FARAREFIA Part 10

323 23 0
                                    




Halo, sebenernya part 10 nya nggak ketemu, jadinya aku ketik ulang buat part 10 nya. Aku yakin banget ini beda sama part 10 yang dulu pernah aku post, tapi kurang lebih garis besarnya sama lah ya.


Happy reading :)


          

Debo memainkan bola basketnya dengan bersemangat, tidak seperti kemarin-kemarin, kini hatinya sudah sangat lega melihat Ify telah dengan leluasa bisa berdekatan dengan Rio tanpa perlu takut dirinya akan marah.

Debo menoleh ke sudut lapangan, melihat seorang gadis yang kini memenuhi pikirannya. Dia tersenyum, lantas melemparkan bola basketnya ke arah gadis itu.

"Tangkep, Ik!" perintah Debo.

Oik terlonjak di tempatnya, buru-buru berdiri untuk bersiap menangkap bola yang telah dilempar oleh Debo.

Debo tertawa di tempatnya. Dia baru menyadari bahwa Oik sangat lucu. Sekarang dia justru bingung kenapa dia baru menyadari betapa menggemaskannya gadis itu.

"Kak Debo, nih, ngagetin aja," gerutu Oik kesal.

Debo mengubah tawanya menjadi senyuman lembut, lalu menarik tangan Oik hingga menuju lapangan, "temenin main basket, yuk. Mau nggak?"

"Eh, tapi Oik nggak bisa main basket," jawab Oik polos.

"Makanya ini mau diajarin," balas Debo. "Mau nggak?"

Oik menunduk, tapi masih terlihat jelas wajahnya yang merona merah.

Aih, rasanya Debo bisa menebak perasaan malu gadis itu. Oik benar-benar mudah ditebak.

"Jadi, mau nggak?" ulangnya.

Oik megangkat kepalanya, lantas menganggukkan kepala.

Debo mengambil bola basketnya dari tangan Oik, menunjukkan cara men-dribble bola, "bolanya didorong, ya, Ik, jangan dipukul. Coba, deh."

Oik mengambil bola yang disodorkan Debo, mencoba melakukan seperti yang ditunjukkan oleh Debo. Namun, alih-alih men-dribble dengan halus, Oik justru memukul-mukul bola basket yang terpantul itu dengan telapak tangan yang tegang.

Debo tersenyum, menggerakkan tangannya di sebelah tangan Oik, menyuruh Oik untuk menggerakkan tangannya sesuai dengan yang ditunjukkan. "Coba tangannya jangan sekedar dinaik turunin, coba bikin kayak agak muter, biar ada dorongan ke bawahnya."

Perlahan Oik mulai bisa men-dribble bola basketnya dengan benar, dan ketika dia telah berhasil melakukannya, dia pun bersorak senang.

Sebuah sorakan kegembiraan yang membuat Debo mampu tersenyum lebar juga.

.

***

.

Debo dan Oik baru saja tiba di kantin saat melihat Agni dan Cakka sedang duduk bersama di sebuah meja.

"Woy, Ag." Debo menyapa Agni sambil menepuk bahunya, lantas mengambil tempat di sebelah sahabatnya itu.

Sementara Oik tersenyum sopan pada Agni dan Cakka, lalu duduk di hadapan Debo.

"Ah lo ngagetin aja," ujar Agni.

"Muka lo nggak ada kaget-kagetnya," cibir Debo.

Agni berdecih, masa bodo dengan celotehan Debo, lalu melanjutkan makannya.

"Wah Agni udah bisa makan berdua cowok nih sekarang?" goda Debo seraya melirik Cakka yang dikenalinya sebagai salah satu dari murid baru yang kembar tiga itu.

FARAREFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang