25

10.7K 670 20
                                    


H E R

M I S T A K E



________________________________



Just tell me how can we make its work



________________________________




" its 3 am "





Hatinya berdalih meski sedar pemilik suara itu benar-benar berada dibelakangnya . Jiwa wanitanya yang sedari tadi rapuh dibelai derita kini kekosongan .





Demerez mengeluh berat . Derap langkahnya mendekati tubuh wanita itu yang masih ralik melirik kolam renang dihadapan mereka .



Seinci lagi bahu mereka akan bersentuhan . Namun , Demerez lebih dari sedar soal keenganan Elise untuk berada dekatnya selepas ... apa yang berlaku .




Biar kebisuan menjarakkan mereka . Biar takdir mentertawakan pertemuan mereka . Hanya satu malapetaka . Masing-masing menyakiti diri .




" aku tahu ... sepatutnya aku tak patut buat kau macam tu . I'm guilty . " datar luahan Demerez mengharapkan reaksi namun gagal .



Lambat-lambat Demerez toleh ke kirinya . Menatap sisi wajah Elise yang terlindung dibalik helaian rambutnya .



" you know ... first time aku ... jumpa kau . We met in that club ... just by your appearance ... aku assume kau sama je macam perempuan kat luar tu . But , makin takdir ... dekatkan aku dengan kau ... makin aku nampak the real you . Tough kat luar ... tapi terlalu rapuh di dalam . If I could tell you ...
aku memang nak tengok kau broken . Just like others . Tapi ... belum sempat aku buat apa-apa ... you're already broken inside because of your past . You broke here and there ... and its looked like you never been fixed . Or ... is it your own choice ..."





Elise senyum segaris . Tangan disilangkan ke dada sebelum berpusing . Menghadap lelaki itu .





" what's your point Demerez ? Didn't I disgust you a few hours ago ... or ... you memang jenis pelupa . "



Mata saling bertentang . Mulut terkunci hanya pandangan mata saling berbicarakan bisu .



Bersama hela berat  , Demerez memakaikan selendang biri-biri disekeliling leher Elise . Mengejutkan wanita itu yang langsung tidak perasankan selendang ditangannya sejak tadi .





Segaris senyuman terbit di bibir Demerez ,

" maybe aku memang pelupa "



























Tangan naik ingin mengetuk daun pintu itu namun belum apa-apa dirinya sudah ditegah .




" dia dah keluar " datar ujaran Judah yang sejak semalam dan untuk satu tempoh yang belum diketahui akan tinggal bersama-sama mereka . Satu rumah .



Her Mistake His RegretWhere stories live. Discover now