38. About Relationship.✅

1.9K 95 9
                                    

Ansel's POV

Baru saja perjuanganku berakhir, menemukan seseorang yang sudah ku cari sekian lama akhirnya bertemu karena meeting yang tidak direncanakan.

Baru saja aku merasakan kehadiran Kayla kembali, membuat warna kehidupanku terlihat lagi. Tapi apa, orang yang membuat kesakitan akan penantian kembali lagi. Sudah cukup Kayla mengalami tekanan secara psikologis olehnya, sudah cukup Kayla menangis, aku tidak tega dengan Kayla yang harus menanggung ini semua.

Aku kini duduk di sampingnya, setelah mengurus beberapa hal dengan Kenzo. Aku memilih untuk duduk disampingnya sembari melihat nya tertidur pulas. Wajahnya tenang dan terlihat tidak memiliki beban apapun padahal saat mata birunya terbuka terlihat sekali jika dia memiliki beban yang sangat berat, apalagi saat mendengar Adira melarikan diri. Seakan kejadian yang ia timpa kembali lagi dalam pikirannya yang telah mengubur kejadian itu.

Aku ingin sekali menyatakan perasaanku kepadanya, tetapi keadaan ini membuatku menundanya karena ini bukan waktu yang tepat.

"Sel, sebentar lagi kita sampai. Bangunkan saja Kayla, dia sudah terlalu lama tertidur." Aku menoleh dan melihat Kenzo yang tiba-tiba saja muncul di dekatku. Kapan dia datang kesini.

"Yayaya, biarkan saja dia tidur memang kenapa?" tanyaku kepada Kenzo yang masih berdiri di posisi yang sama.

"Tidak baik orang terlalu banyak tertidur, ah sudahlah! Aku harus membereskan file-file yang masih berantakan. Yang penting saat aku datang kembali atau saat pesawat ini turun Kayla sudah bangun." Aku melihatnya meninggalkan kami dan aku kini bingung bagaimana caranya membangunkan gadis cantik ini.

Apa aku harus membangunkannya?
Atau tidak usah saja?
Kasihan jika aku bangunkan, tapi Kenzo benar tidak baik jika terlalu lama tertidur.

Tanganku mengelus rambutnya yang harum vanilla ini. Sampo apa yang ia pakai ya? Ah kenapa menanyakan sampo.

"Kay bangun, kita sebentar lagi sampai." ucapku dan terlihat matanya membuka ia menoleh ke arahku dan tersenyum sembari mengucek matanya. Lucu sekali.

"Apa sudah sampai?" tanya Kayla dan aku hanya menggeleng.

"Kenzo bilang sebentar lagi, lebih baik kau makan dulu." tanyaku dan dia pun mengangguk setuju. Aku pun beranjak dari tempat duduk dan mengambil makanan di ruangan makan.

Aku mengambil dua buah roti dengan susu coklat panas untuk mengganjal perut Kayla, karena dari tadi Kayla tidak menyentuh makanan yang telah disajikan pramugari.

Aku kembali kepadanya, terlihat jika dia sedang membuka majalah fashion yang tersedia di pesawat ini.

"Makanlah," ucapku dan dia pun mengambil roti dan susu yang ku bawa.

Aku kembali duduk disampingnya sembari melihatnya makan yang menurutku sangat lucu, dia makan seakan tidak makan 2 hari. Hahaha

"Kau lapar sekali ya? Kenapa tidak makan makanan yang tadi pramugari siapkan? Malah memilih roti ini." tanyaku sembari mengelus rambutnya, ia tidak menolak karena ia terlalu fokus dengan makanannya.

"Makanan itu tidak terlihat lezat, entahlah tadi aku hanya ingin tidur saja."

Mana ada makanan tidak lezat? Pasti pikirannya membuat nafsu makannya menghilang.

"Oh ya Kay, aku hanya beberapa hari menemanimu di Perth. Aku harus kembali ke Jakarta untuk mengurus pekerjaan yang sudah menumpuk. Tidak apa-apa 'kan?" tanyaku membuat acara makannya berhenti lalu meminum susu yang tadi ku bawakan.

"Iya tidak apa, terimakasih sudah menemaniku di sela waktumu yang padat." Aku melihat senyuman paksaan di sana. Ya Tuhan, jika bukan karena kasus di perusahaan aku akan tetap menemanimu Kayla. Tapi ini sudah tidak bisa ditangani oleh orang lain.

Scared to Be LonelyWhere stories live. Discover now