3- Pembelaan(?)

1.7K 247 18
                                    

Kuroko kembali menuju ke kelasnya. Kata dari penyemangat rahasianya mampu membuatnya bangkit lagi.

"Kuroko!" dia membalikkan badannya kala mendengar suara yang sudah sangat ia hafal memanggilnya.

"Kuroko, jangan terlalu memikirkan perkataan si Haizaki itu ya." Takao menghampiri sahabatnya itu.

Kuroko hanya balas tersenyum. Ia awalnya memang memikirkan tentang perkataan Haizaki padanya. Tapi sekarang yang ia pikirkan hanya perkataan kami hikoki-san nya. Ia harus tersenyum.

.

.

Kuroko terpaksa pulang sendiri hari ini. Takao harus pulang lebih awal tadi karena urusan keluarga.Walau sekarang telinganya bisa istirahat dari cerita Takao, tetap saja ia merasa kesepian.

Ia terus berjalan sampai tidak sengaja menabrak seseorang. Ia mengangkat kepalanya. Dapat ia lihat jika ia baru saja menabrak seorang bertubuh besar dan wajah yang sangat menakutkan. Ia langsung tau kalau itu seorang berandalan.

"Hoi! Kau punya mata tidak? Kau baru saja menabrakku!" Bentaknya pada Kuroko.

Kuroko sangat takut sekarang. Ia membungkukkan tubuhnya untuk meminta maaf. Ia pikir orang itu akan memaafkannya, tapi nyatanya tidak. Terlihat kalau orang itu kini tampak makin kesal.

"Kenapa kau malah diam saja, huh?! Kenapa kau tidak mau minta maaf?! Apa kau tidak bisa bicara?!" nada suaranya kini makin tinggi.

Kuroko makin takut. Tangannya gemetaran mencoba mengambil buku dalam tasnya. Tapi belum sempat Kuroko membuka tasnya─

Plak!

─Kuroko dapat merasakan perih di wajahnya. Orang itu tiba tiba menamparnya.

"HOI! KENAPA KAU HANYA DIAM?! KAU MAU CARI RIBUT YA?! APA KAU TIDAK BISA BICA─"

BUGH!

"Arrgh.." Seperti cahaya, seorang datang dan langsung melepaskan tinjunya pada wajah berandalan itu.

Kuroko dapat mengenalinya dari rambut merah gradiasi itu.
'Kagami, Taiga?'

"Dia memang tidak bisa bicara. Tapi tinjuku bisa bicara padamu." suara berat dari Kagami keluar.

Saat orang itu ingin bangkit kembali, Kagami sekali lagi melayangkan tinjunya pada orang itu. Pukulan Kagami benar benar kuat. Dapat dilihat dari rahang orang itu yang sudah berdarah.

"Brengsek..." dia bergumam sambil bangkit dan pergi dari sana.

Kini Kagami berbalik menatap Kuroko. Dapat ia rasakan wajah manis itu masih ketakutan.

"Sudah, berhentilah ketakutan. Hari sudah mulai gelap, maka berhati hatilah." katanya dan langsung berbalik untuk pergi. Tapi tiba tiba ia merasakan sebuah tangan kecil menarik seragamnya.

Ia kembali menghadap Kuroko. Entah kenapa, tapi jantungnya tidak bisa tenang sekarang. Apalagi saat bocah pendek itu seolah menulis di telapak tangannya.

'Arigatou'

Kagami makin tidak bisa menahan nya. Ingin ia membalas perkataan anak itu, tapi ada keraguan dalam dirinya.

"Ya," Hanya satu kata itu yang dapat ia katakan. Kagami langsung berbalik dan berjalan mejauhi Kuroko.

Kuroko tersenyum melihat punggung pemuda yang sudah jauh darinya.

'Kagami Taiga, dia memang orang yang baik'

.

.

Paper PlaneDonde viven las historias. Descúbrelo ahora