RANA 8 - SEMAI

35 3 3
                                    

[Nada-nada cinta, Ia semaikan kembali. Utuh hanya untuk cinta]

[Lelaki itu ingin mencurinya, ia ingin mengajak meniti jejak diatas cakrawala, bersama hanimun senja]

Sebuah lilin putih tertata rapi diatas meja. Makanan yang sudah disiapkan Kayla masih mengebul dengan asap yang menari diatasnya. 1 botol Wine berdiri tegak dengan gelas Kristal pemberian orangtua Dimas tertata elegance diatas meja.

Suara air masih deras didalam kamar mandi. Kayla masih membilas tubuhnya. Ia tidak sabar dengan malam yang ia nantikan. Makan malam berdua dengan Bagas.

Sementara, Bagas sudah mempersiapkan dirinya menuju apartemen Kayla. Ia sudah menyiapkan kado special buat Kayla. Ia segera meluncur melihat wajah Kayla yang sangat ia cintai.

Kayla memila pakaian yang ada dilemarinya. Mencari yang pas buat malam ini. Kayla mulai merias wajahnya dan tetap membiaran rambutnya tergerai begitu saja. Ia mengenakan dres baby pink, dengan sepatu peach. Ia mengoles bibirnya dengan lipstick. Kayla sudah siap dan menunggu kedatangan Bagas. Sesekali ia melihat wajahnya dalam cermin. Ia tersenyum tipis.

Suara bel yang ditunggu Kayla akhirnya berbunyi juga. Ia bergegas membuka pintunya. Ia melihat Bagas dengan membawakan satu ikat bunga tulip putih. Dengan tubuhnya yang kekar dan mata yang selalu berkata aku cinta kamu itu lekat menatap kecantikan wajah Kayla.

"Cantik..." Bagas memuji Kayla waktu itu.

Kayla tersenyum, pipinya merona. Ia merasa malam itu adalah malam miliknya dan Bagas. Bagas memasuki ruangan dan duduk dimeja yang sudah tersedia hidangan special untuk Bagas.

"Kamu memiliki selera yang tinggi Kayla." Bagas lagi-lagi tak henti-hentinya memuji Kayla.

"Silahkan dimakan." Kayla mengambilkan makanan untuk Bagas.

Usai memakan hidangan dari Kayla. Bagas mengeluarkan kotak kecil dari balik jasnya. Sebuah cincin berlapis emas putih dan berlian ia tunjukkan ke Kayla.

"Ambil ini, aku akan memakaikan ini dijarimu." Saat itu ia menarik tangan Kayla pelan. Namun jari yang ia maksudkan terselip cincin pertunangannya dengan Dimas.

"Maaf Kayla. Tangan kirimu saja." Kayla hanya diam termangu dan menuruti permintaan Bagas. Kayla mengulurkan tangan kirinya. Dan Bagas memasang cincin itu dijari manis Kayla.

"Ini sebagai tanda rasaku ke kamu. Pakailah.." Bagas berbicara sedemikian tanpa merasa bersalah kepada Dimas. Dibenaknya saat ini, tanpa memiliki Kayla dengan utuh menurutnya tidak mengapa. Hatinya masih hidup dihati Kayla. Dan Bagas sangat tahu itu.

Ia kembali berbicara berdua, kali ini mereka berada dibalkon. Dengan secangkir anggur ditangannya masing-masing.

"Setelah ini kamu menikah. Jadilah seorang istri yang baik. Dan lakukan yang terbaik untuknya." Bagas berkata seolah tidak pernah terjadi apapun dihatinya.

"Kamu mengapa berkata demikian? Tidakkan sakit hatimu. Dengan berberkata seperti itu, kamu terlihat sedikit egois dengan dirimu sendiri." Kayla menyadari bahwa ada kecamuk dalam hati Bagas.

"Kita sudah memiliki cerita yang panjang dibelakang. Sudah 15 tahun ini kita terpisah. Tapi jujur, denganrasa rindu yang sangat besar bersarang disini. Aku sudah terbiasa memiliki kamu disini. Itu artinya, kamu masih ada disini." Matanya sedikit basah, hanya saja ia menahan. Bukan egois saja yang ia miliki, tapi rasa gengsinya tetap saja sama sejak kecil.

"kenapa kamu tidak ingin menghentikan pernikahanku? Kenapa harus berkata hal yang sangat tidak masuk akal. Dimanapun orang mencintai dia harus memiliki. Kalau itu tidak terjadi, maka tidak terjadi pula proses saling mencintai. Dan artinya, itu bertepuk sebelah tangan. Tanpa ada bunyi dan suara. Hanya ada dalam angan-angan saja dan tidak akan pernah nyata. Tapi kamu sangat terlambat Bagas. Aku sendiripun sangat tidak tahu apa-apa yang terjadi sejauh ini. Seperti mayat hidup saja, menjalani hari tanpa arti. Aku dicintai tanpa pernah mencintai." Kayla meneguk minumannya.

KAYLAWhere stories live. Discover now