IV. Room

66 7 0
                                    

Author POV

Keadaan bandara sejak kejadian Wendy menjadi kacau. Seluruh ARMY ricuh, bahkan yang bukan ARMY pun ikut ricuh saat melihat darah menetes di lantai bandara.

Jangan lupakan juga Wendy yang berada di gendongan idol ternama. Benar benar menjadi pusat perhatian.

"Hyung, sudah kau pinjamkan mobil untuk kita?"
Tanya Yoongi sembari berjalan

"Ah iya. Aku lupa. Akan kupinjam sekarang."
Baru akan berbalik, lengan Seokjin dipegang oleh Irene

"Tidak perlu oppa. Aku membawa mobil."

"Bagus. Dimana kau memarkirkannya?"
Tanya Yoongi

Irene kembali menghapus sisa air mata di pipinya,
"Tidak jauh. Ayo."

Sesampainya di parkiran, Irene segera membukakan pintu penumpang. Yoongi meletakkan tubuh Wendy perlahan kemudian ikut masuk ke dalamnya.

"Berikan kuncinya padaku."
Ucap Seokjin

"Biar aku yang menyetir oppa."

"Lihat keadaanmu! Kau tidak mungkin bisa menyetir dengan perasaan kalut seperti itu. Bisa-bisa korbannya tidak hanya temanmu saja!"

"Tapi-"

"Ya! Bisakah kalian cepat. Kalian mau gadis ini kehilangan banyak darah!"
Teriak Yoongi dari dalam mobil.

Seokjin segera merebut kunci dari tangan Irene dan masuk ke bangku pengemudi.

===

Di depan pintu UGD mereka berada. Suara isakan tak pernah terhenti, siapa lagi kalau bukan isakan tangis milik Irene. Seokjin dan Yoongi hanya khawatir dan cemas dalam diam sembari menatap Irene dan pintu UGD bergantian.

Tak berselang lama, koridor UGD menjadi ramai karena langkah kaki beberapa orang.

"Joohyun-ah!"
Joohyun menoleh ke asal suara. Begitu pun Seokjin dan Yoongi, membuat mereka beridiri dari duduknya.

"Eomma!"
Irene berhambur ke pelukan ibunya. Beliau datang bersama kakaknya.

"Apa yang terjadi pada Wendy?"
Tanya Joowon yang tak digubris oleh siapapun.

Joowon menatap sekitar, didapatinya dua pemuda yang jelas sudah tak asing lagi.
"Ah. Kenalkan aku Joowon. Bae Joowon imnida. Aku kakaknya nya Irene."

Seokjin dan Yoongi membungkuk sembari bergantian membalas uluran tangan Joowon,
"Kim Seokjin imnida."

"Min-"

"Ya aku sudah mengenal kalian. Aku juga teman dekat hyungmu. Tidak mungkin aku tidak kenal kau."

Yoongi tersenyum tipis.

"Apa yang terjadi dengan Wendy?"
Tanya Joowon mengulangi

"Sebelumnya saya minta maaf, Joowon sshi. Tadi Wendy-sshi mencoba melindungi Bangtan dari fans. Tapi malah dia yang diserang fans. Mianhamnida."
Ucap Seokjin seraya terus membungkuk.

"Aniya. Aniya. Jangan membungkuk terus. Kalian tidak salah. Kami berterima kasih kalian mau membawanya kemari. Karena aku sendiri tidak yakin apa Joohyunie bisa membawa Wendy saat keadaan dia panik seperti itu."

"Jeongmal mianhamnida."
Ucap Seokjin mengulangi

Tak lama dokter keluar dari ruang UGD. Irene segera menghambur mendekati dokter tersebut.

"Appa, bagaimana keaadaan Wendy?"
Tanya Irene dengan isak tangisnya

"Berhentilah menangis dulu sayang."
Abeonim menghapus air mata di pipi Irene.

My AnpanmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang