Chapter 7

20.6K 1.9K 23
                                    

Namjoon hanya bisa menghela nafas melihat dongsaengnya yang dari tadi pagi memelas di ruangannya.

Kim Taehyung seperti kehilangan nyawa saat dia tiba di kantor pagi tadi. Kantung matanya besar, pakaiannya berantakan dan kulitnya pucat. Namjoon segera memasukkan dongsaeng nya itu ke ruangan sebelum banyak karyawan yang melihat CEO mereka terlihat tidak cakap untuk memimpin perusahaan sebesar itu.

"Namjoonie hyung, ingatkan aku untuk tidak minum alkohol lagi. Mulai sekarang aku hanya akan minum Coke. Coca cola forever! Ah.. ottoke..", Taehyung merengek sambil membenturkan kepalanya ke meja kerjanya.
Tiba-tiba ia meringis pelan 'Ah...perutku..', sakit di perutnya semakin parah. Ia berusaha meredam nya dengan menggigit bibirnya, tangan kanan menekan bagian atas perutnya. Keringat sudah membasahi keningnya. Ia tahu pola makannya tidak teratur akhir-akhir ini ditambah lagi stress karena masalah perusahaan cabangnya di Jeju sejak beberapa minggu terakhir.

"Kau memang pabo. Bagaimana kau mau mengambil hati Jeonggukie kalau kau seceroboh ini?", Namjoon hanya menggeleng kepala. Tidak sadar kalau dongsaengnya sedang menahan sakit.
Taehyung sudah cerita apa yang terjadi semalam pada Namjoon, vice president dari Kim Enterprise. Hanya Jimin dan Namjoon yang tahu soal Jeongguk dan Taehyung. Termasuk rahasia masa kecil mereka yang Taehyung simpan dari istrinya.
"Ah Hyung, tidak perlu menyiram air gula ke luka kan?", Taehyung semakin merengek, berusaha agar tidak terlihat sedang kesakitan.
"Air garam, Tae.", Namjoon hanya bisa menggeleng melihat kelakuan dongsaengnya. Seperti tombol switch yang bisa ditekan kapan saja, kepribadian Taehyung sangatlah berbeda jika ia sedang berbicara tentang pekerjaan dibanding dengan pribadinya sebagai seorang pria normal biasa. Ia sangat tahu kapan ia harus menjadi CEO Kim dan kapan ia menjadi seorang pria normal bernama Kim Taehyung.
Telepon intercomnya berdering, suara Soohee sang sekretaris, terdengar di ruangan itu.
"Mr. Kim, Mr. Park ingin menemui anda."
Taehyung mengerang. "Apakah hari ini adalah hari gerakan bully Taehyungie?"
"Soohee-sshi, tolong bilang pada Jimin, aku ada meeting penting dengan Namjoonie hyung.", Taehyung berbohong, namun sedetik kemudian pintu ruangannya sudah berdebam terbuka dan Park Jimin masuk dengan elegansinya ke dalam ruangan itu.
"Park Jimin, kalau pintu ruanganku rusak lagi, kau harus ganti dengan pintu berlapis emas!", ancam Taehyung yang hanya dibalas Jimin dengan memutar bola matanya.

"Tae, apa kau sudah mendengar gosip yang beredar di seantero Seoul?", Jimin duduk di sebelah Namjoon setelah memeluknya singkat.
Taehyung menggeleng tidak peduli. Dia kembali meletakkan kepalanya di meja, sambil menghela nafas panjang membayangkan Ggukie-nya yang mungkin sekarang makin membencinya. Sakit di perutnya semakin menjadi. Ia hanya berharap stok obat pereda nyeri masih tersisa di laci mejanya.
"Kau tahu aku tidak pernah peduli gosip, Chim." Tae bergumam namun baik Namjoon atau Jimin mendengar dengan jelas.

