KULMINASI I

43 4 2
                                    

Pagi itu ruam diwajahnya sudah tak nampak lagi membekas. Lebam dilengan dan kakinya pun sudah sedikit memudar. Beda dengan hari-hari biasanya. Ia kala itu duduk diteras rumah dengan cat putih, dan beberapa gantungan pot bunga sana sini. Sapaan embun dan kabut menyekah kulitnya yang pucat, semuanya tak bermakna sekalipun itu dingin yang menusuk tulangnya. Ia hanya duduk dikursi rotan dengan berpangku tangan dan tatapannya yang kosong. Baju piama yang kusut, dan rambut panjang yang terurai lembut. Bibir tipisya kering, mengikuti suasana hatinya yang tidak lagi seperti hidup yang biasa orang-orang rasakan.

Semuanya terlihat diawang-awang. Seperti benda yang tak memiliki massa. Terpaku pada gravitasi, hanya tidak melawannya. Keburaman itu, ia kecap tanpa tau sisi jiwanya seperti apa. Jangan sebut dia gila, hanya saja ia sudah kehilangan sebagian dari jiwanya yang agung pada dirinya sendiri. Ia lemah oleh waktu yang diam-diam menganiayanya. Ada banyak delusi yang mengejarnya dan diam mencabik-cabik pikirannya pelan. Ia terkadang merasakan ketakamanannya ia berada disuatu tempat baru, terlebih dia suka menarik dirinya dari lingkungan yang ada disekitarnya.

Senja..

Tulisan-tulisan itu masih tersimpan rapi di rak buku ini. 3 tahun ini aku hanya bisa mengurung diriku dalam kamar yang sangat pengap ini, dan kerianganku hanya terbatas pada obat-obatan yang selama ini aku rajin meminumnya. Tak ada lagi tawa yang menghias di ruang dan waktuku. Begitu juga malam-malam yang selalu menjadi teman disaat-saat sepiku kini menjadi suram. Dan seakan galaksi menjadi tak seindah dahulu.

Ketika semua meniti langkah menuju masa depan, sedangkan aku bergerak satu langkah tak ada daya sama sekali. Keterpurukan dan rasa takut yang sangat menggetarkan saraf motorik dan otak kananku terhenti dan tak pernah terbesit keindahan yang akan menjemputku.

Bayang-bayang itu selalu hadir ditiap tidurku. Sebuah kehidupan yang tak selayaknya manusia laknat seperti aku hidup didalamnya. Sementara aku yang tak pernah akan tahu kenapa aku terlahir dengan keadaan yang mengenaskan seperti ini. Dan aku yang tak pernah tahu, akan takdir yang tercatat ketika aku menjadi segumpal darah yang hanya menunggu cahaya.

Sekat-sekat waktu seakan memisahkan aku dan masa lalu yang amat penuh dengan tawa. Tak lama lagi tak ada sekat yang memisahkan aku dan antara ruang dan waktu yang terus berjalan. Akankah penuh dengan renungan untuk pencarian pendefinisian ruang dan waktu untuk aku dan pencarian sejatinya cinta yang tak kunjung aku temukan. Tak jauh dari angan, aku belum tahu siapa diri ini dan apa tujuan aku terlahir didunia yang sangat merepotkan ini.

Tak ada lagi cahaya bulan yang bersinar ditengah pekatnya awan, dan bintang yang tak lagi menari dengan desiran dan hembusan angin di antariksa pemilik-Nya. Tak lagi aku merasakan angin yang sangat mengigit sampai ketulang dan berakhir benggigil. Selaya kemuraman menyelimuti dilini ruang dan waktu.

Tak ada kabut tipis yang selalu menyapa pipiku ditiap malam yang hampa. Kosong, dan tak berpenghuni lagi. Hanya maut yang seakan mengintaiku dari belakang atau mungkin mendekapku dari depan. Itu saat yang paling aku takutkan, karena aku tak mampu lagi melihat bintang menari dan bulan yang tak begitu purnama ini. Serta kabut yang selalu jadi hiasan ditengah pekatnya awan.

Semuanya begitu rancuh, serancuh gumpalan electron yang tidak lagi berpotensial mengejar dirinya menuju potensial rendah ataupun potensial tinggi. Berhamburan. Bukan partikel yang bersembunyi dibalik langit hitam, bukan pula gelombang yang sedang bergerak lamban. Sama sekali tidak menjelaskan jatidirinya apa. Akan menjadi cahayakah? Atau pekat ditengah kegelapan yang benar-benar buta.

Aku hanya singkat cerita menyimpulkan kenapa kupu-kupu hari kehilangan sayapnya ketika ia terbang hanya untuk menikmati harinya yang hanya dua minggu saja. Aku hanya singkat cerita menyimpulkan kenapa kosmos harus teratur sementara ada beberapa sekte yang akan mengancurkan beberapa galaksi.

KAMELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang