26 - Perfect Scenario [END]

1K 103 6
                                    

Dengan langkah yang terburu-buru dan napas yang tersengal, Kagami berlari sekencang mungkin di pagi hari ini. Tidak, ia bukannya terlambat ke sekolah, malahan ia bangun terlalu cepat tadi. Tapi kali ini langkah kakinya berlari menuju tempat Kuroko. Ia benar-benar ingin secepatnya sampai di sana, kalau tidak, bisa saja Kuroko kembali menghindarinya di sekolah.

Kagami sedikit merasa lega saat melihat bayangan seseorang yang sangat ia kenali dari kejauhan. Dan ia makin mempercepat langkahnya.

Berbanding terbalik dengan Kuroko yang mendapati jika Kagami berlari menuju ke arahnya, ia malah memelankan langkahnya. Dan baru saja ia ingin secepatnya mengambil jalan lain, Kagami menahan lengannya. "K-Kagami-kun?"

Dengan napas yang masih belum teratur, Kagami menatap Kuroko lama. Ia tidak memberikan Kuroko kesempatan untuk mencoba melepaskan genggamannya. "Untuk kali ini, jangan hindari aku. Ada yang ingin aku bicarakan padamu," ucapnya pelan.

Kuroko menundukkan wajahnya. "Tapi aku harus segera pergi ke sekolah," balasnya tanpa menoleh pada Kagami.

"Kalau begitu kita kan bisa pergi bersama,"

"Tidak, tidak bisa,"

"Karena kau takut Tozaki mengancammu lagi?" perkataan Kagami barusan langsung membuat Kuroko menoleh padanya dengan mata terbelalak.

"Kau.." Kuroko mencoba untuk tetap bersikap tenang. "kenapa tiba-tiba membahas Tozaki-san?"

Kagami menghela napasnya. "Kuroko, seharusnya kau bilang semua ini dari awal padaku, jadi kau tidak perlu menuruti semua keinginan bodoh anak itu," suara Kagami terdengar lembut.

"Tidak, bukannya aku tidak mau memberitahumu," Kuroko meremas tali tasnya dengan erat. "Tapi, bukan kah tidak apa apa jika aku memberikan Tozaki-san kesempatan? Dia hanya ingin kau menoleh padanya untuk sebentar saja," cicit Kuroko yang hanya membuat Kagami mengaruk kepalanya frustrasi.

"Astaga, sejauh apa Tozaki mengancammu hingga kau masih mau membelanya di depanku?" Kagami masih berusah untuk tenang. "Kuroko, seharusnya kau tau jika Tozaki hanya mempermainkan pikiranmu sehingga membuat kau menjauh dariku dengan sendirinya tanpa kau sadari," jelas Kagami lembut.

"Tapi kan.." Kuroko menundukkan wajahnya, tidak sanggup menatap wajah Kagami lebih lama lagi.

"Yo yo, ada apa ramai-ramai begini? Drama pagi ya,"

Suara asing ikut bergabung membuat Kagami dan Kuroko menoleh. Dan mereka mendapati Tozaki berjalan ke arah mereka dengan sebuah senyum di wajahnya. Namun Kuroko dapat membaca dari balik senyum itu ada arti lain yang di peruntukkan padanya.

Kagami berdecak saat Tozaki sudah berada di depan mereka. Ia makin kesal saat mendapati seringai di wajah Tozaki tidak pernah pudar. "Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah rumahmu dari arah sebaliknya?" ucap Kagami begitu dingin.

"Wah, Kagami-kun, kau tau di mana rumahku? Aku terharu," balas Tozaki dengan raut wajah senang yang hanya makin membuat Kagami jengkel.

"Bisakah kau pergi? Aku ingin bicara dengan Kuroko," usir Kagami masih dengan nada dinginnya.

"Jahat sekali, lagipula, aku akan pergi sekolah dengan Kuroko-kun, ya kan?" tanya Tozaki pada Kuroko dengan senyum di wajahnya. Atau dalam arti lain, mengancam Kuroko untuk menjawab 'iya'.

"Jangan mengangguk, Kuroko, karena aku tidak akan melepaskan tanganmu," ucap Kagami cepat sebelum Kuroko sempat membalas. "sebaiknya kita pergi sekolah sekarang,"

Baru saja Kagami akan menarik Kuroko dari sana, Kuroko sudah menahan tubuhnya. Kagami menatap bingung pada Kuroko yang kini tidak bergeming di tempatnya. "Ada apa?"

Paper PlaneWhere stories live. Discover now