V. Ball

83 8 1
                                    

"P-pa-park jimin?!"
Irene membulatkan matanya hingga seperti ingin keluar dari tempatnya.

"Ah. Annyeonghasseyo."
Jimin membungkukkan badannya dengan senyuman pada Irene yang masih berdiri mematung

"Irene-ah!"
Panggil Wendy sedikit kencang untuk menyadarkan Irene

"A-ah ne. Annyeonghasseyo Ji-jimin sshi."
Irene melangkah ke ranjang Wendy tanpa mengalihkan pandangannya pada Jimin

"Maaf kami datang mengejutkan kalian."
Ujar Seokjin

"Ah aniyo. Gwaenchanha oppa."
Balas Wendy menyenggol lengan Irene yang masih mematung

"Maafkan Irene. Wajar saja dia begitu melihatnya, karena Jimin-sshi adalah- aw! Ya! Appo."
Pekik Wendy saat telapak tangannya yang luka dipegang oleh Irene

"Ya ya! Mianhae mianhae. Aku lupa."

Wendy mendecih kesal.

"Tidak perlu gugup lagi. Ya memang kami adalah idol kalian tapi anggap saja sekarang kami sudah menjadi teman dekat kalian."
Ujar Seokjin

"Matta. Dan juga jangan panggil aku dengan embel-embel sshi."
Balas Jimin

"A-ah ne."

"Irene-ah"
Panggil Jimin

"N-ne?!"

"Kenapa kau gugup sekali?"

"Kau adalah biasnya, oppa."
Celetuk Wendy membuat Irene menatapnya tajam

"Ah jinjja?! Wahhh! Gomawo. Saranghae."
Ucap Jimin memberikan love sign kepada Irene

"Jimin-ah, kasian Irene. Lihat itu mukanya seperi tomat."
Seketika Irene menangkup kedua pipinya dan menunduk malu

Sudah dua jam terlewati, tak terasa Wendy dan Irene sudah merasa sangat dekat dengan idolnya, Jin dan Jimin.

Sesekali mereka bercerita dan tertawa bersama. Melupakan bahwa posisi mereka adalah idol dan fans.

"Oppa kenapa kalian datang berdua saja?"
Tanya Irene sembari naik dan duduk di ranjang Wendy

"Saat subuh tadi aku dikabari Joowon hyung kalau kau sudah sadar, aku langsung berpikiran akan menjenguk Wendy saat itu juga. Sebenarnya tadi aku ingin mengajak semuanya, tapi kalian tau kan bagaimana Yoongi dan Tae. Mereka belum bangun. Lalu Namjoon dan Hobi entah sudah pergi kemana. Dan Jungkook ie sangat sibuk dengan editan videonya. Jadi ya aku mengajak Jimin."

Irene dan Wendy mengangguk paham.

"Oh matta. Ini kunci mobilmu."
Sambung Seokjin menaruh kunci mobol Irene di meja sebelah ranjang.

"Kau meminjami mereka mobil?"

Irene mengangguk,
"Kan sudah kubilang, Seokjin oppa membawamu ke rumah sakit dengan mobilku."

"Lalu kau pulang naik apa oppa?"

"Aku juga membawa mobil."
Ujar Jimin

"Kau bisa menyetir mobil, oppa?"
Tanya Irene penasaran

"Kau mengejekku?"

"Ah ani. Kan aku tidak tau. Makanya aku bertanya."

"Hyung, ayo kita pulang. Kita ada pre-recording."

"Ah benar. Kau benar. Aku sampai lupa."

"Yasudah kalian cepatlah pulang."

"Kau mengusir kami?!"
Kesal Jimin

"Aniya. Kenapa kau menyebalkan sekali sih!"
Gerutu Irene

"Kau yang menyebalkan!"

"Kau yang memulainya, membuatku kesal!"

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Jul 24, 2018 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

My AnpanmanOù les histoires vivent. Découvrez maintenant