8 :: perayaan.

1.5K 413 22
                                    

setelah menempuh perjalanan kira-kira 20 menit, rajendra dan qila sampai di sebuah gedung olahraga yang letaknya di tengah kota.

"temen-temen kamu mana?" tanya qila pada rajendra sambil menyodorkan helm pada rajendra.

rajendra bergidik, "belum dateng kali?"

qila mengangguk, gadis itu memilih untuk duduk di salah satu bangku, meninggalkan rajendra sendiri yang saat ini tengah duduk di atas motornya.

tak berselang lama, motor n-max hitam melaju kencang kearah rajendra. qila sempat panik karena seakan-akan motor itu hendak menabrak rajendra. tapi nyatanya, beberapa detik tepat sebelum motor itu menyentuh kaki rajendra, pengendaranya menarik rem secara mendadak, disusul kaca helm yang diangkat. dengan lucas di depan dan chandra di belakangnya.

qila berlari ke arah lucas, lantas memukul bahu pemuda itu sambil meluapkan amarahnya, "nGAWUR NIH KALO BAWA MOTOR!"

"santai kali ah, cowok lu kaga bakal napa-napa." balas chandra lantas turun dari jok belakang. "turun cas, kita ngopi dulu." ajaknya menepuk pundak lucas.

"bentar lagi reza nyampe, tot. diem dulu ngapa." ujar rajendra sambil mencoba menghubungi kevin.

sekitar sepuluh menit, mobil jazz berwarna putih menghampiri mereka. terlihat kevin sebagai pengemudi, di sebelahnya ada dirga, dan tiga orang di jok belakang adalah selsha, jean, dan dava.

"lah, reza mana?" tanya lucas.

"reza sama nadya naik motor, biar so sweet katanya." balas dava asal.

"yee kutil, alay bener." cecar chandra.

jean dan selsha turun dari mobil dengan antusias, lantas berlari menghampiri qila.

"kak qila! kangen!" ujar jean sambil memeluk qila, selsha pun begitu.

qila membalas pelukan keduanya, "sama."

"bentar lagi kita nambah satu personil kalo nadya nerima reza." jelas selsha.

"eh siap-siap," ujar rajendra memotong. "bentar lagi reza nyampe"

ternyata, gedung olahraga bagian dalam itu sudah disulap sedemikian rupa, mampu membuat qila membelalakkan matanya takjub.

rajendra mendekat, karena beberapa langkah setelah semuanya masuk, qila menghentikan langkahnya, "kenapa?" tanyanya.

"nggak papa," qila menggeleng. "yuk."

rajendra mengerti, namun pemuda itu memilih untuk diam.





jangan tanya betapa bahagianya reza saat ini. setelah beberapa menit yang lalu mengalami cemas luar biasa. akhirnya, nadya menerima perasaannya.

saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 08:15 malam. saatnya rajendra membawa qila pulang.

sebelumnya, mobil jazz itu diisi oleh nadya, selsha, jean, qila, dan kevin sebagai sopir.

dirga harus merelakan tempat duduknya dan berakhir di atas jok motor milik rajendra, begitupun dava yang mengambil alih motor reza, dengan reza di belakangnya.

lucas dan chandra pamit terlebih dahulu karena kata mereka ada sesuatu yang harus diselesaikan. ckck, dasar anak muda.

seluruhnya kompak berhenti di minimarket terdekat, untuk bertukar penumpang.

di perjalannya menuju pulang, qila menceritakan sedikit percakapannya dengan nadya pada rajendra. pemuda itu tersenyum di balik helmnya tak kala tangan qila semakin erat melingkar pada pinggangnya.

"rajendra, mau kemana? ini kan bukan jalan ke rumahku."

"mau bawa kamu ketemu mami."

qila bersumpah, saat ini jantungnya berpacu dengan cepat.

"n-ngapain?"

"kenalan sama calon mertua, dong."

"a-aku takut."

"ada aku, nggak perlu takut."

dan di luar perkiraan qila, orang tua rajendra sangat ramah. keduanya menyambut qila dengan baik dan merestui hubungannya dengan rajendra.

bahkan, orang tua rajendra menyuruh qila untuk memanggil keduanya dengan panggilan yang biasa rajendra gunakan. qila merasa sangat bersyukur.

"nah, sudah sampai." ujar rajendra sambil mematikan mesin motornya di hadapan rumah qila. "ayo turun, udah malem. kamu harus cepet-cepet tidur."

"rajendra, makasih."

"sama-sama," rajendra menerima uluran helm dari qila, lantas merapihkan rambut gadisnya. "maaf, aku cuma bisa nembak kamu pake sekotak stroberi, nggak kaya reza tadi."

"rajendra," qila menarik tangan rajendra. "sudah berapa kali aku bilang? aku nggak peduli. nggak peduli gimanapun cara kamu buat nembak aku, jawabannya tetep sama."

kaki rajendra melemas, buru-buru ia menarik qila dan mendekapnya erat, sambil berbisik lembut, "happy first anniversary, chyntia naqila."

bahkan qila sendiri lupa bahwa hari ini hubungannya dengan rajendra sudah berjalan selama satu tahun.

qila tersenyum, membalas pelukan rajendra, "happy anniversary too, rajendra abian."

beberapa menit kemudian, rajendra melepas pelukannya, lantas menunduk untuk mencium kening qila, "abian sayang chyntia."

sekali lagi, qila bisa memastikan bahwa tak peduli bagaimanapun keadaannya, ia tetap yakin pada pilihannya untuk terus bersama dengan rajendra.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔] i. strawberries and cigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang