EPILOG

26 3 2
                                    

Inilah cakrawala kisah. Tiap rana kasih memiliki cerita. Perjalanan yang cukup melelahkan ini, akhirnya berakhir dengan apa yang dikatakan hati. Sebagai manusia harus berani menjadi pohon oak yang menantang kencangnya angin. Walaupun tiap saat ia meranggas hanya untuk bertahan.

Semesta raya bersenandung indah. Pada akhirnya derita akan terselesaikan. Mereka sambut bahagia menyerta. Dengan cinta dan ketulusan. Tanpa ada beban dibilik hati masing-masing. Hidup dengan kesederhanaan kata. Menjadikan titik awal menuju puncak kebahagiaan.

Saat ini keduanya mengadu rasa. Menitikan kaki diatas pelangi. Rana tiap kisah memiliki makna dan satu tujuan bahagia.

***

Di jantung dari dua pentacles adalah perasaan fleksibilitas. Pentacles mewakili elemen bumi. Dalam bidang ini setelah itu, perhatian kita letakkan ke landasan efek, dan hal-hal yang bersifat fisik. Namun, kita melihat ini dalam gelombang air yang berombak-ombak pusing di altar belakang. Selanjutnya melihat lemniscate menonjol melilit masing-masing pentacles. Fisik dari pentacles (stabilitas, bumi) disandingkan dengan lebih berwujud air dan tak terbatas adalah pesan yang jelas dari kombinasi dan penyatuan tingkat energi. Dia sedang memikirkan kendaraan yang akan memindahkannya ke yang terbesar, paling seimbang dan terpanjang abadi. Energik tidak dapat diciptakan atau dihancurkan itu akan selamanya bergerak demikian. Pada akhirnya berada dititik koreksi. Yang menunjukkan sifat intuitif dalam memegang solusi konfliknya.

Kayla

Matahari masih jauh dibawah kaki langit.

Kita menikmati partikel-partikel kecil rasa ini.

Melewati beberapa labirin yang sulit kita prediksi.

Kita sesekali menengadah menikmati gumpalan bunga bunga salju yang berjatuhan dengan lembut. Dalam dingin kita hangat.

Ketika bulan bersahaja bersama malam-malamnya.

Lalu lunar kita tenggelam dalam dahsyatnya malam yang istimewah. Bersama. Berdua.

Seolah kita kayak dalam arung.

Kita ikuti arus yang sangat hebat menghantam.

Kita nikmati lagi dan lagi sendandung alegi.

Kami merasa antisipasi, kupu-kupu dalam perut kita berdebar-debar, dan prickles kulit kita dengan kegembiraan ... perjalanan kita sedang berlangsung.

Kami tak terbendung.

Namun, seiring dengan gairah ini datang impetuousness

kami tidak membuat rencana, atau tidak memberikan pemikiran untuk kemungkinan komplikasi sepanjang jalan. Senang bisa melakukan sesuatu yang berbeda , kami membabi buta menetapkan dimana semua yang lain mungkin takut untuk melangkah.

Bagas..

KAYLAWhere stories live. Discover now