Part IV - Dunia Baru untu Kamuflase

13 2 1
                                    

Suasana barupun aku terima dalam asrama ini, disini aku mengenakan seragam dengan warna yang sangat mencolok dan aku sama sekali kurang nyaman mengenakan pakaian ini. Seragam dengan warna orange dan rok yang amat pendek dan juga kaos kaki panjang di bawah lutut dan sepatu kulit hitam berkilau. Suasana baru ini buat aku merasa canggung, dengan tas tangan berwarna hitam dan jas dengan warna abu-abu yang aku kalungkan di bahuku. Aku berjalan dengan Omku yang mengantarkan aku ke kantor lembaga, disana aku mengamati semua anak yang sedang bergurau di Taman.

Hari pertama aku masuk ke Asrama, seperti biasa aku tidak memiliki teman kecuali Tuhan. Mereka menganggapku aneh, mereka sama sekali tak pernah mengerti apa yang aku lakukan. Mungkin dengan apa yang aku lakukan tidak seperti biasa yang pernah mereka lihat semestinya, karena sikap dan cara jalanku tidak selayaknya dimiliki oleh seorang anak perempuan. Dan aku paling tidak suka mengenakan Rok dengan ukuran yang sangat minim.

Ketika itu pagi hari yang biasa, seorang perempuan datang mendekatiku. Dia menatapku dengan seksama, yang aku rasakan hanya malu dan aku sama sekali tidak nyaman dengan cara dia menatap aku. Kenapa dia menatapku seperti itu? tanyaku dalam batin, diapun semakin mendekatiku.

"Ada apa kau datang kemari? apa kau ingin menghinaku seperti mereka?" aku memperlakukan dia dengan sinis, tapi tak ada jawaban dari mulut tipisnya.

Dia menyentuh rambutku dan membelainya, aku merasakan sedikit risih tapi, aku merasakan ada sesuatu yang aneh pada diriku. Kenapa aku merasa begitu dekat dengannya.

"Apakah kau yang bernama Kamela?"suara yang sangat lembut menyapaku,

"Ya saya Kamela, ada perlu apa kau datang menghampiriku? Kau tahu sendirikan bagaimana aku? seperti apa aku?" aku merasa tidak yakin kalau ada orang yang mau mendekatiku dengan tujuan yang baik.

"Perkenalkan nama saya Bu Martha, saya adalah guru bagian konseling. Saya tahu semuanya tentang kamu. Om bowo kamu menceritakan semuanya ke ibu, dia bilang kamu adalah anak yang sangat manis. Ternyata setelah ibu lihat kau benar-benar cantik."

Aku semakin terpojok dengan perkataan Bu Martha.

"Ya....setelah tahu aku seperti ini pasti ibu akan menjauhi ku seperti guru-guru yang lain!" Dia semakin mendekat

"Kenapa kau selau memikirkan hal yang buruk seperti itu? Ibu Cuma pengen berteman dengan kamu. Apa kau mau?"

Dia menjulurkan tangan kanannya. Ini semua membuatku berfikir apakah dia tidak memanfaatkan aku saja? Tapi ketika aku menatapnya, aku melihat ada kedamaian yang akan membawa aku, senyum yang ia keluarkan seakan memberikan aku sebuah kedamaian. Tanpa sadar aku telah menjulurkan tangan kananku. Aku memperkenalkan diri dengan ramah seperti papa yang ia contohkan kepadaku.

Bu Martha seorang guru psikiater yang menjadi teman ku, dan teman pertama yang mengajak aku berbicara ditempat yang sangat asing bagiku. Dia berusia 30 tahun, dia bercerai dengan suaminya karena tidak bisa memberikan keturunan. Ternyata masih banyak juga lelaki yang tidak setia kepada seorang wanita dan secantik Bu Martha. Aku lihat dia wanita yang sangat cantik yang pernah aku jumpai selama ini. Ya walaupun tidak mengalahkan wajah anggun ibuku sendiri. Dengan rambut hitam dan panjang dan senyum yang selalu dia umbar oleh Bu Martha, ternyata ada luka yang tak ada satupun orang tahu apa isi hatinya. Dekat dengan dia perasaanku semakin tenang, entah apa yang bisa membuat aku akrab dengannya.

Hari-hariku aku jalani dengan semangat yang telah diajarkan Bu Martha kepadaku, ya walaupun aku tidak banyak bicara seperti semasa aku msih kecil. Tapi bu Martha selalu berusaha menjagaku dan tetap setia berteman denganku meskipun kadang sikap yang tidak wajar sering muncul dihadapannya. Pagi ini aku siap menerima pelajaran yang akan diajarkan oleh bu Martha, selain menjadi bimbingan konseling, beliau juga mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Aku setiap hari merindukan senyumannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 10, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KAMELAWhere stories live. Discover now