"Well, gosip sudah beredar kalau kau sudah menikah diam-diam dan kalian hanya menikah untuk bisnis.", Jimin menjelaskan.

Jimin adalah pemilik dari Park Art & Ent. Perusahaan yang bergerak di dunia seni dan hiburan, sekaligus pemilik grup sosialita nomor satu di Seoul. Itulah kenapa dia selalu terpapar oleh gosip-gosip yang beredar di kalangan atas.
"Dan jangan pikir drama yang kau lakukan di kantin kampus Jeongguk tidak tercium oleh media. Aku harus membungkam semua wartawan haus uang itu dan beberapa mahasiswa menyebalkan.", Jimin berkata sebal.

"Lalu?", Taehyung berlagak menguap bosan.

"Yah! Kim Taehyung! Tidakkah kau mengerti beratnya situasi ini? Reputasimu selama ini sebagai bachelor paling diinginkan yang tidak pernah terkena gosip sekarang hancur oleh gosip ini. Tidakkah kau akan melakukan sesuatu?", Jimin hampir naik darah.

"No. Try again. Aku berbuat sesuatu atau aku tidak berbuat apapun, gosip itu akan selalu ada, Chim. So, why bother?", Taehyung duduk tegak, posturnya tegap tapi santai, menatap tajam Jimin di seberang ruangan dengan kedua matanya. Nada bicaranya tidak meninggalkan adanya ruang untuk membantah. Nada yang biasa ia gunakan sebagai CEO Kim.
Mata Jimin menangkap ada yang aneh dengan sahabatnya itu, Taehyung terlihat sangat pucat dengan keringat yang sudah membasahi keningnya. Meskipun Taehyung menggunakan nada bicara yang tegas, Jimin sadar suara Tae agak bergetar.

"Taehyung-ah, kau tidak apa-?"
Namjoon yang daritadi hanya mendengarkan, berdeham untuk menarik perhatian kedua sahabat yang saling tatap.
"Taehyung-ah, aku rasa aku mengerti dampak jangka panjang dari gosip yang dibicarakan oleh Jimin-ah.", Jimin baru akan bertanya namun tidak jadi karena Namjoon sepertinya akan mengatakan hal yang penting. Tapi ia tidak mengalihkan pandangannya dari sahabatnya itu.
"Hyung, aku tidak peduli jika ini berdampak buruk untukku."
"Dengar, di luar sana banyak sekali pihak yang ingin kau jatuh. Situasi seperti ini adalah satu-satunya kesempatan yang mereka tunggu. Mereka akan menggali gosip ini lebih dalam, dan bukan tidak mungkin mereka akan menemukan hubunganmu dengan Jeongguk. Kau tahu apa yang akan mereka lakukan jika ia berhasil menemukan Jeongguk."
"Tidak! Hyung, itu tidak mungkin.", Taehyung menggeleng tidak percaya. Namun dalam hati, ia tahu perkataan Namjoon benar. Hyungnya itu selalu benar. Dan Taehyung takut akan semua kebenaran di balik semua ucapan hyungnya itu.
"Kau tahu ini mungkin, Tae. Kau tahu Moon dan anak buahnya cepat atau lambat akan mencapai Jeongguk.", Namjoon menatap matanya yakin.
Permusuhan Taehyung dan Moon Juwon sudah dimulai sejak mereka belum lahir. Moon Ent. selalu menjadi perusahaan nomor dua setelah Moon Ent. Rival keduanya sudah dimulai sejak zaman ayah mereka. Kerajaan bisnis yang dibangun oleh ayah Taehyung tidak tergoyahkan bahkan semakin maju saat dipegang oleh Taehyung. Kemajuan dan setiap inovasi baru inilah yang selalu membuat Moon menggunakan segala cara untuk menjatuhkan Kim. Termasuk cara-cara licik di luar bisnis. Sampai suatu kala, Taehyung kecil pernah kecelakaan parah karena ulah mereka.

Arranged Marriage? Hell No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang