III. Voice

77 8 1
                                    

Lebamku sudah menghilang.

Kakiku sudah sembuh.

Upacara penerimaan mahasiswa baru pun sudah dilewati. Bahkan Irene sudah mendapat tawaran untuk menjadi trainee di salah satu agensi menengah.

Bangtan pun sudah kembali ke Korea dan kembali memberi twelvehitphobia nya pada ARMY.

Hidupku sekarang tidak jauh jauh dari musik dan lagu. Sebenarnya dari dulu aku memang tidak bisa melupakan seni suara itu. Dibantu dengan adanya Bangtan menambah diriku menggeluti dunia musik.

Diriku hanya berawal dari sebuah bakat menyanyi kemudian tertarik dengan alat musik, akhirnya gitar dan piano bisa aku kuasai.

Sejak mengenal Bangtan dan mengenal Min Yoongi, aku termotivasi untuk mencoba membuat musik dan lagu dengan peralatan seadanya. Kupikir kemampuanku sudah sedikit meningkat saat ini.

Aku hanya berpikir, suatu saat aku ingin membuat lagu dan berkolaborasi dengan Min Yoongi.
Yah. Mimpi semua ARMY.

"Opppaaaaa!!!!!!!"
Teriakan di luar kamar menyadarkanku dari lamunanku.

Wah. Oppa nya Irene kembali, pikirku.

Ceklek.

"Wen-ah, turun sekarang. Oppaku pulang!"
Ucap Irene tanpa sembat kubalas.

Aku segera menuruni tangga di rumah Irene dan menuju ruang tamu.

"Wen-ah, perkenalkan ini adalah oppa nya Joohyunie."
Ucap eommeonim sambil merangkulku

"Annyeonghasseyo oppa. Wendy imnida. Wendy Son."
Kuulurkan tanganku dan tak lama dijabat oleh oppanya Irene

"Ah ini yang namanya Wendy. Kau sering diceritakan Hyunie saat menelponku. Perkenalkan, aku Bae Joowon. Oppa nya Hyunie."
Ucapnya sambil tersenyum

"Ah. Bangapta Joowon oppa."

"Kudengar dari Hyunie, kau juga menyukai Bangtan ya? Dan biasmu Yoongi kan?"

Aku hanya mengangguk sambil menatap Irene dan Joowon oppa bergantian.

"Yoongi itu adik dari teman dekatku saat kuliah. Aku tidak begitu dekat dengan Yoongi. Tapi aku pernah bercerita kepada temanku kalau kau, temannya Hyunie,  itu Yoongi stan. Tapi aku tidak tau dia memberitahu Yoongi apa tidak."

Mataku membulat.

Irene menatapku dan Joowon oppa bergantian.
"Oppa tidak bilang padaku?"
Tanya Irene

"Kalau aku bilang padamu, kau akan menitip pesan, salam dan lain sebagainya lewat oppa terus."

"Lalu kenapa kau memberitahu Wendy?" Kesal Irene

Aku tak tau harus berkata apa. Aku hanya terdiam tak percaya.

"Kan oppa hanya memberitahu. Tidak mungkin juga oppa membawa kalian bertemu Yoongi. Biarkan fangirl berjuang sendiri menemui idolanya."
Irene memukul Joowon oppa berkali-kali.

Aku hanya tertawa.

"Sudah Hyunie, jangan pukul oppamu terus. Dia kan baru sampai."
Lerai eommonim

"Dengar tuh kata eomma. Ya! Appo!"

"Salah sendiri oppa tidak memberitahuku sejak awal. Tahu begitu kan aku akan sering ikut main oppa dengan kawan-kawan oppa."

"Enak saja."
Ucap Joowon oppa menyentil dahi Irene

===

Aku kembali ke kamarku setelah makan siang menjelang sore bersama karena kedatangan Joowon oppa.

My AnpanmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang