seven

1.9K 279 107
                                    

Buat chapter ini tolong DIBACA DENGAN TELITI agar bisa mengerti tanpa hambatan

JANGAN MALU MALU meninggalkan jejak dengan vote dan komen2 nyepam gapapa. Happy reading guys!:))


***
.
.
.
.
.

Pagi ini Krist berangkat lebih pagi dari biasanya, entah karena ia tak ingin berpapasan dengan Singto atau memang ingin saja sampai dikampus lebih awal. Dikenakannya jumper berwarna putih itu, celana kargo cokelat susu dan sepatu keds berwarna putih. Belum lagi rambut halus yang menutupi kedua alis hitamnya dan kedua pipi chubbynya yang sesekali memerah karena udara pagi hari Bangkok yang sedang dingin. Siapapun yang melihatnya pasti semakin gemas saja. Jangankan melihat, dibayangkan saja kalian pasti gemas kan?

Setelah selesai Krist pun turun kelantai utama dimana meja makan berada. Sebelumnya ia edarkan dulu pandangannya guna melihat keadaan sekitar.

"Tuan muda?"

"Haish! Bikin kaget saja paman!"

Mendengar sebuah suara muncul dibelakangnya, Krist pun terlonjak kaget. Dan berdirilah paman Haim yang sudah rapi itu sambil terkekeh.

"Apakah semua baik-baik saja?" Tanya paman Haim.

"Ahh, iya paman." Jawab Krist gugup seraya berlalu dari hadapan paman Haim. Paman Haim yang menerima respon Krist hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap sendu punggung milik Krist.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Krist pun segera meminta salah satu supir rumah untuk mengantarnya seperti biasa. Akhirnya ia bisa meninggalkan rumah yang sedang dihuni singa menyeramkan itu.

***

"Haish! Kenapa harus mendadak sih?"

"Au, maaf Krist, aku kan baru ingat."

"Yasudah, cepatlah kesini. Tak ingin aku bekerja sendirian. Apalagi angka-angka begini!"

"Ya tunggu saja. Aku akan kesana sejam lagi kira-kira."

"Cepat, aku berada diperpustakaan!"

Setelah mendapat telepon dari Off, Krist pun mendengus kesal. Dirinya tak habis-habisnya mengumpat nama temannya yang hampir tak ada mata itu. Bagaimana tidak, Off baru memberitahu kalau mereka harus mengumpulkan tugas hari ini. Sedangkan ia benar-benar belum membuatnya sekalipun, memang pada hari itu Krist telat masuk kelas, alhasil ia tak tahu hal ini. 'Off benar-benar sialan.'

Dengan sedikit berat hati, Krist pun mengelilingi perpustakaan besar ini yang sedari tadi ia singgahi, guna mencari referensi. Ya, Krist tidak suka perpustakaan, hanya saja ia terpaksa kesini karena kesunyiannya.

Setelah mendapatkan buku yang ia kira dibutuhkan Krist pun kembali ke tempat duduknya. Membuka buku catatannya dan memulai sebisanya.

"Oi Krist?"

Sebuah suara muncul begitu saja menghentikan kegiatan Krist yang baru berjalan dua puluh menit itu. Krist pun mendongak merespon si empunya suara yang terdengar familiar ditelinganya.

"Au P'?"

"Boleh aku duduk disini?" Krist pun mengangguk seraya tersenyum simpul. Dilihatnya Oaujun, senior yang berbaik hati padanya beberapa hari silam itu duduk dihadapannya. Tubuhnya wangi segar, rambutnya tertata rapi.

The SOCIOPATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang