XIV

15 4 4
                                    

Allard dan Valerie rasanya seperti habis di tampar. Hubungan Kerajaan Spades dengan Club masih agak parah. Banyak hal buruk yang terjadi kepada kedua kerajaan tersebut.

Allard tertawa gugup. "Kau yakin nih? Nanti kita bakalan dicincang."

"Gimana kalau pakai portal lagi?" usul Valerie. Bahu Tori turun. "Tidak bisa."

"Kenapa?"

"Aku sudah pakai portal dua kali kemarin. Bisa-bisa aku berubah jadi abu nanti. Paling enggak sih dua puluh empat jam lagi baru bisa."

"Celaka."

"Apa Kerajaan Clubs seburuk itu?" tanya Nick. Allistor bersedekap. "Tergantung sudut pandangmu sih. Tapi orang-orang Clubs tidak begitu menyukai kami." Bevario tampak sedang berpikir. Jack Diamond itu berjalan mondar-mandir sambil mengetuk-etuk beberapa lembar dokumen yang ia pegang. Valerie mendesah panjang. "Aku merasa payah."

"Tunggu dulu, aku ingat sesuatu." Bevario menepuk dokumennya. "Hari ini ada pengiriman bijih emas putih ke Clubs."

"Lalu?" Timpal Valerie.

"Kita bisa menyusul keretanya dan menggunakannya sebagai alat masuk Clubs."

Allistor menaikkan alisnya. "Jadi aku, Allard, dan Valerie akan bersembunyi di balik tumpukan bijih emas putih?"

"Oh brilian." Gerutu Valerie.

"Kita akan masuk secara ilegal?" tanya Allard.

Bevario mengangkat bahunya. "Itu satu-satunya ide yang muncul dalam pikiranku saat ini. Kita bisa mengejar keretanya kalau kita berangkat sekarang. Ron, tolong ambilkan beberapa pakaian prajurit kita." Ron mengangguk dan segera berlari masuk istana. "Austin kau ikut denganku." Austin memberinya hormat dan memakai jasnya.

"Rio, aku ikutkan?" tanya Nochtis canggung. Bevario mengangguk. "Ini misimu, dik. Kita kumpul di pintu selatan istana lima belas menit lagi." Sang Jack Diamond pun langsung memasuki istana dengan langkah teresa-gesa.

Valerie kangen dengan kudanya saat ini. Sekarang mereka sedang menaikkan barang-barang mereka ke atas kuda masing-masing. Kali ini Valerie dan krunya harus meminjam kuda milik Kerajaan Diamonds. Mereka langsung saja berangkat. Mereka melintasi daerah yang bernama Dickenfort. Mereka tidak melewati kota utama, Amber. Di perjalanan, Valerie melihat beberapa benteng tua yang sudah tidak digunakan lagi. Mungkin karena itu daerah ini dinamai fort - benteng, pikir Valerie. Mereka melewati sebuah kebun penuh dengan bunga matahari, sungai kecil, dan ladang. Ketika mereka melewati jalan menurun, Valerie bisa melihat sebuah pertambangan di atas sebuah bukit yang lumayan tinggi.

"Ooh, apakah itu pertambangan?" tanya Allard sambil menyipitkan matanya. Austin mengangguk dan menyeringai. "Benar, Bung. Itu pertambangan emas. Pertambangan lainnya ada di wilayah Neuhofen. Sebagian besar ada di pegunungan memang."

"Makasih. Pengetahuan yang bermanfaat."

"Sama-sama."

"Yang tadi itu benteng ya?" Tanya Nick. Sepertinya mood pemuda itu sudah kembali naik.

"Yep, benteng itu digunakan untuk melawan Clubs dulu sekali. Sekitar lima abad yang lalu."

"Wow, kau pintar dalam sejarah pastinya."

Allard menimpali. "Keren. Kami juga punya benteng di pesisir pantai untuk melawan Hearts dulu. Aku diceritakan Gunter. Dia sekarang juga Wakil Jack sepertiku. Dan dia pintar dalam sejarah juga."

Valerie dan Tori juga bercakap-cakap seru. Sebagian besar mengenai sihir. Di belakang Bevario, Nochtis juga ingin tahu sihir dasar apa yang lumayan ampuh. Paling depan, para Jack juga membicarakan sesuatu.

The Cards Chronicles-The Lost SwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang