Coffee Time

1.6K 175 16
                                    









Bahasa Tidak Baku



Pukul 12 tepat! Hanya saat itu aku bisa melihat wajahnya yang sedang duduk di kursi dekat jendela dengan pesanan seperti biasa.

~ • ~


Seorang barista cantik terus melirik jam besar yang ada di cafe, menanti datangnya jam makan siang sembari melayani pengunjung yang mulai ramai.

Dengan rambut gelapnya yang diikat mempermanis penampilan sederhananya, "psst! Dateng tuh gebetan lu" bisik salah seorang rekan kerja yang berdiri tak jauh darinya.

"sutt!" dengan cepat ia mengatur ekspresi wajah sebelum pengunjung yang ia tunggu datang mendekat.

"tolong satu... "

Gadis pekerja tetap itu hanya tersenyum kecil, ia sudah bisa menebak apa yang akan di pesan. Seperti biasa, dengan cake tentunya.

Lelaki di depannya menyodorkan kartu dan tanpa sengaja membuat tangan mereka bersentuhan satu sama lain. "AHEM! modus"

Setelah mendengar ejekkan dengan suara rendah itu membuatnya menunjukkan raut wajah kesal karena takut sang pengunjung paham akan maksud dehaman sengaja itu.

"silahkan ditunggu" ujarnya mengembalikkan kartu juga struk pembelian.

"woi! Gw tuh cerita sama lu biar perasaan gw tenang bukannya makin was-was, bingung ya gw.. Setiap cerita pasti bocor"

"lagian lu pake ekspresi sok malu-malu gitu, gak cocok tau gak. Cewe selebor kayak lu jadi kalem, Bi"

"kadang gw mikir lu itu temen apa musuh gw" Pemilik nama lengkap Hwang Eunbi itu langsung menggerakkan tangannya di mesin ekspresso, meracik kopi hangat yang akan ia sajikan.

"ciehh yang mau nganterin pesanan"

"Dahyun! Lu sekali lagi ngeledek, gw panggang kayak kue!" ancam Eunbi meninggalkan Dahyun yang masih cekikikan melihat sahabatnya yang tengah kasmaran. Mungkin itu adalah salah satu hobinya.

Dengan hati-hati Eunbi meletakkan secangkir kopi dan cake di atas meja, mencuri-curi pandang pada lelaki yang kini masih sibuk dengan ponselnya.

"Hwang Eunbi! Palli!" demi apapun! Eunbi segera menatap tajam ke sumber suara yang mengganggu moment indahnya yang berlangsung singkat.

Membungkuk sedikit, Eunbi langsung menybar tubuh mungil Dahyun. "lu bener-bener yak! Gak bisa liat gw seneng" omelnya, "bukan gitu, kalau lu kelamaan liat ntu orang bisa-bisa ketauan"

"malah kelakuan lu yang bisa aja buat gw ketauan"

"heh, lu tuh tadi ngeliatin dia kayak kucing ngeliat ikan asin di atas meja"

"jadi lu nyamain ntu cogan sama ikan asin?"

"perumpaan Bi! Ih elu mah, jatuh cinta bukannya makin pinter malah makin oon"

"kayak lu pinter aja, inget ye gw itu dua peringkat di atas elu" Eunbi membanggakan diri, "peringkat 22 dari 26 siswa aja bangga lu"

"beneran minta di panggang ya?".

Eunbi menghela nafas setelah orang yang belum ia ketahui namanya itu pergi meninggalkan cangkir kopi yang telah habis setengah juga sepiring cake yang tandas.

Entahlah, meskipun ia hanya bisa memperhatikan dari kejauhan Eunbi sudah tertarik pada laki-laki tersebut. Mengingatkannya pada teman lama yang sempat menjadi cinta pertamanya.

L'Histoire de Sinkook ✔Where stories live. Discover now