RANA 5 - MUSIM SEMI

27 3 2
                                    

Suara Alarm berdering pagi itu, Dimas mengambil jam weaker itu dan mematikannya. Dimas melihat arah jam pukul 6 pagi. Sabtu pagi pertama dengan seorang kekasih di sampingnya yang masih tertidur pulas. Dimas menatap wajah perempuannya yang sangat ayu itu. Dimas bangun dan membuka tirai dan jendela ruangan itu. Kayla yang waktu itu masih tertidur pulas, Dimas sengaja tidak membangunkannya karena alasan tidak tega. Dimas bergegas mandi dan membuatkan susu panas dan roti bakar coklat kesukaan Kayla. Dimas mendekat kearah tubuh Kayla yang terkulai lemas itu. Sembari wajah Dimas mendekat ke wajah Kayla, melayangkan ciuman hangat di kening dan kedua pipinya. Mata Kayla pun bergerak, membuka perlahan.

"Lhoo.. sudah pagi?" Kayla bicara dengan suara paraunya.

"Selamat pagi sayang.... Ayo bangun, kita sarapan bareng." Dimas menarik tangannya agar Kayla lekas bangun dari tidurnya dan menikmati pagi bersama.

"Lekas mandi dan siapkan dirimu buat berangkat kerja sayang. Sekarang hari sabtu, cuman setengah hari saja kita kerjanya. Nanti sehabis pulang kerja kita mampir ke mama ya. Mama selalu menanyakanmu, dia ingin tau kabarmu." Mama Dimas begitu menyukai semua yang ada pada Kayla, semampai tubuhnya, sopan santunnya dan keluguannya. Mama Dimas sudah menganggap keluarga ke Kayla. Lagi-lagi ia mesti teringat anak perempuannya Kirana. Mama Dimas sangat menyayangi Kayla dengan ketulussan.

"Sebelum kesana kita mampir ke toko kue dulu, belikan kue buat mama sama Nenek dirumah." Masih belum lama, Dimas masih dalam keadaan berkabuh, Papa Dimas meninggal dunia dalam keadaan sakit jantung yang menyerang tiba-tiba. Sudah satu bulan ini. Dimas merasa menyesal, karena tidak mempercepat pernikahannya sebelum Papa nya meninggal.

"Iya sayang, aku mandi dulu ya..." Kayla bergegas mandi dan meminum susu yang masih hangat yang Dimas siapkan.

Mereka berdua bergegas menuju mobil dan menuju kantor masing-masing. Sepanjang perjalanan penuh dengan romansa, tetapi tiba-tiba muncul dalam hati Kayla dalam candanya bersama Dimas. Muncul sebuah pertanyaan yang mengentaskan mulutnya yang sumringah, "Apakah ada balasan e-mail hari ini?" suasana beda dalam sekejap. Dimas memperhatikan perubahan wajah Kayla perlahan. Dalam hati Dimas berkata, "Ada apa lagi ini? Kenapa lagi dia?" tak lama Dimas pun menyapa Kayla yang sudah masuk dalam dunianya yang ia fikirkan saat itu.

"Sayang, apa kamu mendengarku?" Dimas bicara lembut kepada Kayla yang waktu itu terdiam dalam lamunan dalamnya. Tak ada jawaban dari bibir Kayla.

"Sayang..." Dimas agak membesarkan volume suaranya, yang membuat Kayla terhentak dan tersadar dari lamunannya.

"Eh.. iya maaf, aku tadi tidak fokus." Kayla menjawab dengan wajah gugupnya.

"Kamu kenapa? Ceritalah, sepertinya ada yang disembunyikan dariku?"

"Sepertinya aku agak kurang enak badan, maaf sayang sudah memuatmu berfikir yang macam." Kayla selalu saja menyembunyikan cerita hatinya di hadapan orang yang ia sayangi itu. Di dalam hati kecil Kayla sesungguhnya apakah dia benar-benar mencintai Dimas. Di dalam hatinya apakah Kayla benar-benar menyayangi Dimas. Kayla tidak tahu itu, yang ada saat ini, Kayla sangat bangga memiliki orang sebaik Dimas, Kayla sangat bahagia memiliki orang yang sangat menyayangi dia, menemani dia dalam keadaan seburuk apapun dan bisa menerima apa adanya dia. Kayla yang labil, Kayla yang temperamen, Kayla yang sensitif, semua itu bisa diterima Dimas dengan lapang dada. Pribadi Kayla sendiri selalu menganggap bahwa dirinya sebenarnya tidak pantas mendapatakan orang sebaik Dimas. Sesekali dia menyalahi sikap arogansinya terhadap Dimas, Dimas hanya membalas dengan sikap lembutnya. Entah perasaan apa yang sekarang berkecamuk dalam hati Kayla, sebuah tanda Tanya besar yang membuatnya seperti ini sepanjang waktu. Memoria masalalu, dan sebuah isak tangis yang tak kunjung henti di sepanjang pergantian musim, sebuah pilu yang tak kunjung bersua di ujung nadir. Disanalah Kayla berasal dan tinggal, tanpa nama yang sampai sekarang tidak ia ketahui asal muasalnya.

KAYLAWhere stories live. Discover now