Part III - Dulu

7 2 0
                                    

Kejadian yang sama sekali tidak aku harapkan. Di sekolah aku dicemooh oleh seorang temanku, pada waktu itu aku masih berada di kelas 3 SD. Dia bilang bahwa akulah pembunuh orang tuaku, dari mana dia tahu apa yang terjadi dengan orang tuaku dimasa lalu, entah apa yang terjadi pada diri ini. Denyut andrenalin yang sangat kencang yang membuat nafas ini terasa sesak dan keringat dingin mengucur deras. Entah apa yang terjadi pada diri ini, apakah aku sakit? entahlah tiba-tiba sepulang sekolah aku membakar tas dan boneka milik mereka. Aku gantung semua barang mereka di pohon belakang sekolah, sungguh nyali yang aku miliki sangat besar oleh seorang anak yang masih berusia 8 tahun. Setelah apa yang aku lakukan ini membuat aku legah, dan nafaspun kembali normal seperti semula. Seperti merasakan suatu kebahagiaan didalam hati. Bukan tertawa keras, hanya tersenyum legah saja setelah melakukan hal ini ke dia.

Setelah kejadian itu surat panggilan sekolah datang kepada omku. Aku dikirimkan ke asrama sekolah oleh omku sendiri, karena permintaan sekolah. Dan mungkin dia sendiri merasa legah tidak lagi merawatku, aku pun juga merasa legah tidak lagi bertemu dengan wajahnya yang sangat menjijikkan itu. Ada kemungkinana lagi dia takut dengan apa yang telah aku lakukan dengannya. Tapi aku bersyukur aku bisa terbebas dengan masalah yang aku alami di rumahnya. Dan aku hanya diam, terserah mereka mau bawa aku kemana, aku sama sekali tak peduli lagi. Sekarang dalam hidupku hanya keterpurukan yang selalu menjadikan hiasan dalam hidup. Sungguh trauma yang sangat berat yang aku peroleh dari perlakuan bejat omku sendiri. Tak pernah ada dalam benakku, bahwa saudara sendiri bisa jadi musuh.

KAMELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang