Ep. 13

3.3K 173 0
                                    

"Yakin saja, pertemuan itu tidak akan salah waktu, salah tempat, apalagi salah orang."

.
.
.
.
.

Iqlima menyandarkan kepalanya kedekat jendela. Pegunungan yang menjulang tinggi dan sawah-sawah yang terhampar luas menemani perjalanan Iqlima ke Semarang. Pemandangan indah ini terasa begitu menenangkan.

Melihat rumput-rumput hijau yang bergoyang karena tertiup angin di luar sana benar-benar mampu membuat seluruh beban pikiran Iqlima lenyap seketika, luruh dengan sejuknya suasana alam yang memaksa Iqlima untuk melupakan segala penat dan letihnya akan dunia ini.

Kereta dengan tujuan akhir Stasiun Semarang Tawang ini melaju dengan kecepatan tinggi. Gadis dengan paras menawan tersebut melirik keadaan sekitarnya. Beberapa orang terlihat tengah tertidur pulas. Begitupun dengan seorang wanita paruh baya yang ada dihadapannya.

TRIING! TRIING!
 Beberapa notifikasi yang masuk ke ponselnya tak ia gubris. Ia sedang tak ingin berurusan dengan siapapun, atau berpura-pura menutup kesedihan nya dengan selalu tersenyum pada semua orang. Kali ini ia harus menghentikannya.
Tangan nya bergerak lincah menekan tombol matikan daya pada benda kotak tersebut.

Dinginnya suhu di dalam kereta akhirnya berhasil membuat Iqlima mengantuk, ia berusaha sekuat tenaga menahannya. Namun matanya terasa berat sekali. Terlebih, beberapa hari ini dia memang tidak punya waktu tidur yang cukup.

Labirin yang gelap, berliuk-liuk, dan rumit. Itu yang ia lihat sekarang.

"Apa ini?" Tanyanya.

Suara-suara aneh terdengar bergemuruh di telinganya. Cermin-cermin besar seukuran tubuhnya terpampang di berbagai sudut. Wanita dengan gaun biru yang telah usang, kantung mata yang lebar, dan polesan make up yang telah pudar dimakan waktu.

Bayangan-bayangan itu yang muncul memenuhi bagian depan cermin.
Lampu-lampu penerangan yang redup bergoyang pelan. Suara-suara decitan terdengar begitu nyaring setiap kali Ia coba membuka ribuan pintu yang terlihat sama sekali tak ada bedanya. Gadis tersebut menangis sejadi-jadinya.

Lalu, tak lama kemudian, siluet seorang pria telah berada dihadapannya. Tangannya mengusap perlahan airmata yang menetes di pipi sang gadis. Seluruh lampu menyala terang satu persatu, Pria tersebut menuntun sang gadis melewati beberapa pintu, dan membantunya menemukan kembali sebuah jalan kehidupan.

"Siapa kamu?" Tanya sang gadis

"Aku..."

"Mohon perhatian, sesaat lagi kereta api Argo Muria akan tiba di stasiun Semarang Tawang. Bagi anda yang akan mengakhiri perjalanan di stasiun Semarang Tawang kami persilahkan untuk mempersiapkan diri. Periksa dan teliti kembali barang bawaan anda jangan sampai ada yang tertinggal. Untuk keselamatan anda tetaplah berada di tempat duduk sampai kereta berhenti dengan sempurna. Terimakasih atas kepercayaan anda menggunakan jasa layanan kereta api Indonesia, sampai jumpa pada perjalanan berikutnya."

Iqlima mengerjapkan matanya berkali-kali. Seorang wanita paruh baya di hadapannya tadi mengusap bahu nya perlahan.

Jadi tadi mimpi? Tanya Iqlima dalam hati.

"Attention please, in few minutes Argo Muria will arrive in Semarang Tawang. To all passengers who ended their trip in Semarang Tawang please prepare your belongings. We remind you to stay in your seat until the train stops. Thank you for using our services and see you on the next trip."

Gadis November [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang