FARAREFIA Part 2

403 28 0
                                    




          

KRINGGG!!! Pukul 10.00 bel istirahat berbunyi, murid-murid di ruang kelas XI IPS 2 mulai kasak-kusuk, bukan untuk keluar dari kelas dan berlari tidak sabar menuju kantin, tapi untuk saling lirik menyalin jawaban ulangan sejarah yang belum mereka kerjakan semua, mencuri kesempatan pada detik-detik terakhir sebelum Pak Tobi berkeliling kelas dan mengambil jawaban mereka satu-persatu.

Sementara di sudut kelas itu, tiga orang laki-laki juga sedang sibuk saling berbisik, namun bukan untuk menanyakan jawaban seperti yang lain.

"Ugh ... udaranya langsung berubah." Seru Cakka dalam bisikan yang cukup keras untuk didengar oleh Alvin dan Gabriel. Dia sendiri sudah menutup mulutnya dengan satu tangan.

"Aduh ... gue mau muntah, gue duluan...," Gabriel ikut berseru dan segera berjalan cepat ke depan kelas mengumpulkan kertas jawabannya, membuat semua mata anak-anak memandangnya kagum. Jelas saja, jarang sekali ada anak yang bisa mengumpulkan ulangan sejarah ke meja Pak Tobi, biasanya Pak Tobilah yang harus berkeliling kelas mengabilnya, saking susahnya soal ulangan hingga sampai saat terakhirpun masih ada soal yang belum terjawab.

Seperti murid-muridnya yang lain, Pak Tobi agak melongo sebentar, tapi kemudian buru-buru menatap kertas yang disodorkan Gabriel, tindakan yang justru membuatnya semakin membulatkan matanya.

"Ugh, gue juga udahan aja, udah selesai ini." Kali ini Alvin yang menuju meja Pak Tobi dan mengumpulkan kertas jawabannya.

"Kenapa gue selalu yang ditinggal, sih." Gerutu Cakka sambil berdiri dan menyusul Alvin.

Anak-anak yang lain makin terkaget dengan tindakan tiga anak baru yang kembar itu, apakah mereka sangat pintar, ataukah sangat bodoh hingga mereka tidak bisa mengerjakan satupun lalu pasrah dengan nilai mereka. Anak-anak itu masih terdiam di tempatnya masing-masing, mereka baru sadar bahwa mereka sudah membuang waktu saat Pak Tobi berseru keras, "Yak, waktu tambahan untuk nyontek sudah selesai, sekarang kumpulkan, sebelum saya yang ambil sendiri ke bangku kalian."

***

"Gabriel mana ?" Tanya Cakka begitu dia sudah di luar kelas dan bertemu dengan Alvin.

"Kenapa pake nanya, sih? kan lo bisa tau sendiri." Jawab Alvin.

"Woelah Alvin, kan basa-basi dikit gitu, lagian ya di sini tuh orang-orangnya nggak bisa telepati." Balas Cakka.

"Iya Cakka gue tau, tapi kan lo bisa." Jawab Alvin lagi tampak agak kesal.

"Iya iya ribet deh lo, Vin." Balas Cakka sementara dia berkonsentrasi dengan pikirannya. "Gabriel abis muntah di kamar mandi, udah ga tahan katanya, jadi dia nggak nungguin kita, terus sekarang..."

"Dia lagi keliling sekolah nyari orang itu, dan dia nyuruh kita buat berpencar biar cepet." Potong Alvin. "Please ya, Cak, gue juga udah tau, nggak usah lo omongin lagi ke gue." Tambahnya.

Cakka nyengir mendengar apa yang baru saja Alvin katakan, "Hehe yaudah, ya, gue nyari dia ke kantin." Ucapnya.

"Iya, gue tau lo mau nyari es jeruk lagi." Balas Alvin datar.

***

KRINGGG!!! Begitu bel istirahat berbunyi Pak Duta segera menutup pelajarannya dan mengucapkan salam. Tanpa menunggu Pak Duta yang sedang membereskan bukunya, siswa XI IPA 2 sudah mendahuluinya keluar kelas menuju kantin.

"Eh, Yo, mau ikut main nggak?" Tanya Debo pada Rio.

"Main apa?" Tanya Rio balik.

"Basket lah, mumpung lapangan masih kosong tuh, belum dipake anak lain main futsal." Jawab Debo.

FARAREFIADonde viven las historias. Descúbrelo ahora