22 - He's Why?

643 96 2
                                    

"Kuroko-kun!"

Kuroko menoleh ke belakang saat mendengar namanya dipanggil. Ternyata Tozaki, teman sekalasnya berlari menuju arahnya sekarang.

"Ohayou," Sapa Tozaki setelah dia berada di depan Kuroko.

"Ohayou gozaimasu, Tozaki-san," Balas Kuroko pada gadis kepang kuda di depannya.

"Wah, kau datang pagi sekali ya," Ucap Tozaki sambil berjalan beriringan dengan Kuroko di koridor sekolah.

"Um, hari ini aku rasanya bersemangat sekali," Kuroko menampilkan senyum tipisnya yang dibalas dengan sebuah senyuman pula oleh Tozaki.

"Ah iya, anoo, Kuroko-kun" Panggil Tozaki lagi menghentikan langkahnya. "bisakah kita bicara sebentar?"

"Tentu saja, ada apa?" Tanya Kuroko balik.

"Tapi bukan di sini," Tozaki langsung menarik tangan Kuroko menuju lorong yang sepi. Kuroko dibuat bingung oleh Tozaki, padahal kan kalau ingin bicara tinggal bicara saja. Kenapa harus cari tempat yang tidak ada orang begini?

"Hei, ku ingatkan kau satu hal ya," Tiba-tiba nada bicara Tozaki berubah menjadi dingin, begitu pula dengan raut wajahnya. "jangan karena Kagami sekarang peduli padamu, kau pikir bisa mendekatinya begitu saja ya,"

Kuroko diam di tempatnya sambil menunduk. Tozaki benar-benar tampak menyeramkan sekarang. Dan harusnya Kuroko ingat, jika Tozaki adalah teman dekat Hikari.

"Aku tidak tau apa yang dipikirkan Kagami tentang orang seperti mu, sampai-sampai dia mengancam semua murid," Perlahan Tozaki makin memojokkan Kuroko. "Dan, jujur saja, aku sebenarnya sedikit berterimakasih padamu,"

Kuroko yang sedari tadi hanya menunduk ketakutan mengangkat wajahnya menatap bingung pada Tozaki. "Apa maksudmu?"

Tozaki menghela napasnya hingga kemudian kembali bicara. "Beruntung karena perlakuan Hikari padamu hari itu, dia jadi dikeluarkan dari sekolah ini,"

Tentu saja Kuroko kaget mendengar  pernyataan tiba-tiba dari Tozaki. "Kenapa kau bicara seperti itu? Bukankah kalian ini teman?" Tanya Kuroko dengan wajah bingungnya.

"Tch." Tozaki mengalihkan pandangannya sebentar dan kemudian makin menatap tajam tepat di depan wajah Kuroko. Ya, Tozaki lumayan tinggi, hanya lebih pendek empat senti dari Kuroko.

"Dengar ya, jangan pernah bilang kata 'teman' diantara aku dan Hikari," Ucap Tozaki penuh penekanan. "Mungkin anak manja itu bisa bilang jika kami adalah teman, tapi aku sangat membencinya,"

Sekali lagi, Kuroko terkejut dengan perkataan Tozaki. Ia sangat yakin jika Hikari dan Tozaki itu sangat dekat sampai tidak bisa untuk tidak bersama sehari saja.

"Dia itu si menyebalkan paling menyebalkan yang pernah aku temui. Berlagak seolah dia bisa mendapatkan semua yang dia inginkan tanpa peduli pada orang lain," Tozaki mengepalkan tinjunya erat. "Tapi, karena sekarang dia sudah dipindahkan oleh ayahnya aku cukup senang untuk satu hal. Setidaknya tidak ada orang yang seenaknya. Kau pasti tau apa maksudku kan? Aku bahkan tidak punya kesempatan untuk mendekati Kagami karena dia,"

Kuroko masih diam mendengarkan cerita Tozaki. "Tapi..." Tozaki mendadak memandang Kuroko dengan sangat tajam. "Aku rasa kau bahkan lebih menyusahkan dari pada Hikari, dan itu membuatku ingin menghancurkanmu,"

Kuroko tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa dia benar-benar takut sekarang. Bukan hal seperti ini yang dia inginkan untuk terjadi lagi.

"Tapi karena aku ini anak baik, jadi aku hanya akan memperingati mu. Bersyukurlah," Ucap Tozaki santai sambil menatap Kuroko malas. "Tapi ingat untuk tidak mendekatinya lagi!" Ucap Tozaki final sambil meninggalkan Kuroko yang bernafas lega.

Paper PlaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang