Best Luck

1.5K 190 33
                                    

🎼 Best Luck - Chen (EXO) Ost. It's Okay, It's Love

***

04 Mei, 2011

"Besok kita menikah dan kau malah mengajakku ke sini?" Eunbi menendangi pasir dengan jemari kakinya, membuat butiran halus itu beterbangan ke mana-mana.

"Besok kita menikah dan masih banyak hal yang belum aku tahu tentangmu." Balas Jungkook santai.

"Karena itu kau menyeretku kesini?" Eunbi mencebikkan bibir bawahnya. "Hal pertama yang harus kau ketahui, aku tidak terlalu menyukai pantai."

"Aku tahu." Jungkook melangkah mendahului Eunbi dan berjalan mundur, menghadap ke arah gadis itu. "Hanya saja tidak mungkin aku membawamu ke tempat yang lebih jauh lagi dari ini. Aku harus memulangkanmu sebelum pukul sembilan."

"Lalu? Kita akan menikmati matahari terbenam?"

"Kau suka matahari terbit. Aku tahu. Berhentilah protes padaku. Itu tidak akan mengubah apa-apa saat ini."

"Jadi apanya yang tidak kau tahu tentangku, Jeon Jungkook?" Eunbi bertanya malas. "Warna favoritku?"

"Putih," sela Jungkook. "Warna favoritmu adalah putih. Tapi terkadang kau juga menyukai warna-warna lain, berganti tiap hari. Yang ingin aku tahu adalah, alasan-alasan di balik semua yang kau lakukan. Apa yang ada di balik otakmu yang bebal itu?"

Eunbi sudah terlalu kenyang menerima ejekan dari pria itu, jadi sudah lama dia berhenti mengambil pusing dan mengajukan protes sia-sia, memilih untuk mengabaikannya saja.

"Alasan? Tidak ada yang khusus." Eunbi mengendikkan bahu. "Aku bisa sangat menyukai hal-hal remeh yang tidak penting. Warna gedung kampus yang kusam dengan catnya yang terkelupas, warna bunga lili yang masih kuncup di pekarangan rumahmu, atau warna ampas kopi yang tersisa di cangkir yang semalam kuminum. Taruhan, kau tidak akan mengerti."

"Mungkin." Jawab Jungkook mengendikkan bahunya. "Tapi aku bisa memahami satu hal."

"Apa?"

"Bahwa karena kau menyukai banyak hal sederhana, itu berarti kau akan merasa bahagia karena hal-hal yang sederhana pula."

"Sok tahu." Eunbi meninju pelan lengan Jungkook.

"Hm, apa yang membuatmu bahagia?" Tanya Jungkook.

Eunbi terlihat menaruh telunjuknya di dagu, "Secangkir kopi di pagi hari? Sandwich buatan ibu? Bunga krisan yang mekar di kebun? Kaset game terbaru?"

"Tidak," Timpal Jungkook. "Maksudku apa yang paling membuatmu bahagia saat ini?"

"Menikah denganmu." Ucapan itu keluar begitu saja dari mulut Eunbi. Spontan. Impulsif. Dan jelas tidak bisa ditarik kembali. Ia langsung mengalihkan pandangan. Jelas ia tidak sedang menatap laut yang kini bersemburat jingga karena matahari yang perlahan tenggelam. Ia hanya sedang melarikan diri dari tatapan pria itu yang terasa menghujam. Tajam.

Jungkook tersenyum. Menghentikan langkah dan meraih tangan Eunbi untuk menyusupkan jari-jarinya yang panjang dan maskulin ke sela jari Eunbi. Genggaman tangan mereka yang kedua. Aneh bukan? Padahal mereka akan menikah besok.

"Kenapa kau menyukai musim gugur?" Jungkook kembali mengajukan pertanyaan, kali ini berjalan di sampingnya. "Bukankah kau penyuka warna putih? Seharusnya kau menyukai musim salju?"

Eunbi terkekeh pelan. "Karena aku menyukai tone warna pada musim itu. Coklat, kuning, merah. Semuanya tampak tua, seolah berasal dari dimensi lampau. Hujan lebih sering turun, dan aku bisa bergelung di balik selimut sambil meminum sesuatu yang hangat dan membaca buku."

L'Histoire de Sinkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang