."

.

..

...

Jungkook bersiul sambil mengayuh sepeda ontel kesayangannya, sesekali ia akan mengangguk tersenyum apabila dirinya bertemu dengan warga yang memulai rutinitasnya.

Jungkook mengerem sepeda ontelnya,"Assalamuaikum cantik."

"Eh tolong..eh lontong.. eh astagfirullah, wa'alaikumsalam. Ngagetin bae yak ini mas ganteng."

Jungkook terkekeh, akan selalu begitu kalau dirinya tiap pagi menyapa Mpok Ati.

"Lagi apa Mpok cantik??"

"Biasa, emak-emak jaman enaw... nunggu sayur ini kagak dateng-dateng. Mas ganteng mau berangkat kerja??"

Tingkat kepedan Jungkook kan jadi bertambah, kalau di puji begini.

"Orang ganteng berangkat dulu lah. Assalamualaikum." Jungkook memedal lagi sepeda ontelnya menuju kantor Lurah.

"Eh iyak, eh iyak, wa'alaikumsalam."


...

"Geus, ieu bae. Di jamin gak luntur."

"Yakin nih?"

"Garansi sebulan deh."

"Wiihh, Baekhyun... bawa eyeliner pesenan aku gak??" Rosa yang baru saja datang langsung menghampiri Baekhyun dan mengobrak-abrik tas barangnya.

Sedangkan Irene sibuk mengenakkan maskara ke bulu matanya.

"Heh, heh, maneh teh enteu berperiperasaan. Sabar atuh, nih punya maneh. Kadieu 120 ribu." Baekhyun si penjual make up keliling, langganan para mbak-mbak dan juga ibu-ibu di Desa, menengadahkan tangan meminta haknya.

"Yeu, duit aja kamu cepet ya."

"Urang teh, manusia jaman enaw, bukan jaman baheula. Kadieu.."

Rosa nyengir,"Ngutang boleh lah, kantong tipis nih..."

"Bebegig maneh teh."

"Sip, tambah cakep nih aku. Nih Baek, 150 ribu di bayar...NYICIL." Seru Irene sembari memberi Baekhyun uang 50 ribuan.

"Maneh berdua teh, sungguh terlalu..."

Baekhyun merengut melihat Irene dan Rosa yang terkikik di depannya, resiko kalau jualan ke orang yang modelnya Irene sama Rosa. Bukan untung malah buntung.









][TBC][






BESOK PUASA...

SEBELUMNYA, AKU MINTA MAAF LAHIR BATIN YAAA SAMYANG-SAMYANGKUUU...

PAK LURAH... [I LOVE YOU] 🔚✔️Where stories live. Discover now