Sasha's POV - 2

5.2K 282 4
                                    

Pelajaran yang paling santai bagi anak-anak adalah olahraga.Ya walaupun resiko nya tekor tapi seengga nya ini gak mikir pusing-pusing.Setelah ganti baju olahraga,gue dan teman gue,Fia,pergi ke lapangan dan duduk ngumpul sama yang lain sementara beberapa orang masih ganti baju.

"Sha anak kelas delapan yang ganteng menurut lo siapa?" tanya dia sambil melihat ke sisi kiri lapangan da nada anak kelas 8 yang jadwalnya sama seperti kita lagi main bola.Gue melihat cowok-cowok nya dan ada Angga yang lagi menendang bola.

"Itu" kata gue datar sambil ngangguk kearah dia.

"Ooh iya iya anjir..sayang,adek kelas" jawab dia dilanjuti tawa dan gue hanya tersenyum.

Sayang , adek kelas

Beberapa menit kemudian,kita bersiap untuk pemanasan.Sambil membuat barisan,mata gue tertuju ke kumpulan anak kelas 8 dan sialnya,Angga nengok ke gue dan kita eye contact.Gue langsung nengok kearah lain seakan-akan gue cuma ngeliat sekeliling.Selama olahraga berlangsung,gue gak liatin Angga lagi.Tapi giliran udah selesai,gue balik ke kelas dan liatin dia dari balkon.Angga dan teman-temannya lagi tes basket.Angga udah buka baju olahraga nya dan sekarang pake kaos hitam biasa.Leher dia terlihat mengkilap oleh keringatnya dan dia terus mengusap rambutnya,membuat lebih berantakan dan cukup membuat kaki gue lemas.

"mati gue Dan" kata gue ketika merasakan Dania berdiri di samping gue.

"Kenap- OH ASTAGA" Dania memegang pundak gue

Setelah kita berdua ngeliatin anak kelas 8 tes basket dan gue udah kepanasan gara-gara dua hal,kita balik ke kelas dan pergi ganti baju.

"Kantin yuk Sha" ajak Rio setelah gue kembali ke kelas

"Udah ada siapa aja?"

"Banyak.gebetan lo juga di kantin" kata Rio sambil senyum dan Dania nahan ketawa.

"Bukan gebetan" kata gue datar sambil jalan menuju pintu.

"Alah Sasha ngeliatin tadi puas banget ya,Dan?" ledek Rio dan Dania ketawa lepas. Kita bertiga akhirnya ke kantin dan duduk bareng Nayla,Akbar dan 8 orang lainnya.

"Sha tadi liat Angga gak?" tanya Nayla pelan sambil memajukan badannya sedikit agar gue bisa mendengar.

"Liat"

"Gakuat gue.lo gak salah pilih gebetan"

"Bukan gebetan" bisik gue balik tapi terlalu kenceng dan Akbar ngeliatin gue dengan menaikkan alisnya.

"Sasha bisa suka sama orang?"

"Masih normal dia,Bar" kata Dania sambil nyenggol Akbar.

"Siapa sih?" Akbar melihat kiri kanan

"Kepo amat" akhirnya gue beranjak dari kursi untuk membeli makanan.Gue ke kios nasi uduk dan sambil menunggu,Angga tiba-tiba masuk kios nya juga.Tinggi gue gaada apa-apa nya dibanding dia.Gue cuma sampe lengan dia bagian atas.Gue menahan mata gue untuk tidak menjalar ke tubuh dia. Ibu-ibu penjual memberikan piring berisi nasi uduk gue dan sekalian kembalian.Gue mengucapkan terimakasih dan sadar kalo gue harus bilang permisi ke Angga karena dia menghalangi pintu kios nya.

"Misi" kata gue pelan.

Dia gak denger.

Gue reflek nepuk lengan dia biar minggir sambil bilang permisi dan dia akhirnya geser. Sampai diluar kios,gue mengeluarkan nafas lega.Gue balik ke tempat duduk dan teman-teman gue udah berbincang seperti biasanya.

"Muka lo merah gitu?" kata Rio sambil menyuap makanannya.

"Panas" kata gue sambil menghindar eye contact dengan siapa-siapa

"Basi alesan lo,Sha" kata Nayla sambil ketawa

"Udah elah" jawab gue pelan dan mereka langsung ngomongin kejadian Angga dan gue tadi di kios.

Ya hari-hari gue berjalan seperti biasa.Ngerjain tugas kapanpun ada waktu luang,ngelatin dia dari jendela kelas,dengerin curhatan Nayla dan Dania,berantem sama kak Alvin dirumah.

Sampai guru IPS menyuruh kita untuk bikin kliping tentang bab yang sama sekali gaada di buku kelas Sembilan.Kata nya sih buat persiapan ujian sekolah..tapi kan masih lama? Yasudahlah jalanin aja.

Ketika bel tanda pulang untuk kelas sembilan berbunyi,gue baru tau temen-temen sekelas mau pinjem buku ke kelas 8.

"Sha lo gak pinjem buku?" tanya Aya yang merapihkan barang bawaannya

"Gue cari di internet aja deh"

"Cari aja dulu yuk bareng gue sama Fia" ajak dia dan akhirnya gue ikut.Dania dan Nayla udah pulang duluan dan mereka udah dapet buku.Kak Alvin juga mana sih lama banget jemputnya huft.

Gue ikutin Aya dan Fia dari belakang.Kita keliling lantai atas dan gaada yang mau pinjemin buku IPS mereka.Aya memohon-mohon dan akhirnya dikasih.

"Yuk Sha sekarang cari buat lo" kata Aya

"Fia?"

"Gue udah dapet hehe.gue cuma nemenin kalian"

"Oalah.gue gak masalah sih kalau engga dapet" ngeles gue karena gue males keliling lagi.

"Sha itu coba tanya" kata Aya menghiraukan gue.Aya menunjuk ke pintu kelas yang di depannya ada Angga yang udah memperhatikan kita bertiga.

"Hah..erm..gausah" kata gue pelan tapi kaki gue kenapa malah tetap melaju kesana? ADUH LATISHA WIANDRA PLIS DEH.

Gue berdebat dengan diri sendiri dalam hati.

Tanya atau engga?

Angga terlihat menahan senyumnya dan gue sadar kalo selama jalan gue cuma liatin dia.

"Eh ada yang bawa buku IPS gak?" tanya gue sesampainya di hadapan dia yang lagi bersandar di depan pintu kelasnya.Gue menatap matanya dan dia juga menatap mata gue.Gue yakin mata gue juga gak ada apa-apanya sama mata dia yang berwarna full cokelat ini.Bukan hazel,dan bukan cokelat gelap.Tapi asli seperti cokelat yang makanan.Hidung dia benar-benar mancung dan kulit dia gelap,tapi bukan yang dekil.Bukan tan juga.

Kalau di deskripsikan ya kira-kira sawo kematengan.

"Oh..bukan di kelas ini" jawab dia dengan senyuman kecil

"Oh yaudah makasih ya" kata gue terlalu cepat dan gue langsung lanjut jalan.Jantung gue berdebar-debar dengan sendirinya.Gue pengen natap mata dia lagi.Gue mengeluarkan hp gue dari kantong baju dan Alvin udah nelfon.

"Gua udah di depan nih.cepet" kak Alvin langsung mematikan hp nya.

"Eh gue udah dijemput.Duluan ya" kata gue ke Aya dan Fia.

"Oke Sha"

"Bye" kata mereka berdua dan gue memberikan senyuman lalu cepat-cepat turun ke bawah.

Sesampainya di mobil kak Alvin,gue ngos-ngosan sendiri.

"Kenapa lo?"

"Lo nyuruh gue cepet kan?" kata gue sambil mengenakan sabuk.

"Kaki lo sampe gemetaran gitu" kak Alvin memegang lutut gue supaya berhenti bergetar.Aduh malu nya tingkat dewa.

"A-aku belom makan" kata gue dengan alasan yang mungkin dipercaya kak Alvin.

"Yaampun Sha.Maag tuh sakit loh.Gue beliin makan dulu deh.Mau apa?" ya seketika dia jadi perhatian.

"Engga gausah"

"Kadang lo emang kayak gue ya keras kepala nya" Kak Alvin menggeleng kepala nya dan dia muter kearah lain dan berhenti di sebuah mini market.Gue tunggu di mobil dan dia balik membawa roti dan jus.

"Makasih" kata gue pelan.

Jadi repotin orang gini gara-gara gue deg-degan setelah ngomong sama Angga.

Duh gue harus ngelupain itu cowok.Dia gak baik buat gue dan gue gak cukup untuk dia.

To be continued...

Cinta Sebatas JendelaWhere stories live. Discover